SSRoE 86
...
"Yang Mulia, tolong maafkan saya." pria tua itu meraung memohon ampun, namun Kaisar Paddu tidak peduli.
"Kau sepertinya lupa kalau aku bukan orang yang bisa memaafkan kesalahan kecil. Aku tidak peduli urusanmu jadi pergi dan serahkan kembali tanah yang kau ambil atau kau mati hari ini. Apa pun pilihanmu adalah keputusanmu." kata Kaisar Paddu dengan nada tenang seperti biasa.
"Yang Mulia, tanah itu akan kembali besok." pria tua itu menangis tanpa daya.
Kematian terlalu mengerikan baginya saat ini, ada istrinya yang sedang sakit sementara anaknya entah dimana. Putra satu-satunya yang menjadi harapan terakhir pria tua itu menghilang seperti tertelan ombak.
"Kalau begitu pergilah." usir Kaisar Paddu.