"Sudah cukup! Minggir sana!" kesal Briel di tengah deruan napasnya yang memburu akibat lelah setelah pergulatan panasnya dengan Erland.,
"Besok aku akan carikan vitamin untukmu," ucap Erland.
"Tak per--"
Cup!
Belum selesai Briel menyelesaikan ucapannya Erland sudah membungkamnya dengan ciuman sekilas.
"Menyebalkan, aku lelah sekali. Badanku ya ampun, rasanya akan patah," ucap Briel.
"Kamu akan terbiasa," ucap Erland.
"Bisakah kamu tak terlalu memaksaku? Tubuhku juga memiliki batas membuang energi, ini terlalu melelahkan," ucap Briel.
"Aku tak yakin," ucap Erland seraya tersenyum. Dia terus memperhatikan ekspresi Briel yang kini di mana tubuh Briel berada di bawah kungkungannya. Peluh membanjiri tubuh keduanya.
"Kenapa masih tak menyingkir juga? Cepat lepaskan itu!" pinta Briel riis karena milik Erland masih berada di dalamnya.
"Dia hidup lagi," ucap Erland memelas.