Sasya masih bergelung nyaman dipelukan Bryan. Ia tak ingin beranjak seinci pun. Padahal Sasya sudah terbangun sedari tadi. Tapi.. ia malas beranjak dari tempatnya.
Bryan sendiri tak keberatan dengan sikap manja istrinya, lagi pula wajar saja Sasya manja padanya. Apalagi usia Sasya yang masih terbilang remaja labil, dimana seusia itu masih sibuk mencari perhatian orang tua. Namun karena Sasya sudah tak punya ibu, bahkan ayah mertuanya tak menginginkan keberadaan istrinya. Membuat Bryan harus memberi kasih sayang yang lebih.
Pria itu mengusap kepala istrinya lembut, ia tidak mau mengganggu tidur cantik istrinya yang sebenarnya memang sudah bangun. Tapi... sejak ia pulang kemarin, Bryan merasa aneh.
Kenapa dirinya tak melihat kepala pelayannya? Biasanya Mia yang selalu mengurus semua kebutuhannya juga Sasya.
"Emnh.." Sasya menggeliat, ia membuka matanya perlahan.
"Morning princess.." sapa Bryan saat Sasya tersenyum padanya.
"Morning babe.." balas Sasya lembut.