Briel mengusap sisa-sisa air mata di wajahnya.
"Aku akan pergi sekarang," ucap Briel.
"Kakek mengerti, kamu pasti sangat kecewa mendengar kenyataan ini. Tapi, Briel. Semua adalah masa lalu, sekeras apapun kamu memikirkannya, kamu hanya bisa merelakannya. Itu adalah kenyataan yang telah terjadi, pahit atau tidak, kamu tak bisa merubah semua masa lalu. Itu sudah jalannya, kamu hanya perlu memaafkan kesalahan orang-orang yang kamu pikir telah mengecewakanmu, Kakek percaya kamu sudah tumbuh dewasa, kamu bisa berpikir bijak," ucap sang kakek.
Briel tak mengatakan apapun, dia pun meninggalkan kediaman sang kakek.
Briel melajukan mobilnya menuju salah satu tempat pemakaman umum. Tempat yang menjadi peristirahatan terakhir mendiang sang mami.
***