Happy reading
"Tentu saja tidak. Kalian saling mencintai dan lagi pula dia tunanganmu dan dia tidak bisa menarik kata-katanya kembali. Maria dengarkan Ibu, jangan memikirkan hal-hal bodoh itu, paham?"
Pada akhirnya, Maria merasa tenang setelah dihibur oleh Santy. Wajahnya pucat sembab, tetapi matanya dipenuhi kebencian yang dalam.
"Ibu, kita melalui banyak kesulitan dan mendapatkan semua ini. Kita tidak membiarkannya hancur begitu saja. Ini semua salah Berlian! Aku tidak akan pernah melupakannya. Aku tidak akan pernah memaafkannya!"
Santy mengangguk. "Jangan cemas! Kita masih mempunyai satu kartu truf terakhir untuk dimainkan. Ibu sudah dihubungi oleh seseorang di Bonn, jadi tidak lama lagi kita akan memusnahkannya!"
"Baiklah."
Di tempat lain. Berlian sedang bekerja saat dia tiba-tiba menerima telpon dari Rayn. Pria itu bertanya apakah Berlian ada waktu pada siang hari untuk menghampirinya di kantor. Seseorang ingin bertemu. Berlian tercegang, tapi dia menyetujuinya.