Chereads / MAFIA And VEILED GIRL / Chapter 17 - 17. Lucas Kembali

Chapter 17 - 17. Lucas Kembali

Helicopter yang ia gunakan mendarat tepat dihalaman belakang mansion pribadinya. Ia segera turun dengan Harry yang selalu setia ada di belakangnya. Semua anak buah yang ditugaskannya segera memberi hormat padanya setelah mereka melihat tuan besar mereka datang. Ia tak acuh, yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana keadaan gadis itu setelah sadar dari koma-nya.

"Apa ia sudah tidur?" tanyanya pada Mike yang berjalan di belakangnya, tepat di samping Harry.

"Sepertinya belum, Tuan. Aku tak menemukannya saat aku mengantarkan makanan dan pesanannya di kamar, tapi aku mendengar gemericik air dikamar mandi. Kupikir ia sedang membersihkan diri," jawab Mike yakin.

Lucas masih terus melangkah ke arah kamar yang ditempati gadis itu dengan semua anak buahnya yang mengikuti di belakangnya. Ia menghentikan langkah lalu menghadap ke belakang.

"Pergilah," perintahnya dingin pada semua anak buahnya begitu berada di depan pintu kamar gadis itu.

Dengan segera mereka pergi dari hadapan tuan agung mereka. Berbeda halnya dengan Harry, Mike dan Erix yang masih setia berdiri di sana. Seolah tidak perlu mengindahkan perintah tuannya sebab mereka merasa mereka adalah orang-orang khusus yang berbeda dengan pengawal lain yang telah lebih dulu pergi.

"Kalian tak akan pergi?" tanya Lucas menaikkan satu alisnya melihat ketiganya yang malah menatapnya bingung saat ini.

"Apa kami juga harus pergi seperti mereka?" Harry bertanya balik. Sementara Mike dan Erix juga memberikan tatapan bertanya.

Lucas memijat pangkal hidungnya. "Tidak perlu tapi jangan salahkan tuan agungmu ini kalau peluru terbarunya menerjang jantung kalian masing-masing," ucapnya dingin lalu membuka knop pintu kamar.

Mike meneguk salivanya kasar sedangkan Erix melotot tak percaya dengan kata-kata sadis tuannya. Berbeda dengan Harry yang terlihat biasa saja karna memang ia sering mendengar ancaman-ancaman sadis dari tuannya. Mentalnya sungguh kebal akan hal itu. jadi, sudah sangat biasa bagi Harry dan tidak perlu terkejut atau bahkan takut.

"Mari pergi," ujar Harry lalu berbalik pergi dengan Mike dan Erix yang langsung mengikutinya di belakang.

Lucas melangkahkan kakinya ke dalam kamar setelah sebelumnya menutup kembali pintunya. Matanya menyorot pada gadis itu. Bukan ... bukan tubuh lemah dan terbaring di atas ranjang dengan infus yang menggelantung yang ia lihat saat tiba di kamar ini tetapi tubuh dibalut kain berwarna putih bersih dari ujung kepala sampai kaki dengan posisi sujud di atas kain lain di lantai.

Lucas mengernyit heran. Pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya tetapi kini ada di depan matanya. Tak lama kemudian ia melangkahkan kakinya mendekati gadis yang masih berada diposisi sujud itu. Mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang tepat di samping gadis itu sembari menunggu gadis itu menyelesaikan kegiatannya dan ia yang memperhatikan dengan seksama.

Sepertinya gadis itu tak terganggu sama sekali dengan kehadirannya atau memang tak sadar ada orang di sampingnya? Ia masih terus melakukan gerak gerak tertentu yang tak dipahami Lucas. Namun Lucas juga tak menghiraukan. Ia masih terus memperhatikan gadis itu dalam diam dan tatapan tajamnya yang bahkan tidak teralihkan.

Sampai pada akhirnya gadis itu akan beranjak dari duduknya setelah beberapa saat mengerjakan kegiatannya yang begitu khusu'.

"Apa yang kau lakukan?"

Gadis itu menoleh. Tersentak mendapati pria tepat berada di sampingnya. Ia sedikit memundurkan tubuhnya, memberi jarak antara mereka dan sedikit rasa takut karena pria itu bahkan tidak memperlihatkan wajah ramah sedikitpun.

"Ada apa?" tanyanya lembut. Ia lantas menatap pria itu setelah beberapa saat mengalihkan pandangan.

Lucas menaikkan satu alisnya. Ia melirik kain putih yang membungkus tubuh gadis itu tanpa mengatakan sepatah katapun. Zoa yang mengerti arah pandang pria itu lantas ikut menunduk. Melihat mukena yang ia kenakan saat ini dan mungkin tengah mengganggu pria tersebut.

"Aku baru saja beribadah," jawabnya dengan menunjuk mukena yang ia kenakan. Mungkin pria ini berbeda keyakinan dengannya. Terbukti ia tampak tak pernah melihat yang digunakan Zoa dengan tatapan bertanya yang begitu jelas tetapi dengan wajah tanpa ekspresi.

Lucas mengernyit. "Apa ini hari untuk beribadah? Ini hari sabtu. Bukankah besok seharusnya baru beribadah?"