Selang beberapa menit, Briel benar-benar tertidur. Mau tak mau Clara pun terus berada di dekat Briel, membiarkan Briel memeluknya.
Sementara itu, Bram yang sejak tadi menunggu Briel terlelap akhirnya menghela napas lega. Dia bangun dari duduknya dan menghampiri Clara.
"Clara, aku akan pergi keluar sebentar. Tolong jaga Briel, hubungi aku jika terjadi sesuatu atau pun dia mencariku," ucap Bram.
"Mau ke mana, Bram?" tanya Clara. Wajah Bram tampak memerah, apakah Bram sedang menahan amarah? Clara jelas sekali tahu bagaimana suaminya itu ketika tengah memendam kemarahan.
"Ke mana lagi? Aku akan menyeret anak sialan itu!" geram Bram.
"Apa maksudmu? Anak sialan siapa?" tanya Clara syok. Nada bicara Bram juga terlalu keras, bagaimana jika Briel terbangun bahkan Briel baru saja bisa tertidur?
"Sudahlah, jangan banyak bertanya. Aku akan pergi sekarang," ucap Bram dan melangkah menuju pintu.