"Tuan Devan jadwal hari ini Anda ada meeting dengan Marga jasa. beliau telah menunggu Anda dan.."
"permisi!! bisa saya masuk?"
"Tunggu siapa yang menyuruhmu datang kemari, bahkan berani sekali masuk keruangan ku tanpa mengetuk pintu" Devan menatap tajam wanita yang berpakaian seksi yang berdiri di hadapannya.
"Maaf Tuan Devan, perkenalkan namaku Jessi.lebih tepatnya Karmila Hartanto calon istrimu."
"Keluar dari ruanganku sekarang juga!! Andy usir wanita itu dari sini dan jangan biarkan dia masuk keruangan ku bahkan memasuki kantorku "
"Baik Tuan, nona silahkan keluar "
"Saya tidak mau keluar, karena saya calon istri Devan. pemilik perusahaan ini, itu artinya saya adalan Nyonyah"
"Menjijikan, keluar atau aku akan menyeretmu dengan kasar"
"Ohh..Devan ingat aku calon istrimu, bahkan Nenekmu yang memberikan alamatnya padaku"Deva menarik tangan Jessi dengan kasar. saat sampai di depan ruangan, seorang pria paruh baya berdiri dengan tegak.
"Apa yang kamu lakukan pada cucuku Devan!!?"Devan menatap pria paruh baya di hadapannya.
"Apa Anda Tuan Herman Hartanto? "Devan memandang dengan pandangan menyelidik.
"Kamu benar anak muda, apa kamu tidak menyuruh kakek ini masuk?"balas Herman yang tak lain kakek Jenni.
"Masuklah Tuan Herman?" Devan merapikan jas yang dia kenakan yang sedikit berantakan saat menarik tangan Jessi.
"Ada perlu apa Tuan Herman sampai datang kekantor saya, jika tidak ada hal yang penting tidak mungkin Anda kesini?" pandangan Devan tak lepas dari Herman yang duduk tepat di depannya.
"Devan.kakek tua ini sangat beruntung memiliki cucu menantu sepertimu?" puji Herman dengan senyum penuh kebanggaan, dia tau jika Devan bukan orang sembarangan. bagi orang luar melihat Devan sebagai seorang CEO karena perusahaan dimana-mana, tapi tidak dengan Herman. dia tau kehidupan hitam Devan yang menjadi pemimpin Naga.tidak ada yang berani macam-macam dengannya kecuali orang itu bernyali besar.
"Anda tau jika saya tidak suka dengan basa-basi Tuan Herman." ucap Devan penuh penekanan.
"Baiklah anak muda, dia Jessi cucuku yang lama aku titipkan pada kerabat jauhku,dan calon istrimu Dev"
Ucap Herman pada Devan, dia tau jika Devan tidak akan menolak permintaan Kamila sang Nenek.
"Aku ingin kalian berdua saling mengenal, agar kalian tidak merasa canggung lagi, bagaimana jika kalian malam ini, pergi makan malam atau nonton, bagaimana Dev?" ucap Herman berharap apa yang dia katakan, Devan tidak menolaknya.
"Kakek aku mau, hari ini aku ada waktu untuk pergi dengan Devan?" dengan percaya diri Jenni mengiyakan permintaan sang kakek.
"Maaf saya tidak bisa, jadwal saya sangat padat. jika tidak ada kepentingan yang lain silahkan Anda keluar" dengan tegas Devan menolak permintaan Herman.
"Baiklah Dev, kakek pergi lain kali jangan menolak ajakan cucuku." Herman berdiri dari kursinya dan memandang Devan dengan perasaan kecewa.
"Saya tidak ada waktu untuk hal yang tidak penting untukku, jadi saya harap Anda dan cucu Anda tidak lagi datang kekantor saya."Devan meninggalkan ruangannya, dengan sikap dinginnya melewati Herman dan cucunya yang menatapnya penuh emosi.
Di ruang rapat Devan yang tak ingin berlama-lama, segera mengakhirinya.dan pergi dengan langkah lebar menuju lift khusus, Andy dan berapa bodyguard yang berada di belakangnya. merasa aura Devan yang mematikan.
"Andy siapkan semua dokumen, aku akan menikah hari ini.dan pastikan keselamatan Mila.apa kalian paham?"
"Baik Tuan, akan kami laksanakan"
tidak berapa lama mereka telah sampai di parkiran khusus,Devan yang memiliki sikap waspada kuat akan sesuatu yang tidak di inginkan,dengan cepat mengambil gerakan.
"Kalian bereskan mereka" Devan menatap di orang yang berdiri seberang jalan, dan berapa orang yang mencurigakan.Andy mengendarai mobil dengan kecepatan penuh, jarak yang biasa di tempuh dengan waktu kurang lebih satu jam, kini di tempuh hanya tiga puluh menit. sesampainya di kediaman pribadinya Devan keluar dari mobil menuju kamar utama, yang berada di lantai dua.saat membuka pintu kamar terlihat Mila tengah berdiri di balkon.
"Aku sangat merindukanmu sayang" Devan memeluk Mila dari belakang,
"Ada apa denganmu Dev?" Mila merasa sesuatu terjadi pada Devan.
"Ayo menikah "Devan memutar tubuh Mila agar berhadapan dengannya.
"Katakan apa kamu bersedia menikah denganku"devan menatap wajah Mila lekat. ada rasa takut jika Mila menolak menikah dengannya.
"Aku bersedia menikah denganmu Dev" jawab Mila.
"Mari kita menikah sekarang, aku sudah menyiapkan semua di bawah, mari kita menikah sekarang juga.
"Baiklah jika itu maumu Dev" Devan memeluk pinggang Mila, mereka menuruni anak tangga, terlihat di ruang tamu sudah ada penghulu dan berapa bodyguard.devan duduk didepan penghulu. Mila yang mengunakan gaun pengantin yang di pesan oleh Devan meski dengan acara yang tertutup dan sederhana namun tidak mengurangi rasa bahagia di hati dua insan manusia dalam ikatan suci pernikahan.setelah penghulu mengatakan Sah, Devan memakaikan cincin berlian pada jari manis Mil. usai memasang cincin Devan mencium kening Mila.
"Sekarang tidak ada yang bisa memisahkan kita, aku mencintaimu Mila dan tetaplah di sampingku apapun yang terjadi" Devan melumat bibir ranum Mila.