Sasya bangun tidur lebih dulu, ia mengusap surai kecoklatan milik suaminya. "Good morning my husbu.." bisik Sasya lirih. Setelahnya Sasya turun dari ranjang, ia akan bersiap dan menyiapkan sarapan untuk dirinya juga sang suami.
"Nyonya, tadi ada telepon dari keluarga Alvaro." Ujar Gladys setelah Sasya turun dari tangga.
"Telepon? Sepagi ini?" Tanya Sasya bingung.
"Anu Nyonya, kemarin tuan Glen menanyakan keadaan Nyonya." Jawab Gladys agak ragu.
Sasya menyipitkankan matanya, apakah Glen khawatir padanya? Mungkin saja kan?
"Baiklah, aku akan menelponnya nanti."
"Bantu aku menyiapkan bubur untuk Bryan." Titahnya pada Gladys.
Gadis itu menurut, ia berdiri disamping Sasya. Sebenarnya gadis itu sedikit khawatir jika Sasya masih marah padanya soal kemarin malam kejadian dengan Noel.
Memikirkan pria itu membuat wajahnya terasa panas.
"Kau demam? Kenapa wajahmu merah sekali?" Tanya Sasya heran.
"Nyonya, soal semalam. Tolong jangan bilang-bilang pada Tuan." Ujar Gladys lirih.