Plak!
Erland pun tercengang ketika Briel memukul kepalanya.
"Apa yang kamu lakukan?" kesal Erland.
Jelas-jelas Briel yang memancingnya, lalu kenapa Briel jadi memukulnya saat dia bertanya seperti itu.
"Kenapa melemparku, sih? Apa kamu lupa, aku ini sedang hamil!" pekik Briel kesal.
Erland tercengang. Dia mengusap wajah kasar dan menarik Briel ke pelukannya.
"Maafkan aku, Briel. Aku benar-benar tak ingat itu," ucap Erland.
"Dasar menyebalkan! Apanya yang tak ingat? Bahkan sebelumnya kamu masih mengatakan agar aku tak melompat! Bisa-bisanya belum ada semenit malah melemparku!" geram Briel.
"Hei, hei... Aku benar-benar tak sengaja, sungguh. Maafkan aku," ucap Erland merasa bersalah. Dia memang terbiasa melempar Briel ketika dirinya bergairah, sayangnya kali ini dia memang benar-benar tak sadar bahwa Briel sedang hamil.
"Sana minggir!" kesal Briel seraya mendorong Erland yang sejak awal memeluknya. Erland pun melepaskan dirinya dari tubuh Briel.