Chereads / Sutradaraku Ganteng / Chapter 37 - Kau Sedang Mengumpati Siapa, Bodoh?

Chapter 37 - Kau Sedang Mengumpati Siapa, Bodoh?

Paman Tao adalah pengawal khusus Keluarga Jiang di Royal Park. Dia bertugas untuk melindungi keselamatan Keluarga Jiang.

Jika bukan karena perintah Jiang Yi, dia tidak akan mau buru-buru pergi dari Royal Park ke daerah terpencil di pinggiran kota seperti ini.

Tanpa diduga, ternyata perjalanannya kali ini memberikan kejutan yang luar biasa dan membuatnya terkesan!

Bagian tersulit dalam hidup di dunia ini adalah bertemu dengan lawan yang seimbang secara kebetulan, tanpa ada persiapan sama sekali.

Jika Jun Ci tahu apa yang ada dipikiran Paman Tao, mungkin dia akan berkata,

"Siapa bilang Paman Tao memenuhi syarat untuk menjadi lawanku?"

Nanti, begitu tubuh Jun Ci pulih dan dapat mengeluarkan kemampuan puncaknya, dia pasti bisa memukul semua lawannya, hingga mereka menangis minta ampun!

Bagaimanapun juga, Jun Ci adalah seorang putra mahkota. Pelatihan yang keras serta pertarungan yang dilakukannya di Zaman Antarbintang sejak masa kanak-kanak telah melatihnya untuk memiliki naluri bertarung yang hampir tak terkalahkan.

Bahkan, dia sendiri juga tidak tahu seberapa besar arogansi yang sudah mendarah daging dalam dirinya dibandingkan dengan manusia normal lainnya.

Yang pasti, tidak sembarang orang yang bisa menjadi lawannya.

Jiang Yi, yang sedang menonton perkelahian mereka berdua di dalam kamar, juga agak terkejut dengan kemampuan bertarung Jun Ci.

Sebelumnya, Jiang Yi hanya berpikir bahwa Jun Ci sedikit lebih baik darinya, tetapi kenyataannya pria itu masih tetap tidak mau kalah walaupun telah bertarung dengan Paman Tao selama puluhan ronde.

Sedangkan di sisi lain, dia melihat Paman Tao seperti tidak memiliki kesempatan untuk menumbangkan anak itu.

Sial!

Apakah kebenciannya tidak akan bisa terbalaskan?

Mana mungkin tidak bisa!

Ini sungguh sangat memalukan. Jiang Yi sudah tidak tahan lagi.

Hari ini, dia harus berhasil membersihkan pemuda bernama Jun Ci itu, apapun yang terjadi!

Ketika Paman Tao bertarung sengit dengan Jun Ci di halaman, tiba-tiba terdengar suara gemetar Nenek Chang dari luar rumah. "Kamu… kamu siapa?"

"Aku tanya padamu, apa Jun Ci ada di sini?"

Di saat yang bersamaan, ada seseorang yang bertanya pada Nenek dengan suara kasar di luar rumah. Jun Ci mengernyit saat mendengar orang itu menggertak Nenek Chang. Dia segera melepaskan diri dari serangan Paman Tao.

Kemudian, dia berlari sambil berteriak. "Tunggu sebentar, ada sesuatu yang harus aku urus!"

Karena suara dari luar pintu itu adalah suara Zhang Changming. Tidak diragukan lagi.

Jun Ci tidak menyangka kalau pria bermarga Zhang itu masih bisa menemukan tempat ini.

Jiang Yi marah besar melihat Jun Ci pergi begitu saja. "Memangnya kalau kau menyuruh kita menunggu sebentar, kita harus menunggumu, begitu?! Kau sama saja meremehkan kami! Paman Tao, jangan pedulikan dia. Teruskan apa yang harus kamu lakukan!"

Tanpa diduga, Paman Tao hanya mengibaskan tangannya. "Hei, Tuan Muda, seorang pria sejati tidak boleh mengambil keuntungan dari bahaya yang dialami orang lain. Saya pikir adik laki-laki ini memiliki sedikit masalah, jadi sebaiknya saya menunggu dia selesai menangani masalahnya dulu."

Tadi Paman Tao memanggil Jun Ci 'pemuda', tapi sekarang dia memanggilnya dengan lebih baik, 'adik laki-laki'. 

Jiang Yi terdiam saat menyadari hal ini.

Untungnya, Jiang Yi masih memiliki rasa hormat kepada Paman Tao, karena Paman Tao sudah bekerja di keluarganya sejak dia masih kecil hingga tumbuh dewasa seperti sekarang ini. Kalau tidak, dia tidak akan bisa menahannya. Dia pasti sudah mengumpat ke orang ini.

Jun Ci memutar matanya dan memandang Jiang Yi dengan muak. Dari awal, dia memang tidak mau memanusiakan bajingan kecil ini.

Di luar rumah, Zhang Changming dapat melihat ke dalam melalui kaca. Dia juga melihat seseorang di halaman bagian dalam toko kecil ini.

Mengabaikan Nenek Chang yang mencegahnya masuk, Zhang Changming langsung bergegas ke halaman.

Begitu melihat sosok Jun Ci di halaman, amarahnya langsung meluap-luap. "Bagus sekali! Dasar kau bajingan! Kau melarikan diri dan menyewa rumah di sini. Kau membawa kabur uangku. Kurasa kau memang sedang cari mati!"

"Uang, uang apa?"

Jun Ci meletakkan tangannya di belakang kepalanya dan berujar dengan nada santai, "Zhang Changming, uang tunjangan beasiswa ini adalah milikku. Kau bilang itu milikmu? Apa kau tak malu mengatakannya? Selain itu, mencari mati? Apa kau tak ingat kalau kau dalam keadaan setengah mati ketika aku pergi dari rumah waktu itu? Kau pikir siapa yang memukulmu hingga seperti itu?" 

Saat Jun Ci mengingatkan kembali akan kejadian yang memalukan dua hari yang lalu, wajah Zhang Changming langsung memerah.

Sekarang kebencian baru melonjak hingga matanya merah karena amarah yang memuncak. "Dasar kau bajingan busuk. Berani-berani kau memukul pamanmu. Dasar anjing tidak berbakti. Aku akan melaporkanmu ke polisi dan menjebloskanmu ke penjara. Kau bajingan tengik..."

"Kau sedang mengumpati siapa, bodoh?"

Sungguh di luar dugaan, saat Jun Ci belum sempat menyahut, tiba-tiba Jiang Yi, yang tadi berdiri di dalam rumah, langsung menendang bangku dengan kasar.