"Siapa yang memukulmu? Apakah Papi?" tanya Briel sontak Erland menatap Briel.
Erland menatap lekat mata Briel, tatapan Briel terlihat tak sedingin sebelumnya, kini justru terlihat adanya kecemasan dalam tatapan Briel.
'Apa dia mencemaskanku?' batin Erland.
Mama Erland berdehem, dia mengatakan akan keluar sebentar. Dia pun meninggalkan Erland dan Briel di dalam ruang rawat tersebut.
Erland mendekati Briel, dia duduk kembali di dekat Briel.
"Apa kamu mencemaskanku?" tanya Erland.
Briel menghela napas. Dia tak mengatakan apapun.
Erland tersenyum kecil.
"Aku baik-baik saja, dan kamu melihatnya sendiri 'kan? Lagi pula, lukaku tak seberapa dari pada luka yang kamu rasakan. Aku menyesalkan kejadian buruk ini, Briel. Entah bagaimana caraku menjelaskannya, aku pun sangat terluka. Terlebih, semua ini terjadi atas kesalahanku," ucap Erland seraya menundukkan kepalanya.