"Tapi aku tak bisa menerima pria yang sengaja masuk ke dalam hidupku, dan berpura-pura mencintaiku demi mengambil banyak keuntungan dariku, aku tak suka dimanfaatkan! Aku sangat muak denganmu, aku ingin bercerai denganmu!" teriak Briel sontak Erland menghentikan langkahnya.
"Apa maksudmu?" tanya Erland bingung ketika dirinya mulai berbalik menatap Briel.
Briel bangkit dari duduknya, dia bergegas menuju laci meja riasnya dan mengambil sebuah amplop cokelat dari dalam laci tersebut.
Erland hanya diam penuh kebingungan melihat Briel yang mulai kembali menghampirinya.
"Kalian semua mempermainkanku!" geram Briel.
Plak!
Briel melemparkan amplop cokelat di tangannya ke dada Erland sontak Erland mengambil amplop tersebut.
"Apa maksudmu? Apa ini?" tanya Erland.
"Beberapa bulan yang lalu, apa yang kamu lakukan dengan papiku di belakangku, ha? Tak ingatkah dirimu? Apa kamu pikir aku ini seharga dengan apa yang kamu dapatkan dari kesepakatan itu?" teriak Briel penuh amarah.