Chereads / COUPLE WORLD FOR 'JOMLO' / Chapter 28 - CWFJ 28 : Sebuah Mimpi Masa Lalu

Chapter 28 - CWFJ 28 : Sebuah Mimpi Masa Lalu

[Masih Bermimpi]

Ezra mengangguk patuh. Kemudian ia menggenggam erat tangan kanan Nea dan mengajak Nea turun dari gazebo.

Kedua orang tua Ezra tidak ikut mengantarkan karena Ezra memang sudah sangat sering berada di taman bermain itu. Dan Ezra sangat hafal setiap titik di taman bermain itu. Pikirannya mampu menghafal peta taman bermain itu sejak usianya tujuh tahun.

"Mengapa kau kehilangan arah?" Tanya Ezra.

Mereka berdua terlihat imut dengan tetap bergandengan dan jalan bersama.

Nea menggelengkan kepalanya. "Kurasa tadi tempat duduk Papa dan Mamaku sangat dekat dengan penjual permen kapas. Aku memutuskan membeli permen kapas itu sendirian. Ketika aku hendak kembali, tiba-tiba aku bingung dan tidak melihat mereka."

"Aahh, begitu rupanya. Itu berarti kau sedang salah berbalik. Pasti kau berbalik ke arah lain namun kau tidak menyadarinya."

"Oh ya?" Tanya Nea polos.

Ezra mengangguk. "Namamu siapa?"

"Nea."

"Ah, Nea. Aku sangat sering menuju ke sini bersama keluargaku. Aku sangat hafal area ini sejak umurku masih tujuh tahun. Apa kau bisa menjelaskan kira-kira di mana orang tuamu sedang duduk?"

Nea mengangguk lugu. "Kami tadi sedang duduk bersama di sebrang arena komidi putar."

"Komidi putar yang mana? Di sini ada dua. Yang berbentuk kuda dan yang berbentuk buah-buahan."

"Kuda." Kata Nea.

"Aaahh di sana. Baiklah, aku mengerti. Ayo kita menuju ke sana." Kata Ezra bersemangat dan mengajak Nea berlari kecil.

Dan akhirnya, Nea benar-benar bertemu kedua orang tuanya. Namun wajah kedua orang tuanya sudah tampak panik dan lesu.

Otomatis saja Hana langsung memeluk Nea, namun pegangan tangan Nea tidak terlepas dari Ezra.

"Astagaaa anakku. Kamu dari mana saja Nea?" Tanya Hana sedikit panik dan menangkup wajah Nea dengan kedua tangan hangatnya. Dika juga tampak panik dan kini mengelus kepala putrinya.

"Aku lupa arah, Maa.. dan Ezra menolongku." Kata Nea pelan.

Hana menoleh pada Ezra. "Kamu menolong anakku?"

Ezra mengangguk. "Iya, tante. Tadi Nea sempat terjatuh dan lututnya terluka. Namun ibuku sudah mengobatinya."

"Syukurlaahh.. terima kasih Ezra. Sampaikan terima kasihku pada ibumu. Di mana orang tuamu?" Tanya Hana.

"Mereka ada di gazebo mini. Aku sudah hafal tempat ini. Kalian tenang saja, aku bisa kembali sendirian ke sana." Kata Ezra ramah.

Hana dan Dika terkekeh. "Waahh, jagoan. Kamu pintar dan berani sekali. Sebagai rasa terima kasih, Om mau memberikanmu benda ini." Kata Dika sambil menyerahkan sebuah gantungan kunci dengan karakter Batman.

Tentu saja Ezra sangat suka dan menerima gantungan kunci yang tentu saja itu masih baru. Masih terbungkus plastik bening dan bagi Ezra gantungan itu sangat keren.

"Waah, makasih Om."

Dika mengangguk dan mengusap pelan kepala Ezra. "Bagaimana kalau kalian berdua berfoto?" Tanya Dika dengan semangat. Pada saat itu, ia memang selalu membawa kameranya ke manapun saat sedang menikmati waktu bersama keluarga.

Dan Dika langsung membidik Ezra dan Nea. Foto masa kecil itu masih hitam putih. Ezra tampak tersenyum manis dan menunjukkan gantungan kunci batman dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya masih bergandengan dengan tangan kanan Nea.

Sedangkan Nea tampak menyengir dan tangan kirinya menunjukkan dua jari. Foto itu terlihat manis sekali meskipun hanya ada satu jepretan saja.

"Apa kau akan kembali ke keluargamu?" Tanya Nea saat Dika sudah selesai memotret mereka.

"Hm, tentu saja. Aku harus kembali ke sana."

Namun Nea mencebikkan bibirnya. "Tidak bisakah kau bermain denganku sebentar saja? Satu jam lagi." Pinta Nea penuh harap. Dan sampai saat itu kedua tangan mereka belum terlepas.

Hana terkekeh dan mendekap kedua bahu putrinya. "Nea, Ezra harus kembali ke kedua orang tuanya. Bagaimana jika ayah dan ibunya mencari Ezra dan panik? Mama yakin kalian berdua akan bertemu lagi."

"Beneran Ma?"

Hana dan Dika mengangguk. Kemudan secara perlahan, Nea melepaskan pegangan tangannya dari tangan Ezra.

Dan gadis kecil itu melambaikan tangannya lebih dulu dan tersenyum pada Ezra. "Sampai jumpa, Ezra..!!"

"Sampai jumpa juga, Nea." Balas Ezra sambil berjalan berlawanan arah menjauhi mereka.

Nea masih terus mengamati punggung Ezra yang semakin menjauh. Hingga anak laki-laki itu memilih berlari dengan riang dan Nea tidak bisa melihatnya lagi.

Hingga akhirnya Nea segera digendong oleh Dika. Mereka bertiga pun bergegas pulang karena hari sudah sore. Dan ketika sampai di rumah, Nea sudah lupa dengan anak laki-laki yang ia temui tadi. Karena ia fokus bercanda tawa dengan banyak saudara atau sepupunya yang tampak berkumpul di rumah tersebut.

Hasil jepretan foto tadi langsung Dika cetak dan ditempelkan di buku album kenangan. Buku album kenangan itu hanya khusus memuat banyak foto Nea dalam segala moment. Dika memang sangat rajin sekali memotret dan mencetak foto putrinya. Kelak, foto-foto masa kecil itu pasti akan membuat Nea tersenyum.

"Ini fotoku dengan Ezra ya Pa?" Tanya Nea yang tiba-tiba muncul.

"Ah, hahaha iya. Bagus?"

"Bagus."

[Mimpi Berakhir]

Pegangan tangan pria maskulin itu pada tangan kiri Nea terlepas. Entah mengapa pria maskulin itu termenung dan menatap Nea tanpa berkedip.

"J-jadi... gadis kecil itu adalah kau?" Tanyanya pelan.

Dan karena kedua mata Nea perlahan terbuka, pria maskulin itu lenyap begitu saja. Hilang di udara kosong.

Nea tersadar. Ia kemudian mengangkat tangan kirinya dan menatap tangan kirinya sendiri. Ia merasa menggenggam sesuatu yang nyaman dan hangat.

Gadis itu juga merasa aneh saat tahu bahwa kini tubuhnya sudah tertutupi selimut. Nea masih terdiam karena mengingat apa yang baru saja ia mimpikan.

Mimpi itu seolah sengaja tertampilkan begitu saja agar ia ingat masa lalunya.

"Itu sekedar mimpi atau bukan ya? Kok sama persis kayak potongan ingatan yang aku inget pas lagi berada di dunia imajinasi sih. Ezra? Ck, gak jelas banget deh akhir-akhir ini." Gerutu Nea yang kini sudah terduduk.

Nea masih berusaha menyelidiki sesuatu dalam mimpinya tadi. Ia berusaha mengingat momen penting.

"Foto?" Tanya Nea pelan.

Kemudian kedua matanya melebar. "Ah! Foto album? Di mana ya buku album yang dibuatin Papa?"

Kemudian Nea bangkit dan menuju ke lemari pakaiannya. Ia sangat ingat bahwa ia juga membawa buku album itu saat pindahan ke apartemen itu.

Gadis itu mengobrak-abrik laci lemarinya bagian bawah tempat ia menyimpan beberapa barang lama. Dan ternyata ada sebuah buku album lawas yang tertutupi gaun ulang tahun mini berwarna coklat muda.

Nea berhasil menemukan buku album yang ia cari. Ia sangat ingat betul dengan buku album buatan papanya sendiri. Namun Nea memang hampir tidak pernah melihat-lihat buku album itu lagi sejak ia SMA. Saat pindahan ke apartemen, ia hanya iseng saja mengikutkan buku album itu di dalam kopernya.

Padahal jam sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari. Dan Nea nekat membalik halaman per halaman untuk menemukan foto bersama anak laki-laki yang bernama Ezra Maverick.

*****