Chereads / MAFIA And VEILED GIRL / Chapter 6 - 6. Janji Temu

Chapter 6 - 6. Janji Temu

"Tuan, Pesawatnya sudah siap," peringat Harry lagi yang baru saja menutup ponselnya.

"Kau dengar? Aku harus pergi," ucapnya lantas berdiri dari kursi putarnya.

Robert ikut berdiri. "Baiklah, Tuan Lucas. Semoga perjalananmu menyenangkan dan terima kasih atas bantuanmu," ucapnya sembari memberi hormat lantas melangkah keluar.

"Dan kupastikan kau akan puas dengan hasil kerjaku, Tuan Lucas Vantouxer," lanjutnya sebelum benar-benar hilang dari ruangan.

Lucas tersenyum mengejek mendengar ucapan percaya diri Robert lalu keluar dengan Harry yang mengikuti di belakangnya.

"Kau yakin akan membantu Robert, Tuan?" tanya Harry begitu masuk ke dalam pesawat pribadi milik Lucas.

"Orang seperti Robert tak akan bertahan lama, Harry. Aku hanya ingin bersenang-senang saja melihat wajah kesusahan seorang Robert yang terkenal sukses sebelumnya."

Harry tersenyum. Tuannya selalu mengatakan hal yang sama 'hanya ingin bersenang-senang' tetapi akhirnya mereka juga menjadi mayat di ruang eksekusi setelah dipermainkan Lucas. Menyedihkan!

Saat ini memang Lucas sangat menikmati melihat wajah kesusahan Robert. Bagaimana tidak? Faktor utama perusahaan milik Robert bangkrut sebab ulahnya. Ia sengaja membuat para investor di perusahaan Robert berhenti dengan iming-iming anak perusahaannya akan menerima investasi dari mereka. Alhasil, hanya butuh beberapa hari saja perusahaan Robert sudah bangkrut bahkan meninggalkan banyak hutang di Bank dan semua asetnya dilelang.

"Aku akan mampir ke Morristown setelah ini. Aku harus mencoba motor baruku. Ah ... sepertinya akan menyenangkan," ujar Lucas seraya duduk dengan melepaskan kaca mata hitamnya.

"Tapi kau ada janji temu dengan Eille Grove si model cantik, Tuan. Kau tak bisa membatalkannya begitu saja," sahut Harry yang duduk di depan Lucas dengan satu kedipan mata.

Lucas menaikkan satu alisnya. Sejak kapan ia punya janji dengan wanita itu?

"Kapan aku berjanji, Harry? Kau jangan mencoba mendekatkanku dengan wanita gila itu atau kau kubunuh," ancam Lucas menatap tajam pada Harry yang malah terkekeh.

"Bukan aku yang mencoba mendekatkan kau, Tuan. Tetapi wanita itulah yang terus mendesakku untuk membuat janji denganmu. Bahkan hanya berdua," ujarnya dengan dua jari diperlihatkan pada Lucas. Bermaksud menggoda tuannya itu.

"Dan kau mau?" tanya Lucas.

Harry sempat berpikir. "Sebenarnya aku juga tak mau, Tuan tapi wanita itu terlalu agresif hingga aku terpaksa membuat pertemuan kalian."

Lucas memijat pangkal hidungnya pelan. Harry memang bodoh!

"Sepertinya dia menyukaimu, Tuan," lanjut Harry.

Lucas tersenyum miring. "Tak ada yang tidak menyukaiku setelah melihat wajah tampanku, Harry."

Harry terkekeh. Memang benar ucapan tuannya. Salah satu contohnya ya si model Eille Grove. Setelah pemotretan bersama tuannya seminggu yang lalu, wanita itu terus saja menghubunginya agar membuatkan janji temu dengan tuan agungnya. Entah dari mana juga wanita itu berhasil memiliki nomor ponselnya. Padahal hanya orang-orang tertentu yang memiliki nomornya. Tapi wanita itu? Mengagumkan juga. Entah apa yang dia lakukan demi mendapatkannya.

"Tetap saja aku tak mau. Sebaiknya kau saja yang menemuinya, Harry. Aku tau kau butuh teman … 'tidur'," ejek Lucas. "Oh ya ... dan kau bisa menipunya dengan memakai topeng kulit wajahku jika kau tak percaya diri dengan wajah menyedihkanmu."

"Tuan aku tak sejelek itu hingga menipu wanita dengan wajah orang lain," elak Harry yang sedikit tak terima mendengar ejekan Lucas.

"Cermin di rumahmu sepertinya buram hingga menampakkan wajah palsu di sana. Padahal hidungmu hampir sama dengan hidung babi."

Astaga Tuannya sungguh keterlaluan!

"Tuan, aku menyesal bekerja denganmu," gerutu Harry kesal.

"Aku juga menyesal mempekerjakanmu. Ternyata kau sangat bodoh dan tak tau terimakasih." Lucas menanggapi santai.

Sabar Harry ... Tuanmu memang perlu obat bius untuk menutup mulut pedasnya. Batin Harry.

"Ya. Terimakasih telah mengejekku, Tuan."

Lucas terkekeh. Ia tak menanggapi lagi ucapan Harry justru ia lebih memilih membuka majalah terbaru yang ada di meja depannya.