Chereads / EXTRAORDINARY LOVE / Chapter 1 - Chapter 1

EXTRAORDINARY LOVE

🇮🇩Risma_Devana
  • 270
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 70.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Chapter 1

Berawal dari kisah seorang remaja perempuan yang masih duduk di bangku SMA Harapan Jaya, dengan paras cantiknya mampu membuat siswa seisi sekolah Harapan Jaya terpikat. Aurel Erwansyah, atau orang lain biasa memanggilnya dengan nama Aurel.

Primadona cantik hampir mendekati sempurna itu sekarang berusia 17 tahun, dia juga memiliki 2 sahabat yaitu Amira dan Meisha mereka bertiga sudah sekolah bersama selama 5 tahun ini sejak SMP sampai SMA kelas 11 ini.

Diawali pagi hari yang cerah, Aurel, Amira dan, Meisha berangkat sekolah bersama dengan diantar oleh sopir Aurel.

Mereka terbiasa sejak SMP berangkat bersama diantar oleh sopir, sampai sekolah tangan mereka bertiga tak lepas bergandengan sampai para siswa siswi yang melihat mereka bertiga bilang seperti ini.

"Gandengan mulu kayak takut mau diculik aja," ucap salah satu siswi.

"Bochil SMA,"

Dan berbagai cibiran lainya, namun tidak pernah dipedulikan oleh ketiga gadis cantik itu.

Eits, ada juga most wanted di SMA Harapan Jaya itu, remaja laki-laki yang bersifat bar-bar tidak mematuhi aturan dan berbuat semaunya.

Namanya Rega Putra Hariwijaya, remaja tampan yang juga teman Aurel namun serasa musuh bebuyutan.Setiap Aurel dan Rega dipertemukan pasti bertengkar dan berdebat tidak jauh dari dua kata itu.

Rega mempunyai 4 sahabat yaitu Andrian, Reza, Beni, dan, Yoga. Tapi, tidak semua sahabat Rega memiliki sifat seperti Rega yang bar-bar, Andrian lebih ke diam dan Yoga pintar, sisanya satu server dengan Rega.

Sekarang tepat pukul 07:00, bel sekolah berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai. Aurel sampai 20 menit sebelum bel berbunyi jadi tidak terlambat, namun Rega langganan yang biasa terkena hukuman lari lapangan 50 kali dari pak Handoko datang jam 07:25, emang dobel nyalinya.

"REGA!BERHENTI!" teriak pak Handoko yang berdiri 4 meter dari Rega yang sekarang berhenti menoleh ke pak handoko dengan mulut yang memakan permen.

"Pagi pak," senyum Rega tak berdosa ke pak Handoko.

"Sudah jam berapa ini kamu baru sampai?!" tanya tegas pak Handoko ke Rega.

Rega melihat ke jam tangannya yang sekarang menunjukkan pukul 07:26.

"Setengah delapan pak," jawab Rega dengan santainya.

"Sekarang bapak hukum kamu lari lapangan basket 50kali!" ucap pak Handoko tepat didepan Rega yang sama sekali tak merasa bersalah ataupun takut akan hukuman gurunya yang terkenal tegas disekolah.

"Kok sekarang pak? Nanti saja gimana? Kalau sesudah Rega belajar," sahut Rega tanpa rasa takut sedikitpun.

"Masih aja nawar! udah telat berapa kali kamu?!" tanya Pak Handoko dengan tegas.

"Loh kok tanya saya kan bapak yang setiap hari nyambut kedatangan saya," jawab Rega tanpa beban.

"Bapak tidak mau mendengarkan kamu ngoceh lagi. Sekarang lebih baik kamu lari keliling lapangan seperti biasanya atau bapak panggil orang tua kamu!" Peringat Pak Handoko yang tidak bermain main.

Rega langsung berlari keliling lapangan dengan mulut yang masih mengunyah permen karet, dipikirannya lebih baik lari dan menyehatkan badan daripada mama papanya dipanggil ke sekolah karena ulah nakalnya, dia tak mau membuat orang tuanya malu dan marah.

Didalam kelas, Aurel  XI IPA 2 sedang berjalan mata pelajaran matematika yang diajar oleh Bu Sari, seluruh siswa yang ada didalam kelas itu mengikuti dengan baik dan mendengarkan setiap penjelasan dari guru mata pelajaran matematika itu.

"Rel kamu tau nggak?" tanya Meisha ke Aurel yang sedang menulis.

"hm," jawab Aurel yang masih fokus menulis tanpa mengalihkan perhatiannya pada buku paket yang ia salin.

"Rega kena lagi sama pak Handoko," ucap Meisha.

"Oh," singkat jelas padat, itulah jawaban Aurel ketika ngobrol yang ada hubungannya dengan Rega Putra Hariwijaya.

"Kok cuma oh sih." kesal Meisha.

"Terus aku harus apa? Apa wajah aku ini terlihat peduli?" Aurel mengalihkan perhatiannya ke Meisha dengan raut wajah datar.

"Ya kamu nasehatin agar tobat, kan kali aja Rega dengerin musuh bebuyutannya." ucap Meisha serius.

"Teori dari mana?"

"Ga perlu, dan gapenting salah dia lah bandel, masih SMA udah kayak brandal," Ketus Aurel.

Meisha hanya geleng geleng, sementara Amira yang duduk dibelakang mereka berdua hanya menyimak, karena Amira tau jawaban Aurel sama tidak pernah berubah jika menyangkut Rega.

Jam pelajaran pertama dikelas Aurel selesai, jam kedua Seni Budaya namun guru mapel sedang ada rapat dengan kepala sekolah jadi jam kosong, mereka mengisi waktu kosong dengan berbincang, main game.

Ada juga yang bergosip didekat jendela melihat Rega yang masih berlari menjalani hukumannya karena terlambat berangkat sekolah.

"Ganteng banget, sayang susah dibilangin," ucap salah satu siswi teman Aurel satu kelas.

"Andai tuh anak nurut pasti gantengnya nambah,"

"Lihat keringetan banget, pasti capek."

"Wahh kalau lihat gini terus bisa amnesia gue."

Dan berbagai gosip an lainya, Aurel yang merasa pendengarannya terganggu dengan omongan para fans musuhnya itu langsung memasang earphone dan memutar lagu kesukaannya sembari bersenandung.

Disisi lain para sahabat Rega yang katanya sehidup semati itu menunggu Rega menyelesaikan hukumannya sembari meminum jus yang mereka beli di kantin, Rega yang terlihat haus dan lelah berhasil menyelesaikan hukumannya itu dia berjalan ke arah para sahabatnya.

"Kalian gak beliin gue minum?" tanya Rega ke sahabatnya itu.

"Aduh, lupa men." jawab Reza sembari menepuk jidatnya.

"Lupa apa emang gamau ngeluarin dana?bilang aja gamau beliin!" Kesal Rega dengan nafas ngos ngos an.

Langkah seorang remaja perempuan yang lumayan cantik sedang berjalan ke arah Rega sembari membawa sebotol minuman, bisa dibilang gadis yang menyukai Rega namun tak pernah Rega perdulikan, yang bagi Rega hanyalah angin lewat.

"Re, ini aku beliin minum." ucap Dania sembari menyodorkan botol minuman yang dia belikan untuk Rega.

Rega melihat botol itu dia mengambilnya sembari tersenyum namun tidak untuk dia minum namun dia berikan ke Beni.

"Jangan lupa bilang makasih, gue ke kantin dulu." Rega berjalan begitu saja meninggalkan sahabatnya dan Dania yang masih mematung dengan perlakuan Rega barusan.

Perasaannya seperti dinaikkan lalu dijatuhkan sejatuh jatuhnya oleh Rega, meski ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini namun terasa sangat sakit dihatinya, laki laki yang ia cinta sama sekali tidak memperdulikan kehadirannya.

Beni, Yoga, Reza dan Andrian melihat Dania miris.bodoh sekali Rega tidak menghargai Dania yang sudah lama mengejar namun tidak pernah diterima oleh Rega ya seperti barusan Rega selalu memberikan apapun yang Dania berikan kepadanya keorang lain.

"Sorry, Dan. Kamu yang sabar ya Rega emang gitu," ucap Beni sembari memberikan kembali minuman itu ke Dania.

"Gapapa kok," sahut Dania yang terlihat biasa saja namun tidak sebenarnya, hatinya hancur menahan rasa sakit setiap Rega mengacuhkannya.

Dania lantas pergi meninggalkan para sahabat Rega yang iba dengannya,

"Rega gila, cewek secantik Dania ditolak," cibir Reza kesal.

"Belum di tolak, kan Dania belum nembak," sahut Yoga.

"Tapi, setiap Dania berbuat baik ke Rega, gapernah dihargai." ucap Reza yang memang sesuai dengan Fakta.

"Udahlah, percuma Rega gaakan berubah kecuali dia udah ditangan gadis yang benar benar ada dihatinya." jelas Andrian.

"Aurel?" sahut Yoga.

"Ulangi," ucap Reza ke Yoga

"Apa?" tanya Yoga.

"Lo ngomong apa barusan? ulangi coba." Jawab Reza.

"Aurel."

"Bisa bisanya lo nyaut nama Aurel dalam masalah Rega, lo tau kan kalau setiap 2 spesies langka itu ketemu udah kayak perang dunia." jelas Reza.

"Ya kan kali aja benci jadi cinta."

"Gini nih kalau kebanyakan nonton anime," Sahut Beni

Sementara itu Rega sedang minum santai melepas rasa lelahnya didalam kantin surga indah disekolahnya, tak ada yang berani menanggunya sekalipun ada gaakan pernah bisa lepas dari Rega.

Didalam kelas Aurel merasa bosan, dan perutnya berbunyi tanda cacing didalam perutnya meminta asupan siang, Aurel pun melepas earphone nya dan berdiri dari bangkunya mengajak dua sahabatnya untuk makan bersama dikantin.

Meisha dan Amira sangat bersemangat jika berurusan dengan makanan tak heran jika pipi mereka berdua gembul sudah mirip dan kadang ada yang bilang mereka berdua kembar.

Langkah kaki mereka bertiga berjalan menuju kantin sekolah, saat sudah hampir sampai dalam 3 langkah kaki Aurel berhenti ditengah jalan.

"Astaga Aurel!kok berhenti sih?" tanya kesal Amira ke Aurel.

"Kebelet ke toilet!!" gumam Aurel yang sangat kebelet buang air kecil.

"Yaudah ke toilet buruan kita pesankan makanan kamu," ucap Meisha.

Aurel mengangguk cepat dan berlari menuju toilet dekat kantin, sementara Amira dan Meisha mencari tempat duduk yang nyaman untuk makan bertiga. Hingga tidak lama kemudian, sepasang manik Meisha menangkap pemandangan yang tak biasa lagi saat dia sampai di kantin, sudah ada Rega yang duduk bagai bos kantin dimeja makan tengah.

Otak jernih Meisha mendadak berubah menjadi agak gila dia mengajak Amira duduk di tempat tak jauh dari Rega agar Aurel berdekatan dengan Rega, meski dia tau pasti akan ada perdebatan lagi.

"Kamu yakin Sha?" tanya Amira yang ragu dan juga was was terhadap tingkah gila sahabatnya ini.

"Yakinlah kenapa enggak?gak nglanggar hukum juga kok," jawab Meisha dengan santainya.

Amira ikut ikut saja daripada kena lagi sama Meisha, mereka berdua memesan makanan dan minuman sembari menunggu Aurel selesai ditoilet. Tidak perlu waktu yang lama, Meisha dan Amira menunggu Aurel akhirnya datang dan duduk disebelah Amira yang tepat depannya adalah Rega, musuh bebuyutannya.

"Lo?!" Ucap Rega dan Aurel bersamaan.

"Ngintilin gue ya lo?" tanya Rega ke pd an.

"Idih PD banget lo, gue kesini makan kurang kerjaan banget ngintilin brandal kayak lo!" jawab Aurel dengan nada jutek.

"Masih aja ngelak, ngaku aja gapapa kok gue tau gue ganteng makanya lo suka dan ngintilin gue." ucap Rega dengan senyuman miringnya.

"Gue tegasin, gue gak ngintilin lo. Dan satu lagi, jadi cowok jangan sok kegantengan!" sahut Aurel dengan tatapan sinis ke Rega.

"Emang gue ganteng, lo aja yang belum menyadari kesempurnaan ciptaan tuhan seindah ini." dengan seribu ke pd an Rega mengucapkan hal itu.

"Terserah!" pungkas Aurel dengan nada kesal.

Aurel tidak jadi makan di kantin, gadis cantik itu segera melangkahkan kakinya secepat mungkin  agar jauh dari spesies menyebalkan itu. Hanya Rega yang bisa membuat mood nya berantakan seketika seperti saat ini. Sangat menyebalkan bagi Aurel, dan gadis cantik itu benar-benar tidak menyukainya.