"Kau dikejar bukan?" tanya Harley dingin. Rahangnya semakin mengetat menahan emosi karena ulah satu anak buahnya yang tidak becus.
Pria itu menggeleng yakin. "Tidak, Tuan. Mereka kualihkan pada sekelompok perampok di jalanan."
"Bagus, tapi kau tetap harus dihukum karna perbuatanmu," ujar Harley dingin. Ia tak mengacuhkan tubuh lemah Analbie di bawahnya. Matanya kembali menatap satu persatu anak buahnya.
Sementara pria bernama samaran Analbie lantas berdiri dan berjalan tertatih menuju barisan paling ujung. Wajahnya semakin pucat karna keningnya terus mengeluarkan darah tanpa ia coba menghentikannya. Ia tak peduli. Yang terpenting saat ini ialah ia sudah kembali pada tuannya dan selamat dari musuh di Afganistan. Astaga ... Melelahkan sekali perjalanannya dari Afganistan kembali ke Amerika tapi ia juga tampak tak merasakannya. Itu sudah tugasnya dan ia tak menyesal sedikitpun melakukannya.
Semua anak buahnya sudah berbaris rapi meski tadi ada sedikit gangguan dari ulah Analbie. Harley lantas kembali melangkah. Melewati ratusan orang yang sengaja memberinya jalan khusus, tepat berada di tengah barisan mereka.
Begitu tuan besar mereka memasuki markas. Mereka semua lantas bergegas menjalankan tugas mereka seperti semula. Entah tugas apa saja yang mereka emban. Sebagai pembunuh dengan pistol, boom, atau senjata api lainnya. Atau bahkan bertugas sebagai penjaga markas. Mereka semua berhamburan rapi.
Sementara di dalam ruangan khusus yang hanya ada beberapa orang penting di dalamnya. Mereka semua menghadap tuan besar karena memang ditugaskan khusus. Ini saat-saat yang ditunggu mereka untuk melaporkan hasil yang mereka dapat setelah beberapa waktu. Semoga saja tuan besar puas akan hasil kerja mereka dan bukan mengejek atau menghina. Itu suatu keberuntungan yang jarang terjadi kalau ingin mendapat pujian untuk hasil mereka dari tuan besar.
"Berikan laporan," ujar Harley setelah duduk dan menuangkan sedikit anggur ke dalam gelas sebelum ia meneguknya dalam sekali gerakan.
Satu diantara mereka lantas maju. Menaruh memori kecil yang dibungkus plastik bening. "Markas Tuan Jackson sangat tersembunyi, Tuan. Ia membangun markas di bawah tanah di daerah padang pasir yang sangat jauh dari pusat kota atau penduduk. Senjata yang dimiliki pun hanya beberapa. Cukup mudah untuk menaklukan mereka nantinya. Bahkan anak buah yang dimiliki tak genap dua ratus. Itu saja, Tuan."
Harley mengangguk. Tanda ia puas dengan hasil pria bernama Oiren ini yang ditugaskan memata-matai markas Mafia di negara Swedia.
"Lainnya."
Satu orang lagi maju dan meletakkan kartu memori kecil dan berkas di atas meja. "Penyelundupan narkoba di bandar Las Vegas berjalan lancar, Tuan. Untuk pengiriman selanjutnya aku akan menggunakan jalan lain untuk menghilangkan jejak jalan sebelumnya. Kita tak bisa selalu menggunakan satu jalan saja untuk pengiriman. Bukan apa-apa, hanya mengurangi kecurigaan jika saja kita ketahuan."
"Aku bisa membantu menghilangkan jejaknya," sahut Torito.
Pria itu menatap orang kepercayaan tuannya yang memang ditugaskan untuk menghilangkan jejak mereka selama beberapa tahun ini.
"Sudah ku bilang hanya untuk berjaga-jaga, Tor. Kau tetap bisa menghilangkan jejak sebelum dan sesudahnya bukan?"
"Itu akan menambah pekerjaan untukku jika kau membuang waktu mencari jalan lain. Jika mereka curiga dengan perbuatanmu, itu berarti kau yang tidak hati-hati dan waspada dengan kehadiran mereka. Bukankah dengan cara yang kau maksud justru akan membuang-buang waktu?"
Harley mengacungkan tangannya. Tanda tak boleh lagi yang ada bicara diantara mereka.
"Torito benar. Jangan gunakan jalan lain hanya untuk menghindari kecurigaan mereka. Dan itu juga membuang-buang waktu jika menggunnakan jalan lain. Tetap seperti biasa dan Torito akan menghilangkan jejak kalian tanpa harus khawatir," ujar Harley kemudian. Ia lantas meneguk anggurnya lagi.
"Lanjut."
Satu pria lagi maju dan menaruh kartu memori kecil di meja. "Persediaan senjata untuk pengiriman di New Zeeland hanya tinggal beberapa. Mereka meminta minimal barangnya harus ada 100 senjata api dan 50 boom dengan ledakan jarak jauh. Karena Israel masih belum mengirim barang. Aku membuat copy-an senjata yang mereka butuhkan dengan peluru dan ledakan yang lebih dasyat dari sebelumnya. Kurasa mereka akan puas."
"Sebaiknya jangan melebihkan kadar kekuatan peluru dan ledakannya, Myzine. Buat seperti apa yang mereka inginkan. Itu akan lebih membuat mereka percaya pada kita dari pada kau lebihkan dan mereka belum tentu bisa menggunakannya sebaik kita," sahut Rovier, orang kepercayaan Tuannya lagi.
"Ikuti kata Rovier," sahut Harley.