Erland pun menatap Briel dengan lekat. Jantungnya berdebar melihat tatapan Briel yang tampak sedih.
"Biasa saja," ucap Briel seraya memalingkan wajahnya lagi sontak Erland pun merasa kecewa. Sungguh, jawaban Briel adalah jawaban yang tak sesuai harapannya, bahkan sedikit melukai perasaannya. Bagaimana bisa Briel tak merindukannya di saat dia begitu merindukan Briel? Bahkan jika memungkinkan, saat ini Erland ingin memeluk Briel. Sayangnya, Erland terlalu takut melakukannya karena melihat Briel tampak acuh.
"Aku akan menginap," ucap Erland mencoba mengalihkan pembahasan sebelumnya.
"Hem... Aku sudah tahu," ucap Briel.
"Aku akan tidur denganmu, di kamarmu," ucap Erland.
"Ya, tentu saja. Kamu punya hak untuk itu," ucap Briel membuat Erland sedikit terkejut. Ya, terkejut mendengar jawaban Briel yang sebelumnya dia pikir Briel akan menolak kehadirannya.
"Jadi, apa aku boleh tidur denganmu?" tanya Erland.
"Hem..." gumam Briel seraya menganggukkan kepalanya.