Pilihan pertama adalah Mantra.
Dengan memakai mantra, aku bisa menciptakan sebuah magic item, senjata rahasia, alat yang bisa menjadi penolong di saat-saat genting.
Tapi, untuk mengaktifkan mantra yang tertanam Vainz harus menggunakan MP.
Jika aku tidak memiliki MP, maka itu sia-sia.
Selain itu penggunaannya juga terbatas.
[Magic Conferment LV 2] membuat Vainz bisa menanamkan mantra level dua pada benda yang dia inginkan.
Namun, Vainz hanya bisa mengaktifkan mantra level 2 itu 9 kali, berbeda dengan mantra level 1 yang bisa dia gunakan 10 kali.
Bergantung pada level.
Jika itu benar, semakin tinggi mantra yang bisa dia tanamkan, semakin kecil pula kesempatannya untuk memanfaatkannya.
Level 1, sepuluh kali..
Berarti mantra level 10 hanya bisa diaktifkan satu kali.
Dan untuk mengaktifkannya aku harus mengalirkan mana...
"Ini.. tidak begitu bagus huh."
Pilihan kedua adalah Magic.
Ini sesuatu yang lebih sederhana, tidak terlalu berguna pada beberapa hal, namun sangat berguna pada beberapa hal lain.
Menanamkan Magic.
Versi dasar dari setiap Magic Skill.
Jika Vainz menggunakan opsi ini bersamaan dengan Fire Magic pada sebuah batu, maka batu itu akan menyerap panas api.
Sesuatu yang sangat dasar.. tidak terlalu berguna.
Namun, efek option ini sepertinya bertahan lama mengingat batu di depan Vainz masih memiliki panas api bahkan setelah satu jam.
Vainz hanya perlu satu kali mengeluarkan MP untuk mengaktifkan skill ini, dan dia bisa mendapatkan batu panas yang tidak akan pernah dingin.
"Setiap option punya kelebihan dan kekurangan masing-masing huh.."
Vainz mengalihkan perhatiannya dari batu yang memerah karena panas itu ke gumpalan kain di pangkuannya.
Water magic dan wind magic.. dengan begini, aku sudah mencuci pakaian ini.
Vainz menatap sobekan di jubah hitam itu selama beberapa saat
Dia memasukkan tangannya ke dalam bayangannya tanpa mengalihkan pandangannya.
Aku yakin Satanya membawa beberapa jarum dan benang di dalam gumpalan pakaian pagi itu... tapi dimana benda itu sekarang?
Shadow Control, rasanya menjadi jauh lebih mudah untuk mencari di dalam tempat yang berantakan seperti bayanganku ini.. tapi masih agak.. Apakah karena levelnya yang masih rendah?
Aku bisa menggunakan skill ini untuk mengubah bentuk bayangan seperti [Shadow Change], tapi rasanya lebih nyaman menggunakan mantra itu daripada skill ini-
"-Au!"
Vainz menarik tangannya dan memasukkan jari telunjuk yang mengeluarkan setitik darah ke mulutnya.
Itu menyakitkan, aku yakin yang tadi itu jarumnya.
Selain itu aku memiliki healing magic, tapi secara naluriah memasukkan jari ke mulut..
Vainz membuat seringai kecil.
"Ini kebiasaan lama yang lucu."
Sekarang aku tahu dimana letak jarum itu,.. ini akan menjadi latihan yang bagus!
Vainz fokus pada bayangannya.
Sesuatu bergerak naik dari dalam bayangannya, di sisi lain bayangan Vainz terlihat seperti sebuah selimut tebal yang sangat elastis, menahan gumpalan benang dan jarum yang Vainz gerakkan dengan [Shadow Control] agar tidak keluar.
Tonjolan kecil itu terus bergerak naik dan membuat bayangannya yang terlihat seperti tongkat.
Vainz harus menyentuh bayangannya untuk membuka pintu keluar bagi sesuatu dari dalam bayangannya.
Tanpa itu benda apapun tidak akan bisa keluar.
Ho-Oh!
Ini semakin baik!
Vainz memanjangkan bayangan ke telapak tangannya.
Hanya butuh satu sentuhan kecil untuk membuat gumpalan jarum dan benang itu segera terlihat.
Bayangannya yang seperti ular memegang gumpalan benang itu dan membawanya ke telapak tangan Vainz.
Bagus!
Vainz mengengam benang di tangannya, dia tersenyum puas saat melihat bayangan yang seperti ular perlahan kembali ke bawahnya.
Aku hanya perlu terus berlatih!
Vainz meraih satu tusuk daging yang sudah berwarna coklat keemasan di bawahnya.
"Berdasarkan appraisal, pedang itu memang sampah.."
Vainz mengigit sepotong daging dan melirik pedang berkilauan di tangan Skeletal Knight yang bersiaga di sampingnya.
"Tapi ketajamannya tidak buruk. Potongan daging ini sangat halus.."
Vainz menggerakkan lidahnya, dia bisa merasakan daging dengan bekas potongan yang sangat lembut.
Selain itu kemampuan Skeletal Knight benar-benar ahli menggunakan pedang huh.
Gambaran tentang bagaimana Skeletal Knight level tiga, K1 yang dengan cekatan menguliti, mencincang dan memotong daging monster sebelumnya terus terlintas di kepala Vainz.
Itu seperti.. menggerakkan tangannya sendiri dan bukannya pedang, sangat lembut dan halus.
Ahli menggunakan pedang..
"Seperti yang diharapkan dari seorang Knight!"
Vainz menelan potongan daging lainnya.
"Daging ini sangat lembut dan enak.. tapi hambar, aku butuh beberapa cabai merah, bawang, merica, garam, kecap, dan beberapa botol beer!"
Haah.. jika saja aku bisa menumbuhkan garam dengan Earth Magic...
Vainz menghela nafas berat saat dia dengan mudahnya menelan potongan daging besar lainnya.
Selain itu, apakah Satanya masih tidur sekarang?
Vainz melihat sekelilingnya.
Ini sudah jam 6 mungkin, atau bahkan jam 7 …atau mungkin masih jam 5?
Di sekitarnya kabut tebal semakin menipis, hawa dingin perlahan berkurang dan cahaya matahari mulai menyinari hampir seluruh tempat.
Apakah aku harus membangunkannya?
"Itu tidak buruk.."
Vainz memasukkan potongan daging ke mulutnya.
"Biarlah, dia mungkin masih kelelahan."
Ho-Oh!
Jika dia tidak cepat bangun, mungkin aku akan menghabiskan semua makanan ini!
Vainz membuang kayu di tangannya dan meraih daging tusuk lain di sekitar api unggun itu.
"Mrmmm... Aku benar-benar butuh garam."
..Ah, dia bangun.
Vainz melihat pintu kayu Earth Bunker yang perlahan-lahan terbuka.
Satanya melihat sekelilingnya dengan gugup sebelum akhirnya terlihat santai saat melihat Vainz dengan mulut yang penuh daging.
Gadis itu berjalan mendekati Vainz dengan gerakan yang cukup lambat.
Vainz tanpa menatap Satanya, menunjuk Golem yang berfungsi sebagai kursi di depannya.
Well.. apakah dia ahli dalam bidang fashion?
Satanya memakai baju lengan panjang berwarna putih, rok pendek berwarna coklat tua dan sebuah jubah coklat muda.
Dia terlihat lelah.. apakah dia masih mengantuk?
Vainz yang sedari awal hanya berani melihat gadis itu dari sudut matanya mulai bertanya-tanya.
"P-Pagi V-V-Vainz.."
"Oh.."
Vainz secara spontan merespon sapaan kaku Satanya.
Otaknya membeku, dia tidak bisa memproses apa yang baru saja terjadi, itu terlalu berbeda, terlalu aneh dan terlalu mengejutkan.
Namun saat Vainz bisa memprosesnya dengan benar, dia mulai panik.
A-Apa apaan itu?!
Dia mengatakan 'Vainz' kan?
Itu bukan 'tuan Vainz'!!!
Satanya hanya membuang kata 'tuan' dari kalimatnya, seharusnya hal itu bukanlah sesuatu yang berarti.
Namun, bagi Vainz hal itu tu sangat berbeda.
Jtu benar-benar berbeda.
Seorang ayah pasti kaget saat mendengar anak remajanya memanggilnya dengan namanya.
Seperti itulah apa yang dirasakan Vainz saat ini.
Kenapa?!
Apakah ini benar-benar fase membrontaknya?!-Crap!
Aku belum membalasnya!
"Pagi."
Ho-Oh!
Suaraku tidak bergetar atau semacamnya!
Apakah ini efek [Forbearance]?
Atau, aku sudah berhasil mendapatkan bakat untuk berakting?!
"Makanlah.."
Vainz melambaikan tangannya ke arah puluhan daging tusuk yang berjajar di sekitar api unggun.
Satanya mengangguk kecil dan meraih satu tusuk daging di depan kakinya.
Tidak ada satupun yang berani memulai percakapan, selain suara-suara serangga dan burung-burung yang berkicau, tempat itu terasa sangat sunyi.
Ini membuatku gila!
Vainz berteriak sekeras mungkin dalam hatinya.
Aku harus memikirkan sesuatu yang bagus.. aku akan mengecualikan evolusi itu.
Sesuatu yang bagus, aku akan menggunakan [parallel thinking] untuk ini!
Vainz memasukkan potongan besar daging panggang ke mulutnya.
Sayangnya dia tidak mengetahui serangan yang akan dengan tiba-tiba datang.
"Kamu suka wanita yang seperti apa?"
Satanya mengatakan kalimat itu dengan nada ceria.
Dan, seperti menjatuhkan bom.
"Uhuk-Uhuhk!!"
Daging yang sekarang sedang berada di kerongkongan itu segera bergerak keatas, membuat Vainz merasakan sensasi yang sangat tidak nyaman.
Matanya mulai berkaca-kaca, dia kesulitan bernafas dan rasa sakit datang dari dalam tubuhnya.
Fuck!
Vainz mengepalkan tangannya dan mulai memukul-mukul dadanya.
Satanya mulai panik, dia bangkit dan ingin membantu, namun Vainz mengangkat tangannya untuk menghentikan gadis itu.
Jika aku tidak memuntahkannya-Tidak!
Vainz mengingat artikel kecil yang pernah dia baca saat makan siang di sebuah kafe.
Memuntahkan sesuatu di depan seorang gadis.. itu akan membuat dia jijik padaku!
Vainz berbalik, dia meletakkan tangan di mulutnya dan merapal [create water].
Fuh-Fuhhhhh.…
Itu tadi berbahaya, itu sangat berbahaya.
Vainz berbalik dan melihat Satanya yang menundukkan kepalanya.
Jangan bilang.., dia malu?
…. kenapa kau menanyakan pertanyaan seperti itu?!
Oke-oke… untuk sekarang, aku akan tenang..
Mungkin kejadian seperti ini akan selalu terulang.. aku tidak bisa terus-terusan panik karena hal seperti ini!
Fuuh!
Anggap saja Satanya adalah rekanmu di kantor, apa yang akan aku lakukan jika rekanku menanyakan hal seperti ini?
Mungkin ….pertama-tama, tanyakan dulu alasan di balik pertanyaan itu.
Ingat!
Jangan sampai suaramu bergetar Vainz Michaelist!
Buat agar tampak seperti biasa!
Vainz Michaelist yang biasa!!!
"Hmm?"
Itu benar!
Aku suka menggunakan hmm!
Teruskan Vainz Michaelist!!
"Kenapa kau menanyakan hal itu?"
Yeahhhh itu dia!!!
Normal!!!!!!!
Vainz meatap Satanya yang terlihat kesulitan menjawab pertanyaannya.
Setelah beberapa saat, Satanya akhirnya mengangkat kepalanya.
Satanya sangat ingin memalingkan wajahnya saat matanya bertemu dengan tatapan Vainz, namun dia berhasil bertahan.
"Aku ingin menjadi wanita idealmu!"
Gadis itu mengatakannya.
Dengan suara keras, wajah semerah tomat dan mata yang menatap lurus pada pria di depannya seperti predator.
Sementara itu, Vainz hanya membeku sebelum akhirnya secara perlahan mengalihkan matanya dari tatapan Satanya.
Okay Vainz, aku tahu apa yang kau pikirkan.
Aku sangat tahu, tapi tolong.. tenanglah!!!
Vainz berteriak sekeras mungkin dalam hatinya.
Pertahankan ketenangamu!!
Fuuhhhhh-haahhh-fuuu-haah!!!
Benar.
Kau adalah seorang pria yang sudah hidup lebih dari 30 tahun, kau tidak bisa membiarkan dirimu tampak konyol di saat-saat seperti ini.
Fuuh.. ini bukan karena [Forbearance] ..ini adalah ketenangan yang berhasil kudapatkan setelah usaha keras!
Vainz mengalihkan pandangannya dengan sebuah tonggak besi di hatinya, hanya untuk dibengkokkan oleh tatapan predator yang sedari tadi menunggunya.
"J-Jangan bercanda-"
"Aku tidak bercanda!"
Setelah memotong jawaban kaku Vainz dengan teriakan keras, Satanya perlahan menundukkan kepalanya.
Baik tangan maupun sayap kelelawar di pinggulnya, mereka terkulai lemas sekarang.
"Aku tidak bercanda…"
Benar, aku tidak bercanda.
Aku tidak yakin dengan apa itu mencintai, dan hal-hal berbau romansa lainnya.
Namun, tu-Vainz bilang dia menyayangiku, bukan sebagai kekasih, anak ataupun rekan.
Lalu apa?
Aku tidak bisa tetap diam dengan status yang masih tidak jelas!
Aku tidak menginginkan tu-Vainz sebagai seorang ayah.
Aku juga tidak menginginkan dia sebagai teman, tapi sebagai kekasih.. aku tidak yakin.. tapi itu masih lebih baik daripada yang pertama.
Aku masih takut dengan berbagai hal yang mungkin terjadi diantara kami nantinya jika aku dan Vainz benar-benar menjadi pasangan.. tapi aku tidak bisa terus-terusan hidup dengan rasa takut.
Aku harus mulai belajar tanpa bergantung padanya, aku harus belajar berjalan tanpa alas kaki!
"Aku ..ingin bisa berjalan tanpa alas kaki.."
Satanya mengatakan kalimat itu dengan suara yang berat dan lirih.
Keheningan menguasai tempat itu untuk beberapa saat, sampai Vainz membuka mulutnya.
"Err... "
Wanita ideal kah.
Aku tidak pernah benar-benar memikirkan hal seperti ini sebelumnya.. Sesuatu yang aku ingin ada pada wanita yang akan menjadi pasanganku kan?
Vainz tidak benar-benar ingin memberikan jawaban untuk pertanyaan itu sejak awal, namun dia mulai memutar otaknya saat melihat ekspresi Satanya yang semakin gelap.
Sesuatu berdasarkan ingatan manusiaku...
Vainz mulai mengingat banyak hal.
"Kurasa.. Rambut pendek..."
Entahlah, bagiku gadis dengan rambut pendek seperti para pemain basket dan voli terlihat sangat cantik.
Selain itu.. aku juga suka melihat bagian belakang leher mereka ..?
Sayap di pinggul Satanya mulai bergerak dengan lucu.
Gadis itu mengangkat kepalanya, dia meletakkan tangannya yang terkepal di dadanya dan menatap Vainz dengan mata berbinar-binar.
Ugh.. tekanan seperti ini..
"….agak atletis, mungkin beberapa abs…"
Aku bukan pemilik fetish otot atau semacamnya, hanya saja.. tubuh yang atletis adalah simbol kesehatan!
Tapi.. kenapa aku hanya menyebutkan abs?
Err...-Selanjutnya!
"Dan..."
Vainz melirik Satanya yang mulai menyentuh rambut dan perutnya.
Ini adalah yang terakhir!
Aku tidak mau Satanya berubah menjadi seseorang yang bukan gadis kecilku!
"Harus lebih pendek dariku."
Benar.
Tidak ada pria yang ingin memiliki pasangan yang jauh lebih tinggi dari mereka!
Err.. mungkin ada beberapa, tapi kebanyakan pria tidak begitu.
Selain itu Satanya sudah pendek sekarang, aku tidak yakin tinggi badanku berapa?
Vainz mengangkat kepalanya dan memegang dagunya untuk berpikir.
Karena [Ideal Body] ..mungkin 173cm?
Jika benar.. mungkin Satanya 155cm?
Atau lebih pendek.. atau lebih tinggi?
Vainz mengalihkan perhatiannya pada Satanya.
"….hmmm?"
Satanya memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memegang dagunya dengan mata tertutup.
Pfffft..!
Vainz menyeringai lebar.
Itu lucu, sejujurnya dia terlihat sangat imut!
Tapi.. apa yang dia lakukan sekarang, rasanya sangat tidak asing..?
"Apakah dia meniru kebiasaanku?"
Crap!
Vainz tersenyum kecut dan menundukkan kepalanya.
Aku mengatakannya terlalu keras!
Itu memang kebiasaanku, tapi bukan berarti setiap orang yang melakukan hal serupa karena meniruku!
Shit.. semoga dia tidak menganggapku sebagai orang yang-
Vainz melirik Satanya.
-eh?
Satanya menggunakan tangannya sebagai kipas untuk mendinginkan wajah dan telinganya yang semerah strawberry sementara sayapnya terkepak dengan cepat seolah dia mencoba terbang.
Gadis itu terlihat sangat panik namun dia tidak mencoba untuk menghindari tatapan Vainz.
"M-Maaf.."
"Tidak-tidak, itu bukan sesuatu yang membuatmu harus meminta maaf.."
Jadi dia benar-benar meniruku.…
"mm.. tapi kenapa?"
Sesuatu seperti, anak akan meniru kebiasaan orangtuanya?
….Aha.
Aku yakin ada sesuatu yang seperti itu…
Lalu, apakah aku juga meniru sesuatu dari orangtuaku?
Ini pertanyaan yang menarik mengingat aku tidak mengetahui siapa mereka.
Jika itu benar, maka apa yang kutiru?
Hmm.. aku berharap bukan kepribadianku ini yang kutiru dari mereka.
"B-Bukankah hal itu wajar bagi seorang gadis yang sedang jatuh cinta?"
Satanya mengucapkan kalimat itu dengan suara yang agak bergetar dan menatap Vainz dengan mata yang sangat ingin mendapatkan jawaban.
"Kurasa begitu."
Aku tidak tahu!
Vainz yakin ada sesuatu seperti itu yang pernah sangat populer di kalangan remaja, tapi dia tidak benar-benar tahu apakah itu benar.
Lagipula, pria dewasa mana yang tertarik dengan dunia remaja.
Arrhhh.. sudahlah!
Saat ini mungkin jam 6, aku ingin segera meninggalkan tempat ini.
Vainz meraih gumpalan benang jarum, jubah yang sobek dan mengulurkannya pada Satanya.
"Kau bisa-?!
Satanya melompat kebelakang secara tiba-tiba.
"Err... Kenapa?"
"Uhm, well, itu.. I-Itu di bawah…!"
Satanya berteriak.
Dia menggunakan tangannya untuk menutupi wajahnya yang menyala dengan warna merah hingga ke telinga.
Vainz dengan heran mengikuti arah yang dilihat Satanya dari sela-sela jarinya dan dia tiba di selangkangannya.
Sesuatu yang normal terjadi pada pria setiap pagi, dan tentunya itu juga berlaku pada Vainz.
Tonjolan 'itu' sebelumnya tersembunyi oleh gumpalan pakaian hitam, karena dibawah gumpalan itu Vainz hanya menggunakan sehelai rok-kain.
"Heck!!"
Vainz berbalik dan segera berdiri.
Dia menarik jubah putih di tubuhnya dan dengan paksa menggunakannya untuk menutupi bagian itu.
"A-Aku.. M-Maaf!"
Vainz membuat permintaan maaf dengan gugup saat mengambil gumpalan benang dan pakaian yang dia lemparkan ke bawah sebelumnya.
"T-Tidak.. t-tidak apa-apa!"
Ahhh.. fuck!
Vainz merasa sangat malu dan bersalah karena sudah membuat gadis itu melihat sesuatu yang mungkin akan membangkitkan traumanya.
I.. Fckin'shit!
Aarrhhh shit!
…..apapun yang mungkin terjadi.. aku akan menyerahkannya pada diriku di masa depan!
Vainz segera duduk kembali setelah membuat pernyataan itu sebagai catatan mentalnya.
Satanya mengikutinya dan duduk dengan kaku.
Fuuh..
Vainz mengulurkan benang-jarum dan jubah yang sobek pada Satanya.
"Kau bisa memperbaikinya?"
Warna merah perlahan menghilang dan Satanya mulai mendapatkan ketenangannya kembali.
"Ini..."
"…Ada sobekan yang cukup besar dari pertarunganku kemarin. Maaf.."
"Tidak tidak tidak! S-Aku! sangat mengerti bagaimana situasi bisa menjadi sangat sulit dalam pertarungan!"
Satanya meraih barang-barang dari tangan Vainz dengan tergesa-gesa, dia mengamati sobekan di jubahnya beberapa saat dan menarik seutas benang.
Gadis itu terlihat ingin segera mulai memperbaiki pakaiannya.
"Tidak, pertama.. "
Mengabaikan ekspresi bingung Satanya, Vainz meraih satu tusuk daging.
"Ma... "
Vainz mengulurkan daging itu.
"..kan."
Satanya meraih daging itu bukan dengan tangannya, namun dengan mulutnya.
Chomp!
Hal itu membuat Vainz tersenyum lebar.
"Good girl~"
Vainz bangkit dan mengelus rambut Satanya.
Dalam sekejap, warna cerah lenyap dari wajah Satanya.
"…..Vainz."
Bahu Vainz tersentak saat mendengar suara dingin yang digunakan untuk menyebut namanya.
Otaknya yang dengan cepat memproses hal itu membuat Vainz tersenyum masam.
"M-Maaf.."
Satanya tidak meresponnya, dia hanya fokus dengan daging di mulutnya.
Hal itu menghasilkan sebuah pukulan sekuat tinju Rinue tepat di wajah Vainz.
Arghhh!
Ini sangat tidak nyaman!
Aku harus melakukan sesuatu-Benar juga!
Aku belum mencoba skill yang itu kan?
Lagipula beberapa Skeletal Warrior dan Mage sudah menginjak level 80.
"Kemari."
Skeletal Warrior dengan simbol W2 di dahinya segera berbalik dan bergerak mendekati Vainz.
Aku tidak yakin seperti apa efeknya, tapi aku sangat penasaran!
Mengabaikan tatapan penasaran Satanya, Vainz merogoh sebuah core dengan warna coklat dari dalam bayangannya.
Mengingat level skillnya, aku hanya bisa menggunakan Lesser-Tier.
"[Skeletal Science]"
Tepat setelah Vainz mengaktifkan skill itu, beberapa Skeletal Warrior dan mage, tidak hanya W2 yang ada di depannya tiba-tiba membuka rahang mereka.
Hal itu membuat Vainz dan Satanya tersentak.
A-Apa itu?!
Itu tidak menakutkan, hanya mengejutkan!
Vainz bangkit dan mengamati W2.
Mengingat mereka hanya tulang, seharusnya rahang mereka berlubang.
Namun, sekarang ada sebuah tulang tambahan yang mungkin berfungsi sebagai lidah.
"Ini.. efek skill nya?"
Vainz mengamati lubang yang ada di tulang tambahan.
Ukurannya kecil, setidaknya sebesar core yang Vainz pedang saat ini.
Jika ini memang efek skill ini, apakah aku harus meletakkan core di lubang itu?
Untuk mengetahui sesuatu maka cobalah.
Aku suka kalimat itu!
"Ini akan sangat menarik!"
Vainz dengan hati-hati meletakkan core coklat yang dia pegang itu ke lubang di dalam tulang-Lidah W2.
Momen saat Vainz menarik tangannya keluar, rahang W1 segera tertutup dengan suara 'Klak'.
Bersamaan MP Vainz yang mulai dikonsumsi secara perlahan, tubuh tulang W2 mulai berubah.
Sepasang tanduk hitam perlahan tumbuh dari dahi tulangnya.
"Ho-Oh!"
Jari-jari tulangnya terus memanjang dan membentuk cakar yang tajam, tulang ekor kecilnya tumbuh secara perlahan hingga beberapa cm dengan tulang yang tajam di ujungnya.
Selain itu gigi taringnya juga bertambah panjang.
Penampilan Skeletal Warrior, W2 berubah drastis dalam beberapa detik.
"J-Jadi ini!"
Vainz tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya, dia mengamati Skeletal Warrior dengan penampilan yang berbeda itu selama beberapa saat.
Sementara itu Satanya hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Sesuatu yang baru lagi?"
Jika itu adalah t-Vainz! maka semuanya wajar.
Satanya membuang kayu bekas tusukan daging di tangannya dan meraih jarum di bawahnya.
Sekarang.. aku bisa memperbaikinya, tapi hasilnya mungkin tidak akan sebagus itu.
Aku akan bekerja keras!
Satanya menarik seutas benang hitam yang panjang dan dengan cekatan memasukkannya ke lubang jarum yang kecil.
"Begitu-begitu.. hanya mengambil penampilan-bentuk?"
Vainz melihat lagi stat W2 dan menganggukkan kepalanya.
Ini.. aku tidak yakin apakah akan benar-benar berguna, tapi.. yamrmhhh.. aku belum tahu apakah W2 bisa bertarung seperti Demon atau tidak.
Jika dia bisa, maka skill ini akan menjadi benar-benar berguna.
Jika saja ada sesuatu yang bisa kugunakan sebagai bahan percobaan… sayangnya tidak ada High Orc-!
"Kalian semua, pergi ke desa itu. Kumpulkan semua core High Orc dan bawa padaku dalam 10menit."
Para Skeletal itu berlutut dengan serentak sebelum akhirnya mulai berlari dengan kecepatan yang sangat mengejutkan ke arah desa itu.
10 menit huh, bukankah itu terlalu kejam bahkan untuk Undead?
Terserahlah, lagipula aku tidak akan marah atau semacamnya jika mereka kembali dalam 20 menit.
Vainz berbalik dan berjalan ke arah Satanya yang sama sekali tidak memperhatikannya.
Dia sangat fokus dengan sobekan itu...
"Aku akan memakainya.."
Vainz meraih baju lengan pendek berwarna hitam dan celana panjang hitam di pangkuan Satanya.
Satu-satunya yang robek karena pertarungannya dengan Rinue adalah jubahnya, jadi tidak masalah baginya untuk memakai pakaian itu.
Namun Satanya tidak meresponnya, gadis itu bahkan tidak memutar kepalanya atau melirik Vainz.
Dia fokus sekali..
Vainz berjalan menuju Earth Bunker dengan kalimat itu di benaknya.
Vainz masuk ke dalam Earth Bunker, dia menggunakan pedang dan tombak di dalam Earth Bunker itu sebagai penyangga pintu.
Setelah memastikan tidak akan ada yang bisa membuka pintu itu, Vainz segera melepaskan jubah putih yang dia gunakan untuk menutupi bagian bawahnya dan rok tipis yang dia gunakan.
"Ah! Benar juga, aku hanya menanamkan mantra [Shadow Cloak] pada baju ini kan?"
Aku belum menanamkan apapun pada celana ini.. selain itu, aku merasa akan lebih baik menggunakan skill itu dengan option dua.
Baiklah, karena aku belum mencoba Shadow Magic sebelumnya, kurasa ini adalah kesempatan yang bagus.
"[Magic Conferment: Shadow Magic]."
Oooh!
Semuanya akan menjadi semakin dan semakin baik mulai sekarang… mungkin.