"Maafkan aku, Briel. Kamu percaya padaku 'kan, aku tak mungkin sengaja melakukan semua itu. Aku juga benar-benar sangat sedih," ucap Erland seraya mengecup terus menerus tangan Briel.
Tubuh Briel terus bergetar seiring tangisnya yang tak kunjung mereda membuat Erland merasa tak tahan dan menarik tangan Briel, dia membuat Briel terpaksa sedikit bangun dan Erland pun memeluknya.
"Maaf, Sayang. Tolong maafkan aku, aku sungguh tak berniat menyakitimu dan anak kita. Bagaimana mungkin aku akan sengaja melakukannya, sedangkan aku menginginkan anak itu. Aku mohon percayalah padaku, Briel. Aku mencintaimu, aku takan setega ini ingin menyakitimu," ucap Erland.
Erland benar-benar merasa frustrasi. Lihatlah, kepalanya buntu saat ini. Dia tak tahu harus memakai cara apa agar Briel mau bicara padanya.
Tak lama seorang perawat masuk dan kamar untuk Briel telah siap. Erland pun akhirnya melepaskan pelukannya.