Chereads / Monárch / Chapter 73 - Chapter 72 - Expression

Chapter 73 - Chapter 72 - Expression

ChaSeorang pria dan wanita sedang bergerak dengan kecepatan yang sangat rendah di udara.

Pria itu memiliki rambut emas yang terlihat kusam dan telinga yang panjang dan runcing.

Dia mengenakan pakaian serba hitam dengan semacam asap hitam yang mengepul dari setiap sudut kainnya.

Di sisi lain, Wanita cantik dengan rambut hitam berkilau itu memiliki penampilan yang sangat berlawanan dengannya.

Jubah putih yang cerah, baju panjang berwarna biru secerah langit dan sebuah rok putih setinggi lutut dengan jahitan di bagian tengah, membuatnya terlihat seperti celana pendek.

Jika bukan karena sepasang sayap kelelawar yang terus bergerak di pinggulnya, seseorang mungkin akan berpikir bahwa wanita itu adalah dewi.

"Kelihatannya kau masih membutuhkan banyak latihan huh.."

Vainz mengamati sayap kelelawar Satanya yang terlihat seperti akan lepas karena terlalu banyak digerakkan.

Saat ini mereka berdua berada di ketinggian 150 meter di atas tanah.

Vainz menggunakan [Fly] sementara Satanya menggunakan sayap kelelawarnya dan sedikit bantuan dari Vainz.

Mengingat Satanya punya sepasang sayap, Vainz selalu penasaran apakah gadis itu bisa terbang atau tidak, karena itu Vainz yang sudah ahli menggunakan mantra [Fly] mencoba mengetesnya.

Namun hasilnya sangat diluar perkiraan.

Saatnya benar-benar tidak bisa menggunakan sayapnya, seolah mereka hanya benda hias.

Jika Vainz tidak memegang kedua tangannya dan jubah putih yang dimbuhi dengan mantra [Fly] sebelumnya, mungkin gadis itu sudah jatuh sejak awal.

"M-Maaf!"

"Tidak..."

Vainz melihat gerombolan Skeletal yang berjalan jauh dibawah mereka.

"..kurasa menggunakan ketinggian seperti ini untuk latihan memang bukanlah hal yang bagus.."

Vainz menarik Satanya.

"Kyaa!"

Saatnya mengeluarkan teriakan yang manis saat Vainz dengan tiba-tiba menggendongnya.

"Kau bisa melanjutkan latihan ini nanti.. "

Setelah mengatakan kalimat itu, Vainz segera menambah kecepatannya.

Satanya agak terkejut dengan perubahan kecepatan mereka, tapi dia segera mendapatkan ketenangannya dan sekarang gadis itu sedang melihat wajah Vainz dengan lembut.

Keseriusan Vainz yang tidak pernah mengalihkan pandangannya sekalipun dari arah tujuannya terlihat sangat berkesan baginya.

Dia terlihat sangat.. fokus dan serius..

"…Umu. Apakah ada sesuatu diwajahku?"

"Ah?! T-Tidak t-Vainz! tidak ada.."

Ternyata, Satanya melamun dan akhirnya menatapnya.

Vainz kelihatan agak bingung dan memiringkan kepalanya.

"...Rasanya agak canggung bergerak bersama seperti ini tanpa percakapan. Hmm.."

Vainz mengatakan kalimat itu dengan suara rendah dan perlahan menambah kecepatannya.

Satanya ingin memulai percakapan, dia sudah memiliki beberapa hal yang ingin dibahas dengan Vainz.

Namun dia mengurungkan niatnya karena beberapa alasan yang tidak jelas.

Setelah Vainz menambah kecepatannya, waktu yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan akhir, dengan kata lain parallel gate, menjadi sangat singkat.

Vainz perlahan mengurangi ketinggian dan akhirnya menginjak lantai batu.

Dia menurunkan Satanya dan bergerak mendekati Skeletal Warrior-W1 yang berlutut di samping mayat Wise Orc.

"…dia menjaganya?"

Vainz melihat beberapa mayat burung gagak dan serigala yang berceceran di sekitar W1.

"Sungguh pengertian.."

Asap hitam dari pakaiannya perlahan bergerak dan menebal tangannya.

Ini sangat bagus!

Vainz memuji efek di pakaiannya.

Karena dipenuhi oleh [Shadow Magic], baju,jubah,celana dan boots itu bisa selalu terhubung dengan bayangannya.

Vainz tidak perlu menyentuh bayangannya secara langsung, dia hanya perlu menggunakan [Shadow Control] atau menyentuh pakaiannya dan dia bisa mengambil benda yang dia simpan di [Shadow Storage].

Tentu saja untuk memasukkan sesuatu ke dalam bayangannya dia masih harus merapal mantra, tapi dia tidak lagi harus menunduk untuk menyentuh bayangannya.

Ini adalah sesuatu yang sangat bagus dan berguna!

Asap itu perlahan menghilang setelah meninggalkan sebuah core berwarna coklat.

"[Skeletal Science]."

Vainz memasukkan tangannya dalam rahang W1 yang terbuka dan meletakkan core coklat itu di lubang yang ada di tulang-lidahnya.

Skeletal Warrior itu mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan saat Vainz mengeluarkan tangannya.

Vainz mengabaikan hal itu dan mendekati mayat Rinue.

"Dengan stat seperti itu.. seharusnya dia memiliki core Rare-Tier atau bahkan lebih tinggi."

-Ambil corenya.

Menanggapi perintah mentalnya, W1 segera berbalik dan menggunakan jari-jari tulangnya yang sudah berubah menjadi cakar tajam untuk merogoh ke dalam mayat Rinue.

"Seperti yang kuduga. Cakar demon itu sangat efisien."

W1 menarik jari-jari tajamnya yang memegang core dan mengulurkannya pada Vainz.

"Ohh!"

Yellow!!

Ini warna yang baru!

Rarity: Rare

Source: Wise Orc.>

Benar-benar rare!

Dengan stat seperti itu, ini wajar kan?

Vainz menyimpan core itu ke dalam bayangannya dengan seringai lebar.

"Sekarang.."

Butuh beberapa menit sebelum para Skeletal itu tiba di tempat ini, apa yang bisa kulakukan?

Sesuatu..

Vainz mendekati Satanya yang sedari tadi terus memperhatikan sayap di pinggulnya.

Sementara W1 berjalan dibelakangnya.

"Ada apa?"

"Hyahh!?"

Bahu gadis itu tersentak dan melihat Vainz dengan wajah merah.

"T-Tidak ada.."

Vainz berjalan ke belakang Satanya.

"Hmm.."

Sepasang sayap kelelawar itu bergetar.

Ini getaran yang tidak normal.. dia kesakitan karena aku terlalu memaksanya barusan?

Vainz tersenyum kecut.

"Sebelumnya aku minta maaf.."

"Eh?!"

Tanpa memberikan kesempatan pada Satanya untuk memahami maksudnya, Vainz segera mendekatkan tangannya ke dasar sepasang sayap itu.

"H-Hyah?!"

Bahu Satanya tersentak saat jari Vainz tanpa sengaja menyentuh kulit Satanya yang tidak tertutup kain.

Crap!

Aku kurang berhati-hati!!

"[Maximize Magic: Greater Recovery]."

Lingkaran magic berwarna hijau terbentuk di telapak tangannya dan aura hijau segera menyelimuti Satanya selama beberapa saat.

"Jika kau terluka, KATAKAN."

Vainz menggunakan nada yang berbeda untuk mengucapkan kata terakhirnya.

"... aku mengerti.."

Vainz menghela nafas panjang saat mendengar suara lirih Satanya yang menundukkan kepalanya.

"Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tapi..."

Vainz maju dan mengangkat kepala Satanya.

"Aku tidak akan terbebani dengan hal kecil seperti menyembuhkan luka atau membantu menyelesaikan masalahmu."

"S-Aku mengerti!"

Satanya meresponnya dengan wajah secerah mentari dan suara yang sangat enerjik.

"Bagus."

Vainz melihat bayangan kecil para Skeletal dari sudut matanya.

Mereka berlari ke arahnya dengan kecepatan tinggi, membuat tanah terangkat dan menghasilkan gumpalan debu dibelakang mereka.

Mereka benar-benar berlari huh..

Vainz mengembalikan perhatiannya ke Satanya.

"Ngomong-ngomong.., apa kau bisa menggunakan magic?"

Dia memiliki skill Healing Magic dan Light Magic, seharusnya dia bisa menggunakan mereka.

Tapi..

Vainz mengamati stat Satanya.

..dia tidak memiliki skill [Magic Power Operation].

Apakah itu berarti Satanya tidak akan bisa menggunakan magic?

Oh!

Ada skill [Flight], apakah dia mendapatkannya dari latihan barusan?

Selain itu ada pain resistance dan beberapa skill baru huh..

"… Aku tidak bisa.."

Jadi benar...

"Kenapa?"

".. aku tidak pernah diajari."

Dia tidak pernah diajari?

Apakah orang tuanya tidak bisa menggunakan magic-Tunggu-tunggu!

Diajari? !

"Bukankah kau hanya perlu membeli skill [Magic power Operation] dari shop?"

Satanya memiringkan kepalanya dan menatap Vainz dengan tanda tanya raksasa di wajahnya.

"…Shop? Skill?"

Vainz membeku dan mengalihkan pandangannya ke gerombolan para Skeletal yang semakin dekat.

"…bukan apa-apa."

Tunggu-tunggu, apa maksudnya itu?

Dia tidak bisa menggunakan shop?!

Tapi di status nya gadis ini memiliki skill dan bahkan title.. apakah dia tidak mengetahui hal itu?

Tunggu-tunggu.. apakah semua makhluk yang pernah kutemui juga tidak mengetahui hal itu?!

…Apakah hanya aku yang memiliki sistem mirip game ini? Ini keren!!

Sesuatu yang hanya kumiliki!

...tapi, rasanya agak mengerikan!

Seolah sesuatu atau seseorang memberikan sistem ini padaku sebagai alat untuk mengawasi…

Vainz bergidik saat memikirkan hal itu.

"Apakah orangtuamu tidak mengajarimu?"

"Tidak.. kurasa mereka…. tidak mempunyai kemampuan dalam bidang Magic.."

Satanya tersenyum kecut saat mengatakan itu.

"Hmm.. ngomong-ngomong, siapa orangt-"

Shit!

Aku menghabisi hampir semua devil di lantai itu!

Jika ternyata orangtua Satanya juga ada di gua itu-MAKA AKU TAMAT!!

Ahhhhh...!

Aku ingin menghajar lidahku!

Vainz melihat Satanya yang menundukkan kepalanya dengan wajah gelap.

Holy-HOLY FRICKIN'SHIT

Vainz menelan gumpalan saliva.

"K-Kau tidak perlu menjawabnya jika itu sulit. Aku tidak akan memaksa."

Satanya melihat Vainz sekilas.

Dia mengangkat kepalanya, dengan ekspresi yang terlihat ingin mengatakan sesuatu, namun berhenti dan menundukkan kepalanya lagi.

Kejadian yang terus terulang beberapa kali itu membuat Vainz semakin gugup.

Suara banyak langkah kaki perlahan terdengar, itu adalah tanda bahwa gerombolan Skeletal dibelakangnya semakin dekat.

Mereka semakin dekat!

Aku hanya punya dua pilihan, ceritakan atau tidak

Satanya menghirup nafas panjang, berikutnya dia mengangkat kepalanya dan menatap Vainz dengan ekspresi sendu.

"Ayahku… namanya adalah Dlevo. Dia adalah orang yang selalu tertawa dan bahagia, dia tampak tidak pernah sedih ataupun memiliki masalah.."

Aku tidak pernah melihatnya marah ataupun sedih sekalipun.. apakah ayah tidak pernah merasakan emosi itu?

"Ayah adalah seorang pemburu. Dia selalu pergi di pagi hari dan kembali saat sore hari dengan membawa banyak sekali hewan hasil buruannya.."

Ahhh... Aku ingat hari itu.

Ayah pulang membawa Tyrd (semacam kambing dengan 8 mata dan ekor panjang.) yang sangat besar.

Kami mengolahnya menjadi daging panggang yang benar-benar enak!

Aku menghabiskan 15 piring besar saat itu...

Satanya tersenyum pahit.

"Terkadang dia akan mengajakku bermain.. dan terkadang dia mengajariku berburu.."

Satanya mengingat bagaimana tangannya yang terluka karena mencoba menarik tali busur.

Itu kenangan yang tidak begitu menyenangkan..

"Aku selalu merasa bahagia saat bersama ayah.."

Benar, aku selalu merasa aman dan bahagia saat bersama ayah.

"Sampai hari itu."

Wajah Satanya mengeras.

Perubahan itu membuat bahu Vainz tersentak.

Kurasa ada sesuatu yang tidak bisa dia katakan huh..

Aku sangat penasaran.. tapi aku tidak bisa memaksanya.

"Aku mengerti.. dia ayah yang baik."

Satanya mengangguk kecil dengan pernyataan itu.

"Lalu, bagaimana dengan ibumu?"

Udara disekitarnya menjadi sangat berat.

Wha-Wait-wait!

Apa-apaan dengan atmosfer ini?!

Vainz melirik Satanya.

Gadis itu sekarang tampak sangat berbeda, seolah Satanya sudah lenyap, digantikan dengan orang lain.

"Ibuku.. namanya adalah Slan."

Fuck!

Itu suara yang benar-benar berbeda!

Rasanya dingin dan berat!

Itu.. dia tidak bersedih, dia marah!

Apakah terjadi sesuatu diantara mereka?!

Vainz menghapus keringat di dahinya.

"Dia hanyalah ibu rumah tangga…"

Vainz mendengarkan cerita gadis itu dalam diam.

Dia berpikir bahwa ibu Satanya, Slan adalah wanita yang baik.

Membangunkan ayah dan putrinya pagi-pagi.. menyiapkan sarapan, mencuci pakaian.. dia ibu rumah tangga yang normal huh..

Saat Vainz mendengar bahwa ibu Satanya adalah succubus, dia berpikir bahwa mereka akan selalu melakukan hal itu di rumah.

Mungkin aku terlalu banyak membaca komik dewasa, mereka benar-benar keluarga normal.

Vainz berpikir bahwa hal itu aneh, cara Satanya bercerita, seolah gadis itu sedang mengenang sesuatu yang sangat menyakitkan.

...jadi benar-benar ada sesuatu yang terjadi pada ayahnya… mati dengan cara seperti itu... anak manapun pasti akan terguncang.

Namun Vainz segera menyadari bahwa hal itu sangat wajar saat Satanya menceritakan bagaimana ibunya mulai berubah setelah ayahnya mati.

"menjual putrinya sendiri.."

Vainz bergumam lirih, sangat lirih hingga hanya dia yang bisa mendengarnya.

Aku tidak tahu seperti apa sifat asli succubus itu, tapi seorang ibu yang tega menjual putrinya demi bisa masuk ke tempat seperti itu..

Vainz menggertakkan giginya.

Tidak peduli bagaimana caraku melihat masalah ini, aku tetap marah..

.. Terimakasih [Forbearance] karena sudah menekan kemarahanku..

Ngomong-ngomong…

Vainz mengulang suara Satanya yang mendeskripsikan ibunya.

Rambut hitam panjang, sayap kelelawar yang rusak di sisi kanan, sebuah tato di antara dadanya dan Satanya bilang, hamil..-Yang waktu itu?!

Vainz mengingat succubus dengan perut buncit yang dia bunuh di gua itu.

….. TIDAK PEDULI BAGAIMANA CARAKU MELIHATNYA, ITU MEMANG IBU SATANYA!!!!

B-Bagaimana, katakan padanya?

Atau tidak?

Parallel thinking!

Ini saatnya membuat dirimu berguna!!

Walaupun Satanya membencinya, slan tetaplah ibunya.

Dia pasti marah atau semacamnya kan?

Tidak... Dengan kebencian seperti itu, Satanya tidak akan mempermasalahkannya..

Selain itu aku juga tidak bisa menyimpan sesuatu seperti ini.. mengingat dia sudah menceritakan banyak hal-Aku akan mengatakannya..

Vainz menutup matanya.

"Ibumu.. mungkin aku sudah membunuhnya di gua itu."

…Aku mengatakannya.

Apapun yang mungkin terjadi.. aku menyerahkan pada diriku di masa depan!

Namun tidak ada reaksi apapun, kecuali suara langkah kaki para Skeletal yang semakin keras, tempat itu terasa sangat sunyi.

Vainz dengan gugup membuka matanya dan melihat Satanya.

Satanya memiliki ekspresi yang sangat menakutkan.

Seringai lebar dari telinga ke telinga, mata yang melotot, keringat dingin di dahinya dan dia terus mengepakkan sayapnya.

Pemandangan itu mau tidak mau membuat Vainz mengambil satu langkah mundur karena takut dan kaget.

J-Jadi dia bisa membuat ekspresi seperti itu huh..

Vainz menelan gumpalan saliva di mulutnya saat keringat dingin mengalir di punggungnya.

Wanita-Satanya itu menakutkan!

Fuuhh... dengan begini aku yakin akan satu hal, dia benar-benar membenci ibunya.

Vainz mengulurkan jari telunjuknya dan mengetuk dahi Satanya.

"Jangan memasang ekspresi seperti itu..."

Bahu Satanya tersentak.

Namun Vainz tidak melihat hal itu karena dia hanya fokus pada para Skeletal yang hanya berjarak beberapa meter dari mereka.

"Kau terlihat menakutkan."

Vainz mengatakan kalimat itu setelah dia membelakangi Satanya.

"M-Maafkan Saya."

Satanya menundukkan badannya.

"Mmm.. "

Para Skeletal yang baru saja tiba segera berlutut di depannya, W1 yang sedari tadi berada di belakang Vainz juga segera masuk kedalam barisan itu.

Bagus, sekarang..

"[Skeletal Science]"

Bersamaan dengan suara 'klak' yang diciptakan oleh beberapa Skeletal, Asap hitam mulai menebal di telapak tangan Vainz.

Aku ingin melihat bagaimana para Skeletal ini bertarung dengan wujud yang berbeda.

Skeletal Mage bisa berkomunikasi dengan tulisan kan?

Vainz segera memutar kepalanya ke arah Satanya saat sebuah bola lampu bersinar di atas kepalanya.

"Aku akan menyuruh salah satu Skeletal Mage untuk mengajarimu Magic nanti.."

____

Lt.22

"Magic adalah unsur dasar yang membentuk seluruh dunia ini. Di dalam udara yang tipis, dasar jurang yang terdalam, jiwa makhluk hidup dan seluruh dunia ini, dipenuhi oleh Magic...?"

Satanya membaca tulisan hitam di dinding Earth Bunker dengan suara lirih sambil menggaruk kepalanya.

Aku... mengerti konsep ini.

Aku mengerti!

"Tapi apa manfaat yang kudapat dari membaca informasi ini?!"

Satanya menatap Skeletal berjubah di sampingnya.

Skeletal Mage itu, dengan simbol M1 di dahinya adalah pengajar yang Vainz pilih untuknya.

Mereka berdua berada di dalam Earth Bunker yang dijaga oleh 7 Skeletal Warrior, lokasi Earth Bunker itu sendiri berada sangat jauh dari penghuni utama di lantai 22.

M1 menggaruk dahi tengkoraknya dengan jari tulangnya, Skeletal mage itu terlihat kebingungan.

Dia menggunakan bagian ranting yang terbakar dan menulis beberapa kata di dinding yang bersih.

"Bukankah anda bilang bahwa anda sama sekali tidak mengetahui apapun tentang Magic.. Ya, aku memang mengatakan itu.."

Saatnya tersenyum kecut saat sudut matanya melihat kepala tanpa ekspresi yang sedang menatapnya.

Jika dia punya kulit di tengkorak itu.. ekspresi seperti apa yang akan dia perlihatkan sekarang?

Satanya menghapus pertanyaan itu dari kepalanya dan menatap M1.

"..tapi, bukankah hal seperti ini terlalu dasar?"

Skeletal Mage itu menggaruk tengkoraknya lagi.

Terlalu dasar.. sepertinya Nona Satanya memang benar.… Tapi untuk seseorang yang belum mengenal Magic sama sekali.. bukankah ini sudah benar?

Selain itu, Tuan Vainz bilang aku harus mengajarinya menggunakan setidaknya Fireball.

Tapi Nona Satanya benar-benar tidak bisa merasakan magic sedikitpun!

Bagaimana caraku mengajari seseorang seperti ini?!

Skeletal Mage itu bangkit dan berjalan keluar, meninggalkan Satanya yang terlihat kebingungan.

Hei, bukankah seharusnya kau mengajari Nona Satanya?

W1 berteriak menggunakan koneksi mental mereka.

Diamlah sebentar…

M1 melihat Skeletal Warrior dengan penampilan yang berbeda itu dan menggertakkan rahangnya.

…aku mencoba mencari sebuah cara disini!

Skeletal Warrior dengan penampilan yang berbeda,

Cara?

W6 menatap M1 yang mondar-mandir dengan penasaran.

Iya.. aku tidak punya cara yang benar-benar efektif untuk mengajari Nona Satanya menggunakan magic.

W3 mendekatinya.

Aku yakin tuan Vainz tadi memberikan perintah 'Saat aku kembali, aku ingin melihat Satanya.. setidaknya bisa menggunakan Fireball.' benar bukan?

M1 mengangguk.

Aku tidak tahu apa itu magic, tapi mengajari seseorang yang bahkan tidak pernah menyentuh pisau untuk menggunakan pedang...

W3 menepuk bahunya.

Semangat wahai rekanku!

M1 tersenyum kecut saat mendengar kalimat itu.

Hei, jika kau benar-benar kesulitan.. kenapa tidak bertanya pada yang lain?

W2 mengatakan kalimat itu dengan nada menyindir.

Apa maksud tatapan itu, memenuhi perintah tuan Vainz adalah prioritas utama kita.

W2 meletakkan tangan tulangnya di dada.

Tidak peduli apapun yang terjadi, kita harus memenuhi perintah itu.. dan kau, sebagai rekan yang melayani tuan yang sama aku bisa mengerti perasaanmu.

W2 menatap langit biru diatasnya.

Disanjung, dipuji dan dilihat oleh tuan Vainz.

W2 mengalihkan perhatiannya dan sekarang menatap tajam para Skeletal di sekitarnya.

Itu adalah keinginanku yang terdalam, aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan hal itu bahkan jika aku harus bertarung dengan rekan-rekanku.

W1 mengangkat jari telunjuknya yang berubah menjadi tajam berkat [Skeletal Science] ke atas.

Namun! Itu semua hanyalah sebuah keinginan!

W2 juga mengangkat telunjuk tulangnya ke atas.

Jika tuan Vainz sudah memberikan perintah! Maka kita harus membuang seluruh keinginan dan hasrat pribadi untuk segera, secepat, seefisien mungkin dalam memenuhi perintahnya!

Dua Skeletal Warrior itu mengarahkan jari setajam cakar mereka ke M1 yang membuat ekspresi bodoh.

Buang hasratmu itu, lakukan hal yang hanya akan berguna untuk memenuhi perintah tuan Vainz.

Lima Skeletal Warrior dan satu Skeletal mage mengangkat tangan mereka dan bertepuk tangan.

I-Itu benar sekali!

W6 mengusap lubang matanya, seolah berusaha membersihkan air mata.

A-Aku tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya, tapi kalian benar W1, W2!

W5 berteriak pada dua Skeletal Warrior itu.

Se-Seperti yang diharapkan dari 'Yang Pertama.'!

W4 mengangkat pedangnya tinggi, seolah berusaha menarik perhatian seseorang.

Di sisi lain, M1 perlahan-lahan jatuh ketanah.

A-Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya.. A-Aku adalah yang pertama seperti kalian.. tapi Aku…

Para Skeletal Warrior mengengam erat pedang berkarat mereka.

Kau tidak gagal, kau tidak akan pernah gagal.

Pelayan tuan Vainz tidak boleh gagal.

Tujuh Skeletal Warrior itu berjalan melewati M1.

Jika kau sudah mengerti kesalahanmu, maka segera bangkit dan perbaiki hal itu.

Para Skeletal Warrior mengangkat pedang mereka dan segera bergerak maju.

Seorang pelayan tidak boleh menundukkan kepalanya selain di depan tuan mereka.

BANGKIT!

Teriakan 7 Skeletal Warrior yang sekarang sedang menghadapi monster dibelakangnya membuat api besar yang berkobar dalam hati M1 menjadi semakin besar.

Aku akan memenuhi perintah tuan Vainz meskipun aku harus meminta bantuan pada rekanku sesama Skeletal Mage!!

M1 bangkit dan menggunakan koneksi mentalnya untuk menghubungi M2.