Erland berusaha untuk bangun. Dia yakin, kini wajahnya tampak mengenaskan.
Erland menghampiri Bram, dia menatap Bram dengan berani. Hal itu membuat Bram merasa semakin muak melihat wajah Erland.
"Apa sudah cukup memaki dan menghajarku? Jika belum maka lakukan saja! Tapi, jangan Papi pikir aku juga akan diam saja! Dan, ya. Aku mengerti, Papi adalah Papi Briel. Tapi, aku suaminya. Aku lebih berhak terhadap Briel! Apapun keputusan yang aku ambil, aku hanya ingin melakukan apa yang terbaik untuknya. Aku tak ingin membuatnya tertekan dengan kehadiranku, karena itu aku pergi. Tapi, bukan berarti aku tak berniat kembali," ucap Erland.
Bram akan bicara tetapi ucapannya tertahan ketika Erland mengatakan sesuatu.