"Untuk apa aku marah padamu, bagiku tidak ada kata marah." Ucap Zahra.
"Mama, bagaimana kabar Mama?" kata Brian, mengulurkan tangan pada Avanti.
"Kabar Mama, baik sayang. jangan di ambil pusing ucapan Zahra sepertinya ini bawaan anak yang di kandungnya, yang membuatnya sensi kamu mengerti dia ya." Avanti menepuk pundak Brian dan berlalu dari hadapan Brian, tubuhnya yang lelah dan lengket membuat Avanti masuk ke dalam kamar, membiarkan Brian yang masih berdiri di ruang tamu. Brian yang tersadar bergegas mengikuti Zahra ke kamarnya, tidak ingin menyia-nyiakannya kesempatan untuk bertanya banyak hal padanya.
"Sayang, apakah aku boleh masuk?" Brian membuka pintu kamarnya dengan pelan.