Tin!
Tin!
"Ada yang datang," ucap Briel panik.
Erland memeluk Briel dengan satu tangannya, satu tangan lainnya menekan tombol pengatur kursi yang sontak membuat posisinya telentang.
"Duh!" Briel terkejut karena posisinya berubah tiba-tiba.
"Tenanglah, ya ampun," ucap Erland.
"Siapa itu yang datang? Mungkinkah orang itu melihat ke dalam sini? Bagaimana jika petugas keamanan komplek ini?" ucap Briel cemas.
Erland menghela napas. Dia jadi menyesal telah mencium Briel sehingga kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Lihat saja, semuanya terjadi sangat konyol dan justru jauh dari kata romantis. Yang ada dirinya pun sempat ikutan panik karena melihat kepanikan Briel.
"Tidak, diam dulu," ucap Erland.
Briel pun diam. Dia menoleh dan telinganya dan mendengar degup jantung Erland yang terdengar begitu cepat.
Ponsel Briel berdering, Briel pun bergegas bangun dan mencari ponselnya yang sebelumnya terjatuh.
"Ada telepon, aku akan menjawabnya dulu," ucap Briel.