"Apa kamu tak marah aku meninggalkan jejak seperti itu? Itu memalukan," ucap Briel.
"Mana mungkin? Ini karya bibirmu, mana mungkin aku marah," ucap Erland.
"Dasar, pikiranmu itu ke mana, sih?" ucap Briel sedikit kesal karena bukannya mencari cara untuk menutupinya, Erland justru menggombali dirinya.
"Sudahlah, aku ingin spa sekarang. Biar mereka saja yang membantuku mandi," ucap Briel.
"Mana boleh seperti itu," ucap Erland syok.
"Kenapa? Mereka perempuan juga 'kan? Apa yang salah dengan itu?" ucap Briel.
"Ayolah, meski sesama perempuan, aku takan mengizinkanmu dimandikan oleh orang lain!' tegas Erland.
"Aku tak bisa mandi sendiri, lelah sekali tubuhku," ucap Briel. Suaminya itu benar-benar tak mengerti keadaannya.
"Kemari!" Erland menarik tangan Briel agar Briel bangun. Briel pun turun dari tempat tidur.
"Aku yang akan menjadikanmu," ucap Erland.
"Heh! Mandi denganmu, sepertinya bukan hal yang bagus. Aku khawatir kamu akan menyetubuhiku lagi," ucap Briel.
