Tatapan mata Erick sangat tajam dan napasnya mulai kembang-kempis.
"Bisnis itu bukan milikmu!! Nama Ezra masih tertera dengan baik di surat kepemilikan bisnis itu dan juga gedung kantor itu. Hakmu? Ya. Kamu punya hak karena selama lima tahun ini kamu ikut memperjuangkannya, tapi namamu tidak ada di semua surat kepemilikan itu!!" Tegas Erick.
Suasana berubah menjadi mencekam. Nea sendiri kini bingung harus bersikap bagaimana. Untung saja keributan ini tidak terjadi di antara para pelanggan yang sedang makan di lantai satu dan dua.
Untung saja keributan ini terjadi di lantai tiga. Di mana lantai tiga ini belum digunakan sama sekali.
David hanya bisa terdiam ketika Erick bicara begitu. Namun kedua tangan pria itu terkepal keras dan air mukanya terlihat memerah. Sangat terlihat jelas sekali bahwa kini ia menahan amarah yang begitu besar.