'Sial sekali, siapa yang menelepon di saat seperti ini?' batin Erland. Suara berisik itu membuat fokusnya menjadi terbagi, benar-benar membuatnya kesal.
"Em... Apa itu penting?" tanya Briel bersusah payah karena hentakkan tubuhnya.
"Abaikan saja!" kesal Erland dan tetap melanjutkan kegiatannya.
Erland mempercepat gerakannya hingga dirinya mendapatkan puncak kenikmatannya. Erland yang sudah tak tahan lagi seakan tulang-tulang di tangannya runtuh pun bergegas menurunkan Briel. Cairan cinta Erland seketika mengalir di paha Briel dan Briel bergegas mengambil tissue yang ada di atas meja.
Lagi-lagi terdengar suara dering telepon dan Erland bergegas merapikan celananya. Dia mendekati telepon dan menghela napas panjang. Setelah itu, dia pun menjawab telepon masuk tersebut.
'Halo, siapa ini?' tanya Erland.
'Tuan, apa kalian di dalam baik-baik saja? Kenapa pintunya terkunci?' ucap Lely.