"Jadi Ini Kakeknya? Semoga saja Kakek ini tidak gila seperti cucunya" Gumam Batin Dave.
pria paruh baya itu tidak merespon Perkataan Gadis Kecil itu. lalu pria paruh bayah itu berkata:
"Bawah teh yang lebih baik kepada tamu kita"
"Ehh??"
Gadis kecil itu kaget, kepada siapa kakeknya Menyuruh mengambil teh, Dan Dia melihat Mata Pria baruh baya itu yang tertuju padanya.
"Aku??"
"Ya, siapa lagi disini selain kamu? cepatlah Kamu Pergi mengambilnya" Ujar Pria paruh baya.
"tapi kakek..Kakek bercandakan?" Ujar Gadis kecil.
"Kamu mempunyai kemampuan itu, apakah kamu mendeteksi adanya kebohongan dalam perkataanku?" Ujar pria paruh baya.
Sebenarnya sebelumnya, gadis kecil itu sudah Tau bahwa perkataan kakeknya bukan kata kebohongan, Melainkan dia tidak mau saja disuruh Mengambil teh. Menurut nya Mengambil teh itu menjadi seperti seorang pelayan. Gadis kecil itu Selalu berpikir tentang mempertahankan citranya didepan orang.
"Jika ada yang melihatku membawa teh Seperti pelayan apa yang akan terjadi nanti dengan images ku sebagai Ratu api?" Gumamnya, sedikit kesal.
Setelah mengetahui diskusi itu tidak akan dimenangkannya Dia pun segera pergi dari tempat itu.
"Kakek, Aku akan pergi mengambil teh" Ujarnya.
pria paruh Baya itu hanya mengangukkan kepalanya.
Mendapatkan respon Itu gadis itu merasa lebih kesal, Kemudian Ia ingin memarahi Dave tetapi Gadis kecil itu tau bahwa Kakeknya memperlakukan tamu ini dengan begitu terhormat, gadis kecil itu membuang jauh pikiran untuk memarahi Dave.
Ketika Gadis kecil itu pergi kakek itu memulai percakapannya dengan Dave.
"sebelumnya maafkan Cucuku, Ia terlalu dimanjakan" Ujar Pria paruh baya.
"Tidak apa-apa, Aku tidak mudah tersinggung" Ujar Dave.
"Lebih bagus seperti itu" Ujar Pria paruh baya, Legah.
Dave hanya mengangguk Menerima pujian itu.
"Ngomong-ngomong kita belum memperkenalkan diri" Ujar Pria paruh baya, Berbohong.
"Dia tidak tau namaku? Jelas-jelas alat sihir itu begitu keras, apakah Kakek ini tuli? Gumamnya Dalam hati.
"Ya, Namaku Dav, Seorang petualang Biasa" Ujar Dave, Merendah.
"Namaku Rei Zeric, Ketua Organisasi Merpati Suci"
Mendengar Nama itu Dave tidak Kaget sekalipun Karena dia sudah mengetahuinya dari awal Melalui kemampuan Matanya yang bisa mendeteksi apapun yang dilihatnya.
"Pria paruh baya itu yang telah memberitahu namanya Kepada Dave, Menunggu reaksi Dave akan tetapi petualang didepannya yaitu Dave Begitu tenang, tidak ada reaksi sedikitpun setelah mendengar namanya.
Keheningan meliputi Ruangan itu
Sekitar 10 menit telah berlalu, belum ada yang berbicara satu sama lain setelah selesai memperkenalkan nama masing-masing.
akhirnya Keheningan itu pun pecah dengan adanya suara Ketukan Pintu serta Suara seseorang.
Tokk..Tokk.
"Kakek, Aku kembali membawa Tehnya"
"Cucuku sudah Kembali" Ujar pria paruh baya, berdiri menuju pintu.
Dave tidak mempermasalahkannya Ia hanya mengangguk kepada pria paruh baya itu. Lalu dibalik pintu Gadis kecil itu tidak mendengar balasan suara kakeknya, Muncullah perasaan Curiga. Biasanya setelah ia berkata kakeknya pasti langsung meresponnya. Kemudian sementara ia berpikir akan mengetuk lagi atau tidak sebuah ide terlintas dalam dalam kepalanya.
Gadis kecil itu memutuskan untuk masuk paksa, ia berencana untuk mendobrak nya memakai Tinju Phoenixnya. disaat Dia telah selesai merapalkan Sihirnya. Gadis kecil itu akan berlari meninju pintu sehingga pintu itu bisa terbuka, perlu diketahui pintu itu sedikit istimewa pintu itu bisa menetralkan serangan fisik, jadi pintu itu hanya bisa dirusak oleh Serangan fisik yang dilapisi energi sihir.
Lalu pada saat dia akan mendobrak masuk, pintu itu terbuka, Tinjunya melewati Ruang pintu yang telah dibuka oleh kakeknya. tinju itu mengalir mulus melayang masuk Dan tinju itu tidak berhenti melayang melainkan Gadis kecil itu masih berlari meninju, Tinju api itu mengarah kearah Dave yang saat ini sedang duduk menikmati teh.
Dave yang melihat Tinju Api itu yang menyala-nyala ditangan gadis kecil terbang melayang menuju kearahnya bergidik ngeri. Dave akan menghindar kesamping akan tetapi ia tidak siap karena sedang mengonsumsi Tehnya, Kemudian Tinju Phoenix itu jatuh Kearah Dave.
*BAM*
*Boom*
Terjadi ledakan dengan skala kecil Meja serta teh dihadapannya Hancur berkeping-keping dan perlahan terbakar oleh api.
Gadis kecil itu Juga terlempar kebelakang mengarah kearah pintu yang terbuka akibat dari Ledakan kecil itu Kemudian Kakeknya mencegahnya melewati pintu ia menahannya tetapi ia melihat bahwa tangan cucunya Terluka terlihat darah ditangannya.
Api itu melahap Barang-barang yang ada disekitar ruangan itu, Debu kayu menjadi asap, Asap Perlahan Meluap keluar Membentuk seperti kabut Menutupi tempat Dave yang duduk menikmati teh.
Didalam Kabut Dave masih syok Tetapi Setelah melihat notifikasi sistemnya Ia pun kembali tenang.
Ding-
Anda diserang Oleh Lira Zeric dengan tinju Phoenix Mendapatkan Damage 23.000.
Ding-
Karena anda hanya bertahan dan tidak mempunyai keiinginan menyerang balik kemampuan Bertahan dipicu, Skill Pertahanan Mutlak diterapkan.
Ding-
Damage 23.000 dari Tinju phoenix Dinetralkan.
Ding-
Anda mendapatkan 0 damage dari tinju Phoenix.
Setelah itu Asap Itu Perlahan-lahan menghilang Lalu Muncullah seorang Petualang yang masih Memegang Secangkir teh Seraya masih menikmatinya.
Wanita kecil itu atau lebih tepatnya Lira Zeric yang melihat orang didepannya tidak terluka sedikitpun tercengang.
"Lira Zeric yang sementara Menatap ke arah Dave Dia melirik lama Topengnya dan benar saja Ia jatuh kedaalm halusinasi seperti berhalusinasi bahwa jiwanya dimakan Harimau ganas. Setelah itu entah mengapa ia mulai merasakan Ancaman Berbahaya Dari tubuh Dave.
Setelah asap itu menghilang Penglihatannya kembali dengan Jelas, lalu berkatalah Dave kepada pria paruh baya itu atau lebih tepatnya Rei Zeric.
"Apakah Begini perlakuanmu terhadap seorang Tamu?" Ujar Dave.
"Maaf Petualang Dav, Cucuku begitu ceroboh" Ujar Rei Zeric.
"Benarkah? ceroboh? dua kali dalam satu waktu?" Ujar Dave, menginterogasi.
Mendengar itu Rei Zeric menelan ludahnya, ia gugup tapi dalam salah satu keahliannya bercakap-cakap ia mampu menepisnya.
"Ya, itu tidak terduga untuk kedua kalinya cucuku begitu ceroboh. Saya benar-benar minta maaf atas apa yang dilakukan Cucuku" Ujar Rei, Mengelak tuduhan Dave bahwa ia sengaja Menargetkannya untuk menguji kekuatannya.
"Hmm? Hanya Minta maaf ? apakah itu cukup?" Ujar Dave, Mengancam.
"Apa Yang kamu inginkan?" Ujar Rei Zeric, Bernegosiasi.
"Tebak?" Ujar Dave, meneguk Tehnya.
Rei Zeric Yang Mendengar itu mukanya Pucat.
Tebakan demi tebakan Muncul dalam pikirannya.
"Apa yang Dia cari? Apa tujuannya? Untuk apa dia kemari? Tunggu Dia kemari hanya untuk satu tujuan itu berupa Informasi? Benar informasi pastinya jawaban yang diinginkannya, Tapi informasi seperti apa yang diperlukannya hingga sampai ketempat ini? Ujar Batin Rei zeric, Bingung.
Pria paruh baya tidak berani menebaknya.
"aku..aku tidak bisa menebaknya" Ujar Rei zeric, Gugup.
'biar kutebak'
"Siapa?" Gumam Dave.
Kemudian Dave tersadar bahwa Gadis gila itu Sudah sadar. Sebelumnya ia jatuh pingsan akibat serangan balik yang diterimanya karena menyerang Dave.
"Silahkan, Tapi jika salah menebak apa yang aku inginkan sebagai hukumannya Aku boleh Membunuh Kakekmu. Bagaimana masih mau menebak?" Ujar Dave, Mengintimidasi.
Kakek dan cucunya itu saling melirik satu sama lain, Kakeknya menggelengkan Kepalanya bahwa jangan berani menebak.
Tapi yang tidak diharapkan kakeknya Cucunya Berinisiatif bertaruh dengan kehidupannya.
"Aku akan mencoba" Ujar Lira Zeric, percaya diri dalam menebak.