"Khusus malam ini, biarkan aku melayanimu, Princess," bisik Erland membuat tubuh Briel bergetar merasakan hembusan napas hangat dari mulut Erland di telinganya.
Briel bergegas berbalik, dia menatap Erland dan tersenyum. Dia mendekati Erland, menjinjitkan kakinya kemudian melingkarkan tangannya di bahu Erland.
"Mari, kita saling melayani satu sama lain," ucap Briel.
Erland menghela napas, dia pun mengangkat tubuh Briel. Briel sontak memeluk Erland karena khawatirnya dirinya terjatuh.
"Tentu saja, dengan senang hati aku menunggu pelayananmu," ucap Erland.
Keduanya terdiam ketika menyadari di lantai banyak sekali bunga kelopak bunga mawar dan lilin-lilin yang menyala, beruntunglah Erland menyadari hal itu lebih awal. Jika tidak, mungkin dirinya bisa menginjak lilin itu. Meski masih memakai sepatunya, tetap saja akan sangat tak menyenangkan jika dia menghancurkan hiasan kamar pengantinnya.