Dada Erland terasa sesak. Dia lantas bangkit dengan cepat, dan tanpa mengatakan apapun pada Bram, Erland meninggalkan Bram. Dia pergi menuju pintu keluar Rumah Sakit. Entah apa yang akan dia lakukan sekarang.
Erland pergi menuju sebuah kursi di sebuah taman yang masih berada di area Rumah Sakit. Jalanan tampak padat. Wajar saja, Rumah Sakit itu adalah Rumah Sakit terdekat dengan pintu keluar tol. Namun, entahlah keramaian itu tetap tak menggerakan hati Erland yang seketika menjadi terasa kosong.
Erland menatap ke arah mana saja yang tertangkap oleh pandangannya tetapi tetap saja semua terasa kosong. Pikirannya mendadak buntu, dia tak tahu langkah apa yang akan dia lakukan.