"Ca. Kenalin, ini teman gua yang gua ceritain itu. Adrian Michael nama aslinya. Di panggilnya Adrian."
"Ohh iya. Hallo Mas Adrian. Aku Salsabila, biasa di panggil Caca," ucap wanita itu sambil mengulurkan tangan kanannya dan di balas oleh Adrian.
"Adrian."
"Oh iya, kenalin juga. Ini teman aku, namanya Nesya."
"Hallo, Nesya"
"Adrian."
Saling berkenalan satu sama lain antara Caca dan juga Adrian, tidak terasa mereka sudah berada di restoran selama satu jam lebih. Di sana mereka saling bertukar cerita ketika masa kecilnya, pendidikannya, pekerjaannya dan juga kegiatan sehari-hari mereka. Adrian dan Caca juga kini sudah bertukaran nomor telepon.
"Ric. Balik ke kantor yu. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus gua selesaiin."
"Oh iya, ayo. Caca, Nesya. Gua sama Adrian pamit dulu ya. Masih ada kerjaan soalnya di kantor. Nanti kapan-kapan lu pada main aja ke kantor Adrian. Dekat kok dari sini. Nama kantornya Grand Husada."
"Oke, nanti aku kapan-kapan main deh ke sana, hehe."
"Jangan lupa kontakan juga tuh sama Adrian, haha."
"Apaan si lu." Adrian memprotes ucapan Eric barusan.
"Haha. Yaudah kita duluan ya. Bye."
"Bye..."
Sebebarnya Adrian tidak ada kerjaan lagi di kantor. Paling hanya mengontrol pekerjaan karyawannya saja. Karena ada beberapa target yang harus mereka capai dalam bulan ini. Tadi itu adalah hanya alasan Adrian supaya bisa segera pergi dari sana.
"Gimana kata lu? Si Caca itu cantik kan?"
"Cantik."
"Berarti lu suka?"
"Belum tentu."
"Ya ampun Adrian Michael. Apa lagi coba kekurangan dia? Cantik, berpendidikan, baik lagi. Coba kasih tau gua, apa kekurangan dia?"
"Ada lah. Semua manusia pasti punya kekurangan."
"Ya iya gua tau. Tapi kenapa alasan lu ga mau sama dia? Gua kalo belum nikah mah mau sama dia, haha."
"Gila. Sembarangan banget lu kalo ngomong. Ingat istri sama anak lu tuh di rumah, haha."
"Hahaha. Ya coba makanya sekarang kasih tau ke gua gimana pikiran lu waktu ketemu si Caca tadi?"
"Cantik si dia emang. Tapi kayanya dia itu manja banget orangnya. Liat aja dari gaya busana dan juga cara bicara dia. Dia juga sedikit agak bawel kayanya."
"Ya ampun. Cuma karena itu doang? Kalo dia manja ya bagus lah, lu kan bisa manja-manja sama dia, haha. Lagian lu juga kan orang kaya, lu bisa lah manjain dia sama apapun itu. Kalo bawel ya namanya juga cewek. Istri gua aja bawel banget, haha."
"Bukan gitu Ric. Lu tau sendiri kan gua itu besar karena orangtua gua. Gua mau nanti kalo gua punya anak, gua juga bisa besarin anak gua seperti Ayah sama Mamah gua. Kalo Mamahnya kaya dia, gua takut nanti anak gua malah ga di urusin lagi sama dia."
"Sumpah ya. Pikiran lu tuh jauh banget sampai ke sana-sana."
"Ya kan namanya juga cari pasangan hidup Ric. Harus yang benar-benar lah."
"Terserah lu deh Yan. Yang penting gua udah usahain buat lu bisa ketemu sama dia. Kalo lu ga suka ya ga apa-apa. Gua ga maksa."
"Oke kalo gitu."
"Tapi kenapa ya, kok saya malah kepikiran sama temannya Caca tadi. Entah kenapa, kayanya dia itu orangnya sederhana dan apa adanya. Apa mungkin sekarang saya lagi tertarik sama dia?" pikir Adrian di dalam hatinya.
Ternyata Adrian kurang tertarik dengan Caca, wanita yang di kenalkan oleh Eric untuknya. Justru Adrian merasa tertarik dengan Nesya, teman Caca yang tadi datang bersama dengan Caca. Tetapi Eric tidak mengetahui tentang masalah itu. Karena Adrian tidak menceritakan semuanya kepada Eric karena takut di ledeki olehnya.
Kini Adrian dan Eric sudah sampai di kantor kembali. Sebentar lagi jam kerja kantor juga sudah selesai. Adrian dan Eric hanya mengecek pekerjaan karyawan lainnya di kantor. Setelah itu mereka berdua pulang ke rumahnya masing-masing.
"Sukses bro dekatin Caca nya, haha."
"Apaan si lu. Ga usah ledekin gua kaya gitu deh."
"Haha, sorry bro. Yaudah gua balik dulu ya. Istri gua udah nanyain aja lagi dimana."
"Oke, hati-hati lu."
"Iya, lu juga."
Eric masuk ke dalam mobilnya dan pergi meninggalkan Adrian. Begitu juga dengan Adrian. Adrian segera masuk ke dalam mobilnya untuk pulang ke rumahnya. Namun kali ini Adrian tidak langsung pulang ke rumahnya. Adriab akan pergi ke makam Ayahnya terlebih dahulu.
Makam Ayah dan Mamahnya Adrian bersebelahan. Sehingga Adrian tidak perlu repot-repot harus datang ke tempat yang berbeda untuk datang ke makam Ayah dan juga Mamahnya secara bersamaan.
Setelah bertemu dengan seorang wanita dan entah kenapa Adrian merasa cocok dengan wanita yang bernama Nesya itu, Adrian jadi teringat dengan Ayah dan Mamahnya saat ini.
"Andai aja Ayah sama Mamah masih hidup. Pasti Ayah sama Mamah bisa kasih masukan ke Adrian tentang masalah wanita ini. Karena jujur, Adrian itu sangat sulit untuk memilih pasangan hidup untuk diri sendiri," ucap Adrian di dalam hatinya.
Kini Adrian sudah berada di depan makam Ayah dan juga Mamahnya.
"Assalamualaikum Mamah, Ayah. Semoga kalian berdua tenang ya di alam sana."
Adrian tidak bisa menahan air matanya. Adrian langsung menangis di depan makam Ayah dan juga Mamahnya sambil menaburkan bunga-bunga yang cantik di atas makam Ayah dan Mamahnya. Adrian juga membersihkan beberapa rumput liar yang tumbuh di sekitar makam Ayah dan Mamahnya.
"Adrian kangen banget sama Mamah, sama Ayah. Sekarang Adrian hanya hidup sendiri Yah, Mah. Adrian cuma bisa nerusin semua suaha Ayah dan Mamah tanpa bisa membuat suatu pencapaian yang baru. Adrian rasanya sedih karena ga bisa membuat Ayah dan Mamah bangga. Adrian tadi juga habis ketemu sama seorang wanita Yah, Mah. Dia itu cantik. Dan kayanya dia juga wanita yang baik. Andai aja ada Ayah dan Mamah saat ini. Pasti Adrian bisa tanya pendapat ke Ayah dan Mamah tentang wanita itu. Wanita itu namanya Nesya, Yah, Mah. Tolong bilang ke Tuhan ya Mah, Yah. Kalo Nesya itu memang jodohku, semoga dia itu benar wanita yang baik buat aku dan juga anak-anakku kelak. Aamiin."
Adrian bebricara di depan makam Ayah dan Mamahnya seolah-olah Ayah dan Mamahnya masih hidup. Betapa rindunya Adrian kepada kedua orangtuanya.
Setelah bercerita tentang wanita itu, Adrian memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Karena hari juga sudah mulai gelap. Kini waktu sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore.
"Kalo gitu Adrian pamit dulu ya Yah, Mah. Nanti Adrian pasti akan datang ke sini lagi bersama dengan istri Adrian. Do'ain aja ya Yah, Mah, yang terbaik buat Adrian. Ayah sama Mamah baik-baik di sana. Assalamualaikum."
-TBC-