Chereads / MAFIA And VEILED GIRL / Chapter 5 - 5. Permintaan Robert

Chapter 5 - 5. Permintaan Robert

"Maaf mengganggu waktu berhargamu, Tuan Vantouxer."

"Tak usah basa-basi, Tuan Robert. Apa tujuanmu kemari? Aku harus segera pergi ke Italia setelah ini," sahut Lucas sengaja menyombongkan dirinya di depan Robert.

Robert tersenyum kecut. Tuan ini memang sangat sombong!

"Baiklah ... sepertinya aku datang tidak tepat pada waktunya. Begini, Tuan … kau tau sendiri bukan perusahaanku sedang tidak baik-baik saja? Aku ingin meminta bantuanmu untuk membangun perusahaan baru."

Lucas menaikkan satu alisnya dengan wajah bertanya padahal ia sedang tertawa di dalam hati. Memang ini tujuan ia membangkrutkan perusahaan Robert agar pria tua ini memohon padanya. Dan … berhasil!

"Bantuan apa yang kau maksud?" tanyanya pura-pura tak tau maksud kedatangan Robert.

"Aku butuh gedung dan uang tentunya untuk membangun kembali perusahaan baru, Tuan tetapi perusahaan ini akan berdiri atas namamu dan aku yang akan memimpin."

Lucas tersenyum miring. "Kau ingin membodohiku, Tuan Robert? Menjadi pemimpin bisa saja melengserkan pemilik perusahaan asli asal kau tau. Atau … kau memang tidak tau?" ujar Lucas. Tangannya ia sibukkan mengotak-atik laptop di depannya.

"Dan aku juga tak yakin orang sepertimu bisa mengembangkan perusahaanku nantinya mengingat kau telah gagal di perusahaanmu sendiri," lanjutnya sebelum Robert menyahuti ucapannya.

Lucas kembali meneguk anggurnya. Sementara Robert mengepalkan tangan di bawah meja. Wajahnya merah padam menahan amarah sebab ucapan penghinaan yang Lucas lontarkan. Ia akui ia memang gagal dalam perusahaannya sendiri tetapi ia bertekat akan mengembangkan perusahaan milik Lucas lebih baik lagi nanti meski itu bukan perusahaannya. Apa itu salah?

"Kau tau, Tuan Robert? Hampir 70 persen karyawanmu mengajukan surat lamaran kerja dibeberapa anak cabang perusahaanku meski kami tidak membuka pendaftaran sekalipun lalu kau ingin aku membantumu membangun perusahaan lagi dengan namamu yang sudah tercemar, begitu?"

"Aku jadi ingin tau seberapa yakin mereka dengan kemampuanmu dalam usaha," lanjutnya lalu kembali meneguk anggurnya.

Robert mengginggit bibir bawahnya. Tuan ini memang menguji kesabarannya.

"Aku bisa saja membantumu," tukas Lucas yang sudah berdiri menghadap jendela kaca lalu kembali menoleh pada Robert yang kini menatapnya penuh harap. "Tapi dengan beberapa syarat yang harus kau sanggupi. Kurasa itu tak mungkin setelah kau tau apa syarat yang kuinginkan. Dengan syarat ini juga ... kau akan berpikir dua kali untuk menyetujui akan niatmu mau bekerja sama denganku."

Setelah mengatakan hal itu Lucas lantas berjalan ke arah lemari kaca yang sudah tersedia beberapa jas dan etalase penuh jam tangan limited edition.

"Harry, berikan syarat-syaratnya pada Robert," perintah Lucas sembari mengenakan jas hitam yang begitu pas di tubuh berisi nan eksotis miliknya.

Bisa Lucas lihat Robert melotot tak percaya dengan syarat-syarat yang tertulis dalam kertas putih ditangannya. Ia mengeluarkan smirk khasnya.

"Bagaimana, Tuan Robert? Jika kau setuju cepat katakan. Aku tak mau memberimu waktu untuk berpikir lama."

Lucas kembali duduk di depan Robert. Matanya menyorot gerak-gerik Robert yang sedang kebingungan. Ia tau, semua orang yang ingin bekerja sama dengannya juga akan memberikan ekspresi seperti Robert. Apalagi isi syarat yang diajukan tak bisa dinegosiasi sama sekali.

"Apa Tuan yakin dengan semua syarat ini?" tanya Robert ragu.

Lucas terkekeh. "Kenapa aku tak yakin? Bahkan semua orang yang bekerja sama denganku telah menandatanganinya. Dan sampai saat ini, hanya mereka yang bodoh berani menghianatiku. Kau bisa baca sendiri bukan hukuman apa untuk seorang penghianat?"

Robert meneguk salivanya susah payah. Ia tau, bahkan hapal dalam sekejap mata. Berani menghianati Lucas sama dengan mati. Tak ada ampun untuk seorang penghianat.

"Tapi-"

"Tak ada tapi-tapian, Tuan Robert Smith. Kau tak mau aku juga tak butuh," ucap Lucas tegas. Matanya menyorot tajam pada Robert.

"Tidak, Tuan. Aku sangat setuju. Aku akan menandatanginya," sahut Robert cepat lantas segera menandatangi kertas ditangannya. Ia tak peduli. Apapun konsekuensinya nanti yang terpenting ia tak hidup susah di jalanan. Itu akan terlihat menjijikkan untuk orang sepertinya. Apa kata orang-orang nanti jika tau seorang Robert Smith menjadi gelandangan?

Lucas tersenyum miring. "Orang sepertimu memang gila harta, Tuan Robert," ejeknya.

Robert terkekeh. "Kita harus kaya untuk mendapatkan apa yang kita mau, Tuan Lucas. Bukankah begitu?"

"Ya. Kita lihat saja seberapa lama kau mempertahankan kekayaan pinjaman dariku itu," ucap Lucas menekan kata 'pinjaman'.

"Tuan, Pesawatnya sudah siap."

Robert tersenyum kecut menanggapi hinaan dari tuan sialan bernama Lucas. Seandainya Lucas bukan orang terkuat di dunia bisnis, ia tak akan sudi meminta bantuan pada orang angkuh sepertinya.