Keesokan paginya.
Briel mengerjapkan matanya. Dia meringis kala merasakan pegal luar biasa di tubuhnya.
Briel teringat pada kejadian semalam. Entah apa yang terjadi pada Erland semalam, Briel merasa Erland berbeda dengan sebelumnya. Semalam Erland terlalu berlebihan menyerangnya bahkan Briel tak merasakan kelembutan. Meski Erland sebelumnya tak pernah bersikap lembut ketika kedua dalam keadaan bercinta, tetapi semalam Erland lebih keras padanya. Bahkan Erland tak membiarkannya beristirahat.
Briel meraba tempat tidur, dia mencari ponselnya tetapi tak menemukan ponselnya.
'Ah, semalam ponselku rusak,' gumam Briel.
Briel melihat jam di laci nakas.Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh pagi menejelang siang.
'Ah, aku bangun siang lagi. Erland pasti sudah ke kantor,' gumam Briel dan perlahan mendudukan tubuhnya. Dia diam sejenak mengumpulkan sisa-sisa nyawanya yang belum pulih sepenuhnya.