"Apa mereka berdua tidak apa-apa, Edward?" tanya Febiana yang masih diliputi rasa cemas hingga saat ini.
Edward tersenyum, lalu menarik wanita itu ke atas pangkuannya. "Sejak kapan kamu mencemaskan orang lain, sampai kepikiran begini, Sayang?" tanyanya.
Febiana hanya menghela napas, dan berangsur menurunkan arah pandangnya. Jika ditanya sejak kapan, ia juga tidak tahu sama sekali. Namun bukankah sejak mengirim Mirabel ke luar negeri, dirinya sudah melakukan sesuatu hal yang baik? Termasuk mengirim ayah dan ibu angkatnya ke Aussie.
Hanya saja ... perasaan Febiana kali ini, bisa dibilang lebih berbeda. Ada kecemasan yang terus memaksa otaknya untuk berpikir keras. Mengenai rasa iba yang tiba-tiba ada untuk Mirabel, takut jika Mirabel sampai diperlakukan semena-mena oleh Louis yang bahkan belum ia kenal. Apalagi, Louis adalah ajudan pribadi seorang Gupta Askara Denindra, dan bagaimana bisa Edward mempercayai pria itu?
