Chereads / 3MJ / Chapter 118 - Segelintir Girls' Talk (bagian 2)

Chapter 118 - Segelintir Girls' Talk (bagian 2)

Natsumi Kyoko hanya mengangguk-ngangguk cepat. Keadaannya juga tak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh Kimberly Phandana. Tak lama kemudian, mereka berdua tertawa cekikikan karena keduanya mendapat pelayanan yang sama dari pangeran tampan mereka.

"Harus kuakui mereka para cowok memiliki segudang cara untuk memenuhi kepuasan birahi mereka," cetus Kimberly Phandana berbisik lagi.

"Aku pernah baca satu artikel di majalah orang dewasa, Kimberly… Katanya memang birahi para cowok itu dua atau bahkan sampai tiga kali lipat lebih tinggi daripada kita para cewek. Jadi wajar saja dalam sehari seorang suami bisa meminta berhubungan intim dengan istrinya itu tiga sampai empat kali." Natsumi Kyoko juga berbisik dengan volume suara yang sekecil mungkin karena tidak ingin isi diskusi mereka terdengar oleh yang lain.

"Sampai sekarang kau masih perawan?" tanya Kimberly Phandana beberapa saat kemudian. Natsumi Kyoko hanya mengangguk ringan.

"Aku juga sama, Natsumi… Sebenarnya dalam lubuk hatiku yang terdalam, aku sudah siap jika seandainya Sean meminta untuk mengambil kesucianku ini. Kau… Kau… Seharusnya kau juga memiliki persiapan yang sama bukan?" tanya Kimberly Phandana merasa sedikit deg-degan. Natsumi Kyoko juga mengangguk ringan.

"Ya… Aku tidak ingin munafik… Dry hump itu terkadang membuatku ketagihan. Terkadang aku hampir keterlepasan, dan meminta Maxy Junior memberiku dry hump singkat. Aku merasa itu sungguh memalukan. Tidak mungkin seorang perempuan meminta dry hump dan hal-hal sebangsanya dari kekasih atau suaminya bukan?"

Natsumi Kyoko meledak dalam tawa gelinya. Kimberly Phandana juga terdengar tertawa cekikikan.

Dari kejauhan, Maxy Junior dan Sean Jauhari sudah memperhatikan kedua putri pujaan hati mereka. Keduanya saling berpandangan sejenak. Keduanya bertanya-tanya – apa yang sedang dibicarakan oleh kedua putri pujaan hati mereka sampai sedemikian seru – sembari sedikit mengerutkan dahi.

"Sama denganku, Natsumi… Terkadang aku juga bisa to the max. Kadang kalau sudah sampai pada keadaan itu, aku hanya bisa mencoba berendam dalam air dingin supaya gairahku turun. Hehehe… Tidak mungkin aku meminta Sean memberiku dry hump dan hal-hal sebangsanya. Dalam kamusku, memalukan sekali apabila perempuan duluan yang meminta hal-hal beginian dari kekasih ataupun suami mereka."

Kembali kedua perempuan itu tertawa cekikikan dengan rona merah delima yang menyelangkupi wajah dan leher mereka. Kedua pangeran tampan mereka sesekali masih melirik ke arah mereka dengan rasa penasaran yang tinggi.

Kini Natsumi Kyoko dan Kimberly Phandana mulai mengalihkan perhatian mereka ke Ciciyo Suzuki dan Shunsuke Suzuki yang terlihat masih bercengkerama dengan teman-teman mereka yang lain. Sepertinya mereka masih membahas keseruan liburan mereka di kapal pesiar Zodiac Liner nanti.

"Aku jadi bertanya-tanya apakah Ciciyo pernah mendapat service dry hump dari Shunsuke atau tidak." Kembali Kimberly Phandana meledak dalam tawa renyahnya.

"Pasti ada… Beberapa kali aku pernah mendapati Ciciyo berendam di kamar mandi lama sekali, Kimberly… Sudah pasti dia di kala itu juga to the max dan tidak sanggup mengendalikan gairahnya lagi, iya kan? Lagipula, abang angkatku itu dulunya juga seorang lelaki player, sama seperti sang pangeran tampanku ini. Tidak heran kalau dia sudah pernah memberikan service dry hump kepada Ciciyo karena mereka dekat setahun belakangan ini kan? Namanya laki-laki…"

"Kau pernah bertanya langsung pada Ciciyo, Natsumi?"

Natsumi Kyoko mengedikkan kepalanya sedikit ke belakang. "Tidak pernah… Dia tidak pernah cerita apa-apa padaku soal kedekatannya dengan abang angkatku, Bang Shunsuke ini. Aku juga tidak pernah bertanya apa-apa padanya. Aku rasa ia ingin itu menjadi privasinya, jadi aku memutuskan untuk menghormati privasinya saja."

"Aku pernah baca satu artikel di internet, Natsumi… Katanya laki-laki setelah selesai berhubungan intim dengan pasangan mereka, otak mereka akan bisa bekerja full dan semangat juang mereka juga bisa to the max. Jadi ibarat semacam charging batteries begitu deh… Tidak heran istri yang mencintai dan memahami suami mereka, takkan sekali pun menolak ketika suami mereka meminta untuk berhubungan intim. Apakah… Apakah… Apakah kau sudah siap menjadi istri dengan ciri-ciri demikian?" tanya Kimberly Phandana dengan kerlingan mata nakal nan menggoda.

Natsumi Kyoko mengangguk cepat dan antusias. Lantas kedua gadis itu meledak lagi dalam tawa cekikikan mereka.

"Oke deh… Kita stop bicarakan soal dry hump dan tetek bengek sebangsanya dulu. Kita akan bahas dulu soal perjalanan kita naik kapal pesiar itu. Di kapal, memang rencananya kau akan tidur sekamar dengan Sean bukan?" tanya Natsumi Kyoko kepada sahabatnya.

Kimberly Phandana mengangguk ringan dan cepat. "Tentu saja… Tapi, lagi-lagi aku tunggu bagaimana Sean mengaturnya saja nanti."

"Sama… Aku juga tunggu bagaimana Maxy Junior mengaturnya saja nanti…" Natsumi Kyoko terlihat bersemangat dan antusias ingin pergi berlibur barengan sang pangeran tampan dan teman-temannya.

Detik demi detik berlalu. Menit demi menit berlalu. Pembahasan kedua gadis muda itu mencakup apa-apa saja yang akan mereka bawa, dan apa-apa saja yang akan mereka kongsi ketika menginap selama beberapa waktu di kapal pesiar mewah Zodiac Liner.

Ketika kedua putri pujaan hati menghampiri sang pangeran tampan lagi, kedua sang pangeran tampan pun mengajukan pertanyaan yang sudah sejak tadi mengganjal dalam kerongkongan mereka,

"Apa yang kau bicarakan tadi dengan Kimberly, Periku?"

"Apa yang kau bicarakan tadi dengan Natsumi, Honey? Sampai sebegitu seru kulihat…"

Kedua putri pujaan hati hanya membisikkan suatu jawaban singkat kepada dua pangeran tampan mereka.

"Biasa, Sayang… Pembicaraan di antara perempuan. Laki-laki tidak boleh tahu…" Natsumi Kyoko tersenyum malu-malu dan sedikit menundukkan kepalanya.

"Pembicaraan antarperempuan, Sayang… Laki-laki dilarang untuk tahu…" Kimberly Phandana tersipu malu dan membuang pandangannya ke arah lain.

Maka dari detik itu sampai seharian, kedua pangeran kita dilanda oleh rasa penasaran yang tiada berpangkal ujung dan tiada berkesudahan.