"Maafkan aku," ucap Briel seraya memeluk Erland dari belakang, sontak Erland pun terdiam sejenak. Erland menghela napas.
"Lepaskan!" ucap Erland seraya mencoba melepaskan tangan Briel yang memeluk perutnya. Namun, Briel tetap tak melepaskan tangannya. Dia justru memeluk Erland lebih erat.
"Maafkan aku atas kelancangan ku dalam memutuskan sesuatu yang melibatkan kehidupan mu. Tapi, kamu salah besar ketika menganggap aku ingin menjatuhkan harga dirimu, aku tak pernah berniat seperti itu. Aku justru ingin harga dirimu di pandang tinggi oleh orang lain, karena itu aku berpikir ingin membantumu untuk melakukan apa yang kamu inginkan. Aku mungkin bersalah, aku tahu caraku dalam menyenangkan mu memang telah menyinggungmu, tapi bisakah kamu memahamiku, bahwa aku hanya ingin kamu berdiri di atas kakimu sendiri, aku tak ingin kamu melakukan sesuatu atas tekanan dari orang lain," ucap Briel.
Erland masih diam saja, dia mencoba memahami kata-kata Briel.