Tanpa Roni sadari dia tersenyum tipis. "Untung saja cantik. Kalau tidak-" desisnya. Lalu menutup mulutnya. Bisa gawat kalau Nadia dengar. Dia bisa besar kepala.
Nadia menunjuk dirinya sendiri"Siapa yang cantik Pak. Saya?" Terlambat Nadia mendengarnya. Menatapnya bingung.
Roni menatapnya dingin. "Yang jelas bukan kamu!" Ia melirik tajam ke arah Nadia.
Nadia Membuang muka. "Aneh sekali," batin Nadia curiga. Sambil menarik satu sudut bibirnya. Ia juga tidak ingin dipuji cantik oleh Roni.
Roni menjadi canggung. Ia menyesal telah berpikir seperti itu. Ia segera mencari topik lain.
"Ow iya Nadia. Bagaimana dengan hasil meeting tadi pagi?" Tanya Roni. Sambil menghabiskan supnya yang tinggal sedikit.
Setelah habis. Nadia mendekatinya. Membereskan peralatan makan bekas Roni. Setelah itu menaruh laptop di atas mejanya.
"Semuanya sudah saya kumpulkan di flashdisk saya. Pak," jawabnya.