Waktu masih menunjukkan pukul tiga dini hari. Namun Edward tetap berencana untuk menemui Javier di rumah milik orang tuanya tersebut. Bukan tanpa sebab, Edward hanya ingin sesegera mungkin menyelesaikan masalah perihal ancaman Javier pada sang istri, agar hubungan mereka berubah menjadi lebih baik.
Setidaknya, meski tetap miris, Edward menjadi tahu bahwa perubahan sikap Febiana sekaligus ketakutan istrinya tersebut masih memiliki alasan kuat. Begitu pun dengan penolakan merger, yang mungkin saja selain karena ingin melampiaskan jiwa kepemimpinannya, Febiana telah dibuat waswas oleh sang ayah mertua.
Sebelum memutuskan untuk keluar dari kamarnya, Edward menatap Febiana yang masih memejamkan mata. "Aku tidak tahu kalau kamu masih memiliki beban hati karena keluargaku, Sayang," ucap Edward kemudian membelai halus pipi istrinya itu. "Maafkan aku yang belakangan ini justru kerap berpikir egois."