'Kierra kamu dipanggil Guru BP , Kierra kamu dipanggil ke ruang Kesiswaan , Kierra kamu dipanggil Ketua MPK , Kierra kamu ini Kierra kamu itu' Iya itulah sebutan hampir setiap hari selama setengah tahun aku jalani. Berat sudah pasti tapi aku masih saja bertahan dengan Andy. Kebodohan yang berlapis-lapis ini baru terjadi diotakku.
...
Tiba saatnya pembagian rapot kenaikan kelas 11.
"Kierra Prashanti , kamu tidak dapat rapot hari ini karena nilai ekstra wajibmu minimal B sedangkan kamu mendapatkan K . Harap orang tuamu datang dan menemui Bapak diruang Guru. Anak-anak yang lain boleh pulang" Kata Wali Kelasku sambil merapikan map yang beliau bawa dari Ruang Guru.
Hancur bercampur kesal air mataku akhirnya pecah dan Riki yang disebelahku memegang tanganku dan berkata " Ra, kamu kuat oke? aku tau kamu bisa dan kamu mendapatkan peringkat untuk kenaikan ini hanya saja ekstra yang bermasalah bukan"
Sambil tangan kiriku mengusap air mata "iya Ki , makasi ya semangatnya selalu ada buat Kierra disaat kayak gini"
"Iya Ra , sama-sama itulah gunanya kita berteman sekarang . Nanti malam kita kumpul dirumahmu dan kita rayakan kenaikan kelas disana oke " Sambil mengelus pelan dan menggenggam tanganku.
"Iya Ki , aku tunggu ya "aku menjawab sambil tersenyum setengah menangis.
Aku berfikir didunia ini sudah tidak ada yang mempercayaiku , ternyata teman-temanku yang laki-laki semuanya mereka merangkul diriku dan berusaha membuatku bangkit menjadi Kierra yang dulu. Kierra yang selalu tersenyum sepanjang hari , selalu konyol dan selalu menjadi penasehat atau penengah jika ada teman yang sedang musuhan atau bertengkar. Maklum mayoritas disekolahku adalah anak perempuan , ketika sedang musuhan mereka akan saling melontarkan kalimat dan berujung pada tangisan.
----------------------
Malam pun tiba,
Riki , Angga , Adit dan Bayu tiba dirumahku dengan serempak. Aku sudah menunggu mereka dan berharap aku bisa bersantai dengan mereka . Dimalam itu aku banyak bercerita , bergurau dan benar-benar aku merasakan kebebasan dunia untuk hari itu, aku seperti menjadi Kierra yang dulu . Mereka semua memperhatikanku bahkan sampai detail-detail sekali dan selalu memperingatiku tentang banyak bahaya diluar sana. Aku mengakui kalau mereka merokok dan minum-minum berakohol tetapi mereka selalu memperingatiku jangan seperti mereka . Benar saja aku tidak pernah tertarik dengan hal semacam itu .
Hari semakin larut malam mereka pun sudah mulai kelelahan dan berpamitan pulang satu persatu.
"Ra kita pulang ya , kamu tidur jangan ngalong kan udah enggak tugas lagi " Kata Riki sambil mengelus kepalaku bak aku ini adiknya.
"iya aku juga sudah ngantuk sih , kalian hati-hati pulang saling jaga ya " Kataku sambil tersenyum kearah mereka.
"Okay Buk Boss , Om Tante kita pamit dulu besok kita ambil barang-barangnya dan bersihin semua " Kata mereka serempak berpamitan kepada orang tuaku
"Iya hati-hati dijalan jangan ngebut " jawab orang tuaku yang sedang menonton televisi diruang tamu.
Aku pun masuk kedalam kamar dan duduk merenung sambil berkata dalam hati 'ternyata enak ya balik kayak gini lagi rasanya bebas sekali ' terlepas dari fikiranku tentang Andy,
Tiba-tiba.....
Ting..tingg (suara BBMku)
A : " Eh cewek nakal lagi dimana sih ? enggak berniat kabarin aku?"
K : "Maaf tadi lagi kumpul sama anak-anak jadi enggak bisa bales chat soalnya lagi bikin sate juga"
A : "Kamu sudah bosan denganku bilang , kenapa kamu selalu lari dariku ?
K : "Aku bukannya bosan hanya aku jenuh dengan semua perkataanmu yang selalu menyakitiku"
A : "Aku tidak peduli denganmu ? atau kau yang tidak peduli denganku ?"
K : "Aku? kenapa harus aku ? setiap waktuku yang luang aku berikan buat kamu dan aku rela tidak buat tugas dan setiap hari dipanggil Guru,Guru,Guru,dan Guru... apa itu kurang juga untukmu ? setiap malam aku keluar denganmu apakah itu masih kurang juga ? maumu aku seperi apa lagi? Aku selalu salah dimatamu!"
A : "Jadi ini semua salahku ? kau yang lari , aku juga yang salah ? pintar sekali dirimu dasar L*nte! Kalau kau sudah tidak suka denganku bilang jangan kau lari seperti ini"
------------------------
Dalam hati aku berkata dan terdiam ' salahkan jika aku terlalu sayang padamu ? dan kenapa aku dipertemukan dengan orang yang seribet dan seaneh ini ? terlalu sakit untuk melepas tapi terlalu terkikis hatiku untuk dia didalamnya' Diam dan memikirkan kata agar dia bisa mengerti dengan simple , tiba-tiba ...
Ting... tingg (notif baru dari Angga)
Angga : " You oke Ra ? Aku tadi seneng bisa liat kamu seperti dulu lagi tetep kayak gini ya Ra , aku enggak mau kamu berubah Ra"
K : " Yeah, im fine Ngga ,Thanks for today and i'm so happy. Semoga tetap seperti ini ya jaga pertemanan kita "
Angga : "Iya Ra , kita usaha bareng-bareng ya . Sekarang kamu istirahat dan besok pagi bangun kita bersihan rumah bareng-bareng"
K : "Iya siapp Pak Ketua "
Baru sempat tertawa bahagia, tersenyum karna aku merasa Teman-temanku peduli padaku seketika semua itu hilang karna aku ingat dengan Andy lagi.
Dia memblock aku lagi dan aku selalu berusaha menghubunginya. Bodoh iya aku termasuk salah satu orang terbodoh karena cinta.
..........
1 bulan berlalu dan hari kembali kesekolah sudah diambang mataku. Aku masih tetap stay dengan Andy dan liburanku dihabiskan dengan dia, aku lupa keluarga , lupa teman, bahkan aku tidak ingat kapan aku terakhir kumpul dengan teman-temanku. Seakan aku ini milik Andy, tanpa peduli dia seberapa kasar dengan diriku. Aku tetap memilihnya sebagai pacarku dan yang ada difikiranku bagaimana caraku agar merubah sifat Andy agar tidak sekasar itu denganku.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan setiap jam berharga liburanku terasa aku dipenjara. Tapi bagiku itu tidak masalah karna aku sudah mulai melihat perubahan Andy yang perlahan bisa berubah sifatnya dan mengerti keadaanku , aku kira akan lama seperti itu . Tetapi, apa daya aku pun tidak bisa berkata dan bingung harus seperti apa.
Seperti biasa kita chat dipagi hari.
Andy : "Morning cantik , sudah bangun ? Yuk kita kepantai pagi ini ?"
K : "Morning , udah siang kalik gila kepantai jam segini panas tau !"
A : "Ya sudah , kita jalan kemana gitu biar enggak booring ?"
K : "Aku lagi badmood , males kemana-mana kalau kamu mau jalan kerumahku aja ya, sampai sini juga ketemu aku jangan keluar rumah. Aku enggak mood keluar rumah"
A : "O gitu ? jadi kamu sudah enggak mau jalan denganku ? apa kamu sudah bosan denganku ?"
Aku berkata pada diriku sendiri' bolehkah aku cekik dia sampai mati ? sudah habiskan liburanku setiap hari sama dia ketempat yang sama pula apa enggak bosen, kenapa dia enggak bisa memberikan aku ketenangan sehari saja jangan ganggu aku dengan egomu' bergumam tidak jelas. Akhirnya aku pasrah dan mulai membohongi lagi.
K : "Maaf Ndy , aku udah enggak dikasi keluar lagi sama Ibuku . Karna liburan mau usai aku harus persiapan sekolah dan aku pun belum mengunjungi saudaraku yang lain" Jawabku dengan berharap dia tidak tau kalau aku berbohong padanya.
A : "Kamu lebih penting mereka atau aku ?"
K : "Penting keluarga juga karna mereka yang selalu ada buat aku saat aku su..." Belum selesai menjawabnya ada chat lain masuk.
-----------------
Manta : "Thi ? lagi dimana ?"
K : "Ehh.. maaf aku tidak mengabarimu , aku dirumah kenapa Ta ?"
M : "You okay ? Aku kesana ya siap-siap aku jemput kita jalan hari ini Thi"
K : "Iya boleh deh , aku juga lagi free . Kita ngopi yah habis itu kita carik sunset dan aku juga ingin hangout ke Mall sebentar hanya melihat-lihat saja"
M : "Iya seperti biasa deh , bentar lagi aku jemput , kalau udah on the way aku chat lagi ya Thi ?"
K : "Iya deh " Aku menjawab tidak panjang lagi dan segera bersiap-siap.
Seketika itu aku ingat lagi dengan Andy aku hanya bilang pada Andy akan keluar dengan keluargaku karna jika aku keluar dengan Manta bisa-bisa Manta dibunuh olehnya.
----------------------
Hampir lupa , Manta Nugraha ini adalah sahabat dekatku lebih dekat dari siapapun dan hanya dia yang memanggil aku dengan nama belakangku yaitu Santhi . percaya atau tidak dia memang seorang sahabat yang selalu ada dan selalu tau apa yang aku butuhkan. Aku dan Manta sudah bersahabat sejak SMP dulu, dia berkata kalau aku selalu menolongnya jadi dia tetap setia jadi sahabatku. Bahkan seisi rumahku sudah mengenal dirinya dan hafal betul jam dia datang untuk menjemputku, sekedar nonton atau hanya Hangout saja.
Banyak orang bilang ketika kalian punya sahabat laki-laki itulah puncak persahabatan kalian yang sebenarnya. Aku dan Manta sudah tidak canggung-canggung lagi , saling ledek dan bercanda sekeras apapun kita tetap bersama-sama . Bahkan sampai kita sekolah SMA pun tetap bersama walau sekolah dia lain denganku.
...
Tiba pukul 1 siang ,
"Ra dijemput Manta" Kata Ibuku
"Iya bentar ambil tas dulu " Jawabku dari dalam kamar sembari memakai sepatu.
Aku keluar kamar dan mengunci pintu kamarku , lalu berpamitan dangan kedua orang tuaku. Aku sempat cek hp untuk mengabari Andy tapi aku rasa itu tidak perlu karna aku sudah tau sifat Andy yang ego terhadap diriku. Setelah aku dan Manta pamitan, kita pun lanjut perjalanan dan akhirnya sampai ditempat biasa kita ngopi.
-----------------
Sampai di cafe tempat aku dan Manta biasa minum kopi (es kopi),
"Thi ? ada yang aku mau tanya sama kamu , tapi janji kamu jangan marah ." Kata Manta sambil meminum es kopi di cupnya.
" Why ? Tell me ? Apapun itu aku tidak akan marah , kapan aku pernah marah denganmu . Kecuali kamu yang selalu marah jika aku lupa jalan denganmu" Kataku sambil tertawa kecil
"Kamu ada masalah disekolah ? Kenapa tidak memberitahuku ? kenapa kamu diam ? dan aku tau dari Tami" Manta berkata sembari mengeserkan bangku disebelahku.
"Hufttt... Okay kamu tau semua dari Tami ya ? maaf aku tidak memberitahumu aku tidak ingin kau tahu gimana kondisiku " Aku menjawabnya sambil menundukan kepala .
Sambil menyentil kecil tanganku Manta berkata " Kamu masih bodo kayak dulu , selalu gampang dimanfaatkan orang lain. Kamu lupa aku siapamu ? kenapa masih diam? Aku berjanji selalu ada untukmu dan menyemangatimu saat susah atau senang Thi"
"Iya , I know. Tapi, ini terlalu sulit untukku Ta. Aku pun bingung ingin seperti apa dan seakan teman-temanku tidak peduli denganku. Aku sendirian Ta sendirian ! kamu tau gimana jadi aku?" Jawabku dan membuka kaca mataku dan aku sudah hampir nangis
"Oke kita pindah untuk bicara ini yah Thi , biar kamu tenang juga jam juga udah mulai sore katanya mau nyunset dulu " Jawab Manta mulai menghiburku
"Iya yuk kita pindah tempat " Jawabku sambil membereskan tasku.. Tiba-tiba...