"Paman Tao, ini dia orangnya!"
Jiang Yi menatap Jun Ci dengan amarah yang meledak-ledak.
Dia menunjuk ke arah Jun Ci, jelas sedang menunjukkan Jun Ci kepada pria besar di sebelahnya.
Dengan melihatnya sekilas saja, pria bertubuh besar seperti menara itu sudah dapat membuat orang lain bergidik ketakutan.
Sosok yang sangat mengintimidasi.
Dengan sekali tamparan saja, pria ini pasti sudah bisa menumbangkan seseorang…
Jun Ci hanya berdecak, "Ck ck ck."
Kemudian dia tertawa meremehkan. "Kau tidak memiliki keberanian untuk datang sendiri dan akhirnya meminta orang lain untuk membantu membalaskan dendammu. Dasar manusia tak berguna!"
Jiang Yi terdiam.
Seumur hidupnya, akhirnya kini dia tahu bagaimana rasanya dipermalukan.
Perasaan yang membuatnya ingin menghancurkan dunia.
Pria bernama Paman Tao itu tersenyum kecil pada Jun Ci dan mengambil dua langkah ke depan. "Anak muda, kamu tidak boleh berbicara melampaui batas seperti itu. Apa kamu tahu siapa orang yang kamu singgung ini?"
Berbeda dengan penampilannya yang sangar, Paman Tao berbicara dengan lembut dan sopan.
Hal seperti ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah terlatih mengendalikan diri.
"Aku tidak suka mendengar omong kosong yang tak ada gunanya."
Jun Ci mengibaskan tangannya, jelas menunjukkan bahwa dia tidak mau berbasa-basi.
Meski Jun Ci mengenakan masker, aura keangkuhan jelas terasa terpancar dari seluruh tubuhnya.
Paman Tao menatapnya dengan heran, kemudian dia beralih menatap tuan mudanya.
Paman Tao merasa bahwa kedua orang ini cukup mirip, terutama dari segi kesombongannya.
Tapi, reaksi Paman Tao sungguh di luar dugaan. Bukannya marah, dia justru tertawa, lalu berkata, "Maaf, kalau begitu aku tidak akan berbasa-basi lagi."
Sepertinya dia adalah tipe orang yang bisa tersenyum pada lawannya sebelum bertarung.
Kemudian, dalam sekejap, sosoknya yang sangat tinggi itu melesat cepat dengan lincahnya bagaikan monster.
Jun Ci langsung menyipitkan matanya.
Dilihat dari postur tubuhnya saja, Jun Ci bisa menyimpulkan bahwa sosok ini memiliki kemampuan bertarung yang hebat.
Bukan sekedar master biasa.
Tapi, apapun yang terjadi, Jun Ci tetap tidak takut.
Jun Ci tersenyum jahat.
Dulu, di Zaman Antarbintang, begitu sampai di medan perang, Jun Ci justru lebih sering bergegas ke markas besar musuhnya sendirian, tanpa ada kawalan.
Akankah putra mahkota yang berhasil selamat dari pertempuran di Zaman Antarbintang takut pada orang-orang di zaman modern ini, yang memiliki kemampuan jauh lebih lemah?
Sosok kurus Jun Ci melompat mundur. Paman Tao jelas menyerang dengan sangat cepat, tetapi dalam sekejap, Jun Ci berhasil melesat melewati tubuh Paman Tao dengan gerakan memutar.
Jiang Yi si bajingan kecil itu sedang duduk di Kamar Jun Ci. Ketika melihat mereka berdua mulai berkelahi, dia segera berdiri dan mengambil bangku kecil. Dia berjalan mundur dua langkah dan masuk kembali ke dalam rumah untuk berlindung.
Kemudian, dia kembali duduk dengan nyaman sambil menonton pertarungan itu.
Paman Tao mengerutkan keningnya ketika mendapati bahwa Jun Ci, yang baru saja berdiri di depannya, ternyata sudah menghindar ke sebelahnya.
Jun Ci langsung mengepalkan tangannya dan meninju pinggang Paman Tao dengan keras.
Sepersekian detik kemudian, Paman Tao segera menghindar, namun Jun Ci sudah melayangkan serangan-serangan yang selanjutnya.
Wajah Paman Tao memancarkan aura haus darah. Dia tampak begitu bersemangat untuk menghabisi bocah sombong ini.
Pada saat yang sama, dia mengubah pertahanannya menjadi penyerangan. Dia kembali maju menyerang Jun Ci!
Dua serangan itu saling menghantam satu sama lain hingga memaksa mereka berdua mundur pada saat yang bersamaan.
Mata Paman Tao terpaku pada Jun Ci. Jika bukan karena tuan mudanya, Paman Tao harus memuji kemampuan anak muda ini.
Pemuda ini memiliki keahlian bertarung yang super hebat!
Paman Tao memang pernah mengalami situasi berbahaya dan pertumpahan darah saat di luar negeri, tapi pemuda bernama Jun Ci di depannya ini jelas pernah mengalami peristiwa pertumpahan darah yang lebih ganas darinya.
Jun Ci seperti orang yang berhasil melalui pertarungan besar dan berjalan keluar dari gunungan mayat di bawah guyuran hujan darah, dengan aura yang penuh kesombongan tak tertandingi.
Apalagi saat lawannya menyerang seperti ini. Ekspresi matanya tidak banyak berubah. Pemuda yang berani berkelahi di tempat umum seperti dia benar-benar tidak bisa diabaikan begitu saja!
Terlepas dari kemampuan serta naluri bertarungnya, meski tidak terlihat jelas, Jun Ci bahkan berhasil membuat Paman Tao tertekan.
Satu-satunya kelemahan Jun Ci adalah tubuhnya yang masih terlalu kurus dan tidak cukup kuat untuk menunjukkan puncak kekuatan aslinya.
Untuk sesaat, Jun Ci bertarung sengit dengan Paman Tao!