"Oke… Sudah sampai, Honey… Hati-hati ya, Honey… Jangan jalan-jalan sampai terlalu lelah… Ketika sudah mau pulang nanti, hubungi aku ya… Aku yang jemput saja… Jangan naik taksi apalagi angkot… Tidak bagus untuk kehamilanmu…" kata sang suami mengingatkan.
"Iya, Sean Sayang…" kata sang istri sedikit bermanja-manja di samping sang suami sebelum akhirnya ia turun dari mobil.
Sean Jauhari tergelak sejenak. Dalam masa-masa kehamilannya ini, terkadang sang istri bisa menjadi sangat manja, tidak ingin berpisah sedetik pun, dan akan terus lengket seperti prangko.
Kimberly Phandana turun dari mobil suaminya. Ia melambai-lambaikan tangannya ke mobil sang suami sampai mobil tersebut keluar dari kompleks perumahan itu dan kembali bergabung ke kesibukan dan keramaian lalu lintas pagi itu.
Kimberly Phandana mulai masuk ke dalam toko roti Junny Belle. Ini adalah toko roti baru yang baru saja dibuka. Dia dan Natsumi Kyoko sudah berjanji akan ketemuan di sini, makan dan minum-minum sebentar sebelum mereka akan jalan-jalan membeli bumbu masak dan perlengkapan dapur di pasar yang ada di depan sana.
Kimberly Phandana masuk dan duduk di salah satu tempat yang sudah disediakan. Junny Belle yang langsung melayaninya. Kimberly Phandana memesan roti dan minuman yang dikehendakinya.
"Susu saja ya… Selain susu, aku kurang bisa meminum yang lain…" kata Kimberly Phandana dengan sebersit senyuman lemah lembutnya.
Wanita muda ini kan… salah satu dari kedua wanita muda yang aku pernah curi-curi dengar pembicaraannya di suatu kafe kopi beberapa waktu lalu… Suatu pembicaraan mengenai malam pertama dan suami-suami mereka… Mmm… Junny Belle curi-curi senyum sendiri. Ia kembali bersenandika. Mana wanita muda yang satu lagi? Apakah dia sedang dalam perjalanan ke sini juga? Kali ini aku akan memanfaatkan kesempatan ini untuk berkenalan secara langsung dengan mereka.
Junny Belle berlalu. Dia menyampaikan pesanan Kimberly Phandana kepada dua pembantu yang ada di dapur biar mereka saja yang menyiapkan pesanan Kimberly Phandana.
Benar saja… Mobil Maxy Junior sudah merapat ke toko Junny Belle. Maxy Junior menyuruh sopir yang mengantarnya dan istrinya. Terlihat sang sopir yang duduk di depan. Maxy Junior dan Natsumi Kyoko terlihat duduk di bagian belakang mobil. Begitu menekan tombol pada pintu bagian belakang, sekat pemisah langsung muncul dan memisahkan bagian depan dan bagian belakang mobil.
"Sudah sampai, Periku…" bisik Maxy Junior mesra ke sang istri.
Sang istri sedikit menggeliat. Sudah sampai, namun dia masih enggan berpisah dengan sang suami dan tidak ingin turun dulu.
"Biarkan dulu aku dalam posisi ini untuk beberapa detik ke depan, Maxy Junior…" kata Natsumi Kyoko dengan nada manja. Dia masih menenggelamkan diri dalam pelukan sang suami dan belum ada tanda-tanda dia ingin turun dari mobil.
"Aku sih tidak keberatan kau begini terus… Hanya saja, apa nanti tidak kelamaan Kimberly menunggumu di dalam sana?" Maxy Junior menampilkan senyuman menawan yang sudah menjadi ciri khasnya.
"Palingan dia baru saja sampai karena sepanjang perjalanan tadi bermesraan dengan suaminya. Dia juga pasti lengket terus dengan suaminya dan tidak ingin pisah – sama denganku sekarang ini…" kata Natsumi Kyoko masih awet berada dalam pelukan sang suami ganteng nirmala.
"Kalau setiap kali hamil kau akan seperti ini, aku rela membuatmu hamil terus setiap tahunnya, Periku yang Cantik…" Kali ini Maxy Junior meledak dalam tawa lepasnya.
"Jahatnya…" desis Natsumi Kyoko yang menyerupai desahan yang panjang. Namun, dia hanya mengulum senyumannya dan akhirnya ia menggeliat lagi melepaskan diri dari pelukan sang suami.
"Cium dulu…" kata Natsumi Kyoko sedikit memajukan bibirnya.
Tentu saja Maxy Junior tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia mendaratkan satu kecupan mesra ke sepasang bibir sang istri cantik jelita yang seksi menggiurkan.
"Jangan terlalu lelah jalan-jalannya, Periku… Ketika akan pulang nanti, hubungi aku lagi ya… Biar aku yang jemput saja… Jangan naik taksi, becak mesin, atau angkot ya…"
"Kau tidak meeting di kantor hari ini, Sayang…?" kata Natsumi Kyoko melingkarkan kedua lengannya di bahu dan leher sang suami tampan nirmala.
"Ada sedikit rapat saja nanti jam 11… Untukmu, aku akan menyerahkan rapat tersebut ke CEO saja dan aku akan datang menjemputmu. Aku tidak ingin istriku ini naik kendaraan-kendaraan umum yang keamanannya kurang terjamin itu…"
"Oke, Sayang… Thanks very much… Akan kuhubungi nanti begitu aku selesai," kata Natsumi Kyoko mengecup mesra sepasang bibir sang suami dan kemudian ia turun dari mobil.
Natsumi Kyoko sedikit melambaikan tangannya ke mobil sang suami sampai mobil sang suami keluar dari kompleks perumahan tersebut dan menghilang dari pandangan mata.
Natsumi Kyoko masuk ke dalam toko roti Junny Belle dan segera menghampiri sahabatnya yang sudah duduk menunggu di sana dengan manis.
"Sudah lama, Kimberly?" tanya Natsumi Kyoko dengan senyuman cerahnya.
"Tidak lama… Rotiku sudah datang… Minumanku belum… Baru saja aku sampai…" kata Kimberly Phandana juga dengan senyuman cerahnya.
"Aku sedikit lama… Aku sedikit bercengkerama dengan Maxy Junior di dalam mobil tadi…" tukas Natsumi Kyoko dengan sedikit seringai nakal.
"Sudah kuduga… Iya ya… Kenapa bawaannya mau lengket terus sama suami dan tidak ingin pisah? Pisah sebentar saja rasanya sudah lama sekali… Aku rasa Sean dan Maxy Junior pasti sudah bosan dan bad mood karena kita terus lengket ke mereka dan permintaan kita kadang macam-macam dan tak masuk akal…" celetuk Kimberly Phandana dengan kerlingan mata yang nakal.
Kedua wanita muda itu meledak dalam tawa cekikikan mereka.
Junny Belle mengulum senyumannya. Dia datang menghampiri meja kedua wanita muda tersebut sembari menawarkan buku menunya ke hadapan Natsumi Kyoko Suzuki.
Dengan sebersit senyuman cerah nan lemah lembut, Natsumi Kyoko menerima buku menu tersebut dan mulai membukanya. Matanya menelusuri isi buku menu tersebut dengan penuh semangat.