"Dev...ada yang ingin nenek katakan padamu, apa kau bisa datang kemari ?"
"Baiklah Nek, aku akan datang "
"Cepatlah Dev..."
"Baik Nek " Setelah mengantar Mila kerumah pribadi miliknya Devan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju Mansion Nenek.
hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit, telah sampai di halaman Mansion mewah. dengan langkah lebar Devan menuju kamar Nenek.
"Ada apa Nek. kenapa terlihat cemas seperti ini ?"
"Dev..maafkan Nenek..."
"Maaf untuk apa ?"
"Nenek tau jika diantara pengawal yang berjaga disini adalah mata-matamu "
"Nek katakan ada apa ?"
"Herman Hartanto ternyata dia masih hidup, dan dia menginginkan perjodohan antara kalian di lanjutkan "
"Perjodohan Nek ?"
"Iya dulu Herman dan kakekmu bersahabat dari kecil, demi persahabatan. mereka menginginkan menjodohkan anak kami. tapi sayang anak kami sama-sama laki-laki sehingga perjodohan kembali di lanjutkan dengan cucu-cucu kami kebetulan cucu Herman perempuan dan cucu kakek laki-laki yaitu kamu, setelah sepakat Herman pergi keluar kota, seperti biasa cucunya Karmila ia titipkan ke salah satu kerabatnya. Namun sayang di tengah jalan mereka mengalami kecelakaan sehingga Herman mengalami luka yang cukup serius, namun kabar yang kami terima jika Herman telah meninggal dalam kecelakaan itu, setelah dua puluh tahun kini dia telah kembali dan meminta perjodohan di lanjutkan "
"Masalahnya Sekarang apa Nek, bukankah aku akan meningkah dengan Karmila Hartanto, atau ada sesuatu yang tidak aku ketahui Nek ?"
"Selama ini kerabatnya telah pergi dan Herman kehilangan cucunya, namun berapa hari ini Herman telah menemukannya dan cucunya itu..."
"Siapa cucunya ?"
"Dia bukan Karmila yang kamu cintai Dev, melainkan Karmila yang lain "
"Jadi maksudnya Herman ingin aku menikah dengan Karmila lain begitu maksud Nenek ?"
"Benar Nak..."
"Sudahlah Nek, aku akan menyelidiki masalah ini, Nenek tidak perlu memikirkannya "
"Nenek sudah mengerahkan seluruh orang kita untuk mencari kebenaran masalah ini "
"Biarkan ini menjadi masalahku Nek "
"Menurut Nenek siapa cucu asli Herman ?"
"Entahlah Nenek belum pernah melihat cucunya "
"Sekarang aku harus kembali Nek, selamat malam "
"Malam. katakan pada Mila nenek sangat merindukannya "
"Akan aku sampaikan Nek " Devan meninggalkan Mansion mewah sang Nenek dengan kecepatan penuh.
Sesampainya di kediaman pribadinya Devan pergi ke ruang kerja. Andy yang sudah di hubungi saat berada di jalan sudah menunggu di depan ruang kerja Devan.
"Andy aku minta kamu cari tau, keluarga Hartanto dan yang paling penting adalah Rudy Hartono, aku minta secepatnya kamu mendapatkan informasi tentang mereka "
"Baik Tuan "
"Satu lagi siapkan dokumen pernikahanku dengan Mila "
"Tuan bukankah Anda akan..."
"Tidak. yang terpenting saat ini aku dan Mila menikah "
"Baik Tuan, secepatnya aku lakukan "
"Hhmm..." Devan keluar dari ruang kerja di ikuti Andy yang pergi kearah berlawanan. Devan menuju kamar yang di tempati Mila. berlahan Devan membuka pintu kamar, terlihat sang kekasih telat terlelap. setelah memandang kekasihnya Devan menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang lengket. tidak membutuhkan waktu lama Devan telah selesai dengan aktifitas di kamar mandi. dengan menggunakan kimono Devan membaringkan tubuhnya di samping Mila.
"Apapun yang terjadi kamulah istriku, jangan pergi apapun yang terjadi, aku sangat mencintaimu Karmila " Devan mengecup kening Mila berlahan turun ke dua mata pipi dan bibir Mila, usai mencium wajah Mila berlahan Devan terlelap.
"Sayang katakan apa Jenni bukan Putri kita ?"
"Sudahlah kita jangan membahas itu, ceritakan apa yang terjadi pada Jenni bagaimana sampai keguguran ?"
"Jenni... melakukan aborsi "
"Itu bagus, aku tidak Sudi memiliki cucu haram "
"Sekarang katakan, apa Karmila Putri kita ??"
"Mereka bukan Putri kita !!?"
"Apa maksudmu mereka bukan Putri kita !!!??"
"Sudah aku katakan jangan, tanyakan apapun padaku saat ini "
"Aku cuma ingin tau, siapa putri kita. jika Jenni bukan Putri kita lalu di mana putri kita ?"
"Baik akan aku katakan, mereka bukan Putri kita. "
"Dimana putriku ?"
"Meninggal saat di baru lahirkan "
"Tidak mungkin !!!"
"Bagaimana mungkin Jenni bukan putriku, apa kamu lupa saat Jenni kecelakaan bahkan kita yang mendonorkan darah...?"
"Cukup Sarah !!!"
"Kamu membentakku ?"
"Kamu keterlaluan Rudi " Sarah meninggalkan kamar pergi menuju kamar Mila, membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur milik Mila.
"Maaf Sarah, lebih baik kamu tidak tau apapun. biar ini menjadi masalah ku nanti suatu saat kamu akan bahagia dengan caraku, biarlah semua berjalan sesuai keinginanku "
"Menghancurkan musuh tidak harus dengan tangan kita sendiri, benar begitu bukan Ayah "
"Sejak kapan kamu disitu Jenni ?"
"Sejak perdebatan antara Ayah dan mamah "
"Lakukan peranmu dengan baik "
"Baik Ayah "
"Kamu sudah di jodohkan dengan seorang CEO, sebentar lagi kamu akan menjadi nyonyah besar "
"Bagaimana Ayah tau ?"
"Ayah tau segalanya "
"Kamu harus bisa merebut hatinya "
"Aku pasti bisa Ayah, tidak ada laki-laki yang menolak pesonaku, bahkan seorang CEO sekalipun "
"Kamu benar laki-laki tidak akan menolak pesonamu tapi mereka hanya ingin menidurimu "
"Ayah aku putrimu.."
"Memalukan "