Hal yang sama juga terjadi pada Sean Jauhari.
Kimberly Phandana hanya mengulum senyumannya. Dari hasil scanning yang terlihat pada monitor, dia sudah tahu kini dalam rahimnya tengah tumbuh dua kehidupan baru. Hanya saja dia sedikit heran. Dia sama sekali tidak memiliki gen kembar dan suaminya juga tidak memiliki gen kembar. Sama sekali tidak ada anggota keluarga atau kerabat dekat mereka yang kembar. Kenapa mereka bisa memiliki anak kembar sekarang? Namun, keheranan tersebut ditepisnya jauh-jauh. Kebahagiaan yang dirasakannya jauh di atas dan jauh melebihi keheranan tersebut.
"Bagaimana keadaan kandungan istriku, Dok?" tanya Sean Jauhari gugup kepada si dokter kandungan wanita yang sudah setengah baya tersebut.
"Ada dua jagoan kecil dalam rahim Nyonya Kimberly, Tuan Sean… Kau hebat sekali, Tuan Sean… Selamat ya…" kata si dokter kandungan sambil mengulum senyumannya.
"Dua, Dok?" Suara Sean Jauhari menggantung begitu saja di udara dan terlihat mulutnya yang terbabang lebar.
"Iya… Nyonya Kimberly hamil satu bulan… Ia hamil anak kembar…" kata si dokter kandungan masih sambil mengulum senyumannya.
Kali ini benar-benar membuncahlah euforia yang membelandang sampai ke seluruh muara hati Sean Jauhari. Kebahagiaan ini sungguh tidak terdeskripsikan lewat kata-kata lagi. Dia merasa seolah-olah dia menjadi pemilik alam semesta sekarang ini. Takkan ada kebahagiaan lain yang sungguh bisa menggantikan kebahagiaan yang tengah dirasakannya saat ini.
"Honey… Honey… Kau hamil anak kembar, Honey… Kau hamil anak kembar, Honey… Aku bahagia sekali, Honey…" kata Sean Jauhari mulai meraih sang istri cantik jelita kesayangannya dan menghujaninya dengan ciuman dan belaian kasih sayang yang tiada berpangkal tiada berujung.
Kimberly Phandana hanya tersenyum cerah. Sesekali ia akan tertawa cekikikan karena ia merasa geli dengan ciuman dan belaian kasih sayang yang didaratkan oleh sang suami di hampir seluruh wajahnya. Saking bahagianya sang suami tampan, ia jadi melupakan kehadiran si dokter kandungan yang sejak tadi membisu dan menatap sepasang pengantin baru ini dengan senyuman yang tak luput dari raut wajahnya.
"Ehem…" Si dokter kandungan berdeham sebentar. Barulah Sean Jauhari sadar mereka masih berada dalam ruangan praktik si dokter kandungan.
Sean Jauhari berpaling lagi ke dokter kandungan dan bertanya, "Apakah sekarang kami sudah bisa mengetahui jenis kelamin mereka, Dok?"
"Dua bulan lagi kau bawa lagi istrimu ke sini, Tuan Sean. Dua bulan lagi aku akan sudah bisa memastikannya…" kata si dokter kandungan masih sambil mengulum senyumannya.
"Apakah kau menginginkan anak laki-laki daripada anak perempuan, Sayang?" Wajah Kimberly Phandana terlihat sedikit merengut.
"Jangan sedih begitu, Honey… Aku ingin mengetahui apa jenis kelamin mereka supaya aku bisa mempersiapkan kamar mereka sesuai dengan jenis kelamin mereka… Bagiku, laki-laki ataupun perempuan sama saja…" kata Sean Jauhari mencubit gemas hidung sang istri cantik jelita dan kemudian mengecup mesra kening, kedua belahan pipi dan sepasang bibirnya yang imut nan menggemaskan.
Senyuman Kimberly Phandana terlihat merekah lagi menghiasi wajahnya yang cantik jelita.
"Oke… Karena Nyonya Kimberly sedang hamil anak kembar, ada beberapa hal yang ingin kusampaikan kepadamu, Tuan Sean… Ada beberapa hal yang harus dilakukan dan diperhatikan. Dan ada beberapa hal lainnya yang mutlak tak boleh dilanggar," kata si dokter kandungan dengan nada yang sedikit tegas.
Menit demi menit terus berlalu. Setelah mendengarkan serangkaian penjelasan panjang dari si dokter kandungan wanita setengah baya tersebut, setelah menerima sejumlah obat dan vitamin yang harus diminum oleh sang istri cantik jelita, Sean Jauhari membawa istri cantik jelitanya berlalu dari ruangan praktik si dokter kandungan.
Karena hari ini ada sopir yang mengemudikan mobil, Sean Jauhari bebas bermesraan dengan sang istri cantik jelita di jok belakang. Kembali ia menghujani sang istri cantik jelita dengan ciuman dan belaian kasih sayang yang tiada berpangkal tiada berujung.
"Aku takkan bisa menyentuhmu sampai tiga bulan ke depan, Honey… Aku pasti akan sangat merindukan segala cinta dan perhatianmu di atas ranjang, Honey," kata Sean Jauhari dengan wajahnya yang sedikit merengut.
"Tenanglah, Sayang… Aku masih bisa memberikanmu pelayanan yang memuaskan setiap malam… Tenanglah… Jangan khawatir, Sayang…" bisik Kimberly Phandana juga sedikit merasa risih kepada si sopir yang tengah duduk di jok depan, tengah berkonsentrasi terhadap lalu lintas kota Jakarta yang mulai padat merayap di jam-jam menjelang jam lima atau jam enam sore.
"Mulai sekarang kau tidak boleh kerja yang berat-berat lagi ya, Honey… Aku akan menambah jumlah pembantu rumah tangga di rumah kita nanti. Ada apa-apa, apa pun yang kaubutuhkan ketika aku lagi tak ada di rumah, kau bisa meminta bantuan dari para pembantu…" kata Sean Jauhari mencubit gemas hidung sang istri cantik jelita.
Kimberly Phandana hanya mengangguk ringan.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Maxy Junior terhadap sang bidadari cantik kesayangannya.
"Aku akan menambah jumlah pembantu di rumah kita, Periku… Apa pun yang kaubutuhkan ketika aku tak ada di rumah, kau bisa meminta bantuan dari para pembantu…" kata Maxy Junior seraya membelai kepala dan rambut sang bidadari cantik kesayangannya.
"Kau tiap hari akan pulang cepat kan, Sayang?" Tangan Natsumi Kyoko juga naik dan membelai-belai kepala dan rambut sang suami tampan.
"Aku berjanji, Periku… Jika tidak ada kerjaan penting di kantor, aku akan segera pulang dan menemanimu…" kata Maxy Junior dengan sorot mata penuh cinta dan kasih sayang.
"Kau akan pulang cepat tiap hari kan, Sayang?" Kimberly Phandana juga menanyakan hal yang sama kepada sang suami tampan.
"Jika tidak ada kerjaan yang mendesak di kantor, aku akan masuk setengah hari saja, Honey. Sisa hari itu aku akan menemanimu…" kata Sean Jauhari mengecup mesra kepala sang istri cantik jelita.
Senyuman lemah lembut mulai merekah dan menghiasi wajah Natsumi Kyoko dan Kimberly Phandana yang cantik nirmala.
Kebahagiaan mengeriap dan menggeligit kuncup pikiran Maxy Junior dan Sean Jauhari.
***
Jakarta, akhir September 2013
Si empat sekawan, Maxy Junior dan Sean Jauhari hari ini baru berkesempatan kumpul santai di Minggu siang. Istri Maxy Junior dan Sean Jauhari sedang ada di rumah dengan ibu mertua masing-masing. Perawan-perawan muda yang menemani si empat sekawan juga sibuk dengan kegiatan masing-masing di luar sehingga si empat sekawan berkesempatan menyempatkan sedikit waktu kumpul santai di Minggu siang.
Terlihatlah si enam sekawan tersebut kumpul di sebuah kafe eksklusif di Taman Anggrek. Setelah makanan dan minuman yang mereka pesan dihidangkan di meja mereka, mereka pun memulai obrolan ringan mereka siang itu.
"Tumben kalian siang ini bisa tampil solo," celetuk Thobie Chiawan.
"Ya… Biasanya kalian berdua kan selalu tampil duet barengan istri-istri kalian…" timpal Rodrigo Wisanto sembari menyeringai nakal.