"Hem... Aku memang sedang tidak baik-baik saja," ucap Briel yang seketika menunjukan wajah muram, dan matanya kembali memerah.
"Apa kamu mempercayaiku? Jika iya, maka aku siap mendengarkan keluh kesahmu. Tapi, jika tidak, maka lupakan saja. Cukup kamu pendam sendiri," ucap Erland seraya melepaskan Briel dari pelukannya.
Briel pun terperangah. Yang benar saja, dia yang merasa sedih seketika menjadi bingung melihat reaksi Erland yang justru acuh tak acuh padahal sebelumnya begitu keras kepala ingin tahu apa yang dia alami hari ini.
Bukankah seharusnya Erland memaksanya sekali lagi agar mau menceritakan keluh kesahnya? Ekspektasi Briel sama sekali tak sesuai kenyataan yang dia lihat di hadapannya mengenai reaksi Erland.
Briel menghela napas. Dia menjauhi Erland dan turun dari tempat tidur. Hal itu, membuat Erland tercengang. Apakah Briel benar-benar tidak mempercayainya sehingga benar-benar tak mau menceritakan apapun? Pikir Erland.