Tangan sang suami tampan terus membelai-belai dari kepala hingga kedua lengan sang bidadari cantik.
"Begitulah kehidupan ini, Periku… Aku sudah pernah mengatakannya kepadamu bukan? Hidup ini memang tidak pasti, Periku… Pertemuan, kebersamaan dan perpisahan akan datang dan pergi silih berganti. Walau demikian, di antara sekian banyak ketidakpastian tersebut, aku ingin kembali menegaskan satu hal, Periku. Cinta dan perasaanku terhadapmu adalah pasti, Periku… Aku akan selalu berada di sampingmu. Kita akan selalu bersama dan takkan pernah terpisahkan…" Maxy Junior berulang kali mengecup mesra kepala sang bidadari cantik kesayangannya dengan sejuta cinta dan ketulusannya.
Natsumi Kyoko tersenyum lembut. Ia menyandarkan kepalanya ke dada kekar, bidang nan bedegap sang suami tampan. Ia terus mengusap jari-jemari sang suami tampan yang masih melingkar pada perut dan pinggangnya.
Segenap sedih dan pilu masih meringkai muara hati para pelayat lain yang berkumpul di areal pemakaman tersebut.
***
Beberapa hari berlalu… Kesedihan boleh datang melanda. Kepiluan boleh datang menyapa. Namun, mau tidak mau kehidupan tetap harus bergulir, tetap harus bergerak maju, tetap harus memandang jauh ke depan. The show must go on. Bagi orang-orang yang masih hidup, tidak mungkin waktu akan selamanya berhenti dan kehidupan berhenti bergulir. Bagi orang-orang yang masih hidup, tidak mungkin mereka akan terus terpaku di masa lalu dan tidak pernah melangkah maju lagi. Jelas semuanya akan terus bergerak ke depan.
Hari ini Maxy Junior membawa sang bidadari cantik kesayangannya memeriksakan diri ke dokter. Terlihat Maxy Junior duduk di dalam ruang praktik si dokter kandungan dengan gugup. Tampak si dokter kandungan melakukan scanning terhadap perut Natsumi Kyoko. Detik-detik berlalu. Gugup Maxy Junior semakin bertambah dan bertambah. Meski pendingin ruangan tersebut menyala dan berfungsi dengan baik, tetap saja Maxy Junior merasa gerah dan beberapa peluh membutir besar-besar di keningnya.
"Bagaimana, Dok?" tanya Maxy Junior menelan ludahnya sendiri ke dalam kerongkongannya yang serasa tercekat.
Natsumi Kyoko hanya membisu seribu bahasa sembari mengulum senyumannya. Dibandingkan dengan dirinya, sang suami tampan ternyata jauh lebih gugup.
Si dokter kandungan terpana melihat hasil scanning yang kini ditampilkan di layar monitornya. Begitu monitor tersebut menyala, mata Natsumi Kyoko juga membeliak besar. Dia langsung menatap ke layar monitor dengan mata tanpa berkedip.
"Benarkah itu, Dok? Itukah anak-anakku?" tanya Natsumi Kyoko dengan mata yang kini sedikit berkaca-kaca. Haru mulai menggelincir di semenanjung sukma Natsumi Kyoko.
"Peralatanku tidak mungkin salah, Nyonya Natsumi…" kata si dokter kandungan wanita yang sudah berusia awal lima puluhan itu sembari mengulum senyumannya.
"Kenapa dengan anak kami, Dok?" tanya Maxy Junior dengan sedikit gusar. Dia sudah berada di ujung kesabarannya.
"Maafkan aku, Tuan Maxy Junior… Saking terpananya kami dengan tiga janin yang kini sedang tumbuh dalam rahim Nyonya Natsumi, kami jadi melupakanmu…" Si dokter kandungan setengah baya tersebut sedikit meledak dalam tawa renyahnya.
"Berapa, Dok?" Suara Maxy Junior sedikit meninggi karena sungguh dia tidak berani mempercayai pendengarannya barusan.
"Ada tiga, Tuan Maxy Junior… Tuan Maxy Junior memang hebat ya… Menikah tidak lama, kini sudah membawa tiga malaikat kecil…" kata si dokter kandungan masih mengulum senyumannya.
"Tiga, Dok?" Mulut Maxy Junior tampak terbabang lebar. Seketika perasaan bahagia yang benar-benar tak terdeskripsikan lewat kata-kata mulai membuncah dalam padang sanubarinya.
"Selamat ya, Tuan Maxy Junior… Nyonya Natsumi kini tengah hamil tiga minggu – hamil bayi kembar tiga… Kandungan sehat dan sangat baik…" kata si dokter kandungan wanita setengah baya itu masih mengulum senyumannya.
"Periku… Periku… Kau mengandung bayi kembar tiga, Periku… Oh, Periku…" Meledaklah euforia kebahagiaan yang sungguh tidak terdeskripsikan lewat kata-kata ke udara.
Maxy Junior meraih sang bidadari cantik kesayangannya ke dalam dekapan kehangatannya dan menghujaninya dengan segudang ciuman di seluruh wajah. Natsumi Kyoko jadinya merasa sedikit risih karena sang suami tampan melupakan adanya kehadiran si dokter kandungan yang dari tadi hanya senyam-senyum sendiri menyaksikan kebahagiaan sepasang pengantin baru ini.
"Ehem…" Si dokter kandungan berdeham sebentar. Barulah Maxy Junior sadar mereka sedang berada di ruang praktik si dokter kandungan. Maxy Junior menghentikan curahan kasih sayangnya dan menatap ke si dokter kandungan lagi.
"Apakah jenis kelamin mereka sudah bisa diketahui, Dok?" tanya Maxy Junior lagi sudah benar-benar tidak sabar.
Si dokter kandungan meledak dalam tawa gelinya.
"Belum, Tuan Maxy Junior… Kira-kira di usia kandungan bulan keempat, kau bawa Nyonya Natsumi ke sini lagi. Aku akan memeriksa jenis kelamin mereka dan aku akan memberitahumu…" kata si dokter kandungan dengan sebersit senyuman cerah yang tak pernah hilang dari wajahnya.
"Tidak masalah, Dokter… Aku hanya ingin tahu jenis kelamin mereka supaya aku bisa mempersiapkan kamar mereka sesuai dengan jenis kelamin mereka," kata Maxy Junior menyeringai lebar.
Natsumi Kyoko juga tersenyum lebar melihat tingkah kocak sang suami tampan. Kini lengkaplah sudah kebahagiaan mereka. Sebentar lagi akan hadir anak kembar tiga yang melengkapi nan menambah keluarga kecil mereka.
Menit demi menit pun berlalu dengan cepat. Si dokter kandungan memberikan catatan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa-apa saja yang tidak boleh dilakukan karena Natsumi Kyoko kini diketahui tengah hamil bayi kembar tiga. Setelah mendengarkan serentetan penjelasan panjang lebar dari si dokter kandungan, mendapatkan obat dan vitamin-vitamin yang harus diminum Natsumi Kyoko, barulah Maxy Junior permisi dan membawa sang bidadari cantik kesayangannya keluar dari ruangan praktik dokter tersebut.
Mobil dibawa oleh seorang sopir di depan, jadi di jok belakang Maxy Junior bebas kembali menghujani sang bidadari cantik kesayangannya dengan curahan kasih sayang dan cinta yang tiada habisnya. Natsumi Kyoko membiarkannya saja karena memang itulah yang dibutuhkannya dari sang suami tampan. Jelas hamil bayi kembar tiga bukanlah perkara yang mudah. Dia akan membutuhkan lebih banyak dukungan, curahan perhatian, cinta dan kasih sayang dari sang suami tampan setidaknya sampai sembilan bulan ke depan.
"Aku tidak akan bisa menyentuhmu sampai tiga bulan pertama, Periku… Aku pasti akan sangat merindukan segala sentuhan, belaian, dan kasih sayangmu, Periku…" kata Maxy Junior terus bermanja-manja dengan menenggelamkan kepalanya ke bahu dan leher sang bidadari cantik kesayangannya.
"Tenanglah… Aku masih bisa memberikanmu service yang memuaskan setiap malam… Jangan khawatir…" bisik Natsumi Kyoko dengan volume suara yang sedemikian kecil. Dia merasa sedikit risih dengan sang sopir yang duduk di jok depan.
Maxy Junior tersenyum menawan. Dia mendekap sang bidadari cantik kesayangannya ke dalam pelukan kehangatannya dan kembali menghujaninya dengan ciuman dan belaian kasih sayang yang tiada akhir.
Mobil Maxy Junior terus melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota Jakarta yang mulai padat merayap di jam-jam menjelang jam lima atau enam sore.