Malam berganti pagi dengan begitu cepatnya. Maxy Junior tidak bisa tidur begitu nyenyak malam itu. Satu jam sekali dia akan terbangun tiba-tiba. Ia berusaha menahan gairah kepriaannya yang sewaktu-waktu bisa naik nan menggelegak ke permukaan secara mendadak. Gairah tersebut terus kembang kempis dari menit ke menit, dari jam ke jam. Untunglah keesokan harinya itu adalah hari Minggu. Jadi, Maxy Junior rencananya akan tidur kembali selepas dia memulangkan Natsumi Kyoko ke rumahnya.
"Bangun, Periku Sayang… Lima belas menit lagi jam enam…" bisik Maxy Junior lemah lembut di telinga sang bidadari cantiknya.
Mata Natsumi Kyoko perlahan-lahan terbuka dan dia bangun masih dalam posisinya yang merebahkan dirinya di atas dada sang pangeran tampan. Dia tersenyum mengantuk dan dengan sedikit berat hati melangkah turun dari tempat tidur dan bergerak ke kamar mandi sebentar.
Maxy Junior tersenyum simpul. Dia menggandeng tangan sang bidadari cantik dengan lembut dan mereka berdua keluar dari apartemennya. Setengah jam kemudian, Maxy Junior sudah menurunkan Natsumi Kyoko di pekarangan depan rumahnya.
"Nanti siang mau ke mana?" tanya Maxy Junior di saat sang bidadari cantiknya sudah turun dari mobil dan berdiri di samping mobil.
"Mungkin kita bisa ke bioskop. Ada satu film terbaru yang sudah ingin kutonton denganmu sejak seminggu yang lalu, Sayang. Kau mau kan?" ajak Natsumi Kyoko dengan harap-harap cemas.
"Kenapa nggak? Kau mau menonton yang jam berapa?"
"Jam dua empat lima saja…"
"Oke… Nanti kupesankan dulu tiketnya secara online. Di sana kita tinggal tukarkan dengan tiket aslinya." Maxy Junior menampilkan sebersit senyuman menawan.
"Oke…" Natsumi Kyoko mengangguk bersemangat.
"Aku jemput jam satu nanti ya, Periku…" kata Maxy Junior masih dengan sebersit senyuman menawannya.
Natsumi Kyoko mengangguk masih dengan semangat dan antusiasme yang sama. Maxy Junior menginjak pedal gas dan mobil melaju pergi meninggalkan pekarangan rumah Natsumi Kyoko.
Diam-diam Natsumi Kyoko memanjat masuk ke dalam kamar tidurnya melalui jendela kamarnya yang sengaja dibiarkannya sedikit menganga sepanjang malam. Dalam hati ia bersyukur karena kamarnya berada di lantai bawah.
Jendela kamar kemudian dikunci dari dalam. Natsumi Kyoko kemudian bernapas lega. Pagi itu diputuskannya dia akan keluar kamar jam delapan nanti dan pergi lari pagi sebentar. Tidurnya kemarin malam begitu nyenyak dan pulas. Pagi ini dia menjadi begitu bersemangat. Dia memutuskan akan lari pagi sebelum sarapan jam delapan nanti.
Beda halnya dengan Maxy Junior yang memutuskan untuk langsung beringsut kembali ke dalam selimutnya sesampainya ia di apartemennya. Dia mengetik-ngetik di ponselnya guna membeli dua tiket bioskop secara online. Sekelumit bebungaan surgawi bermekaran dalam benak pikirannya karena siang nanti dia akan menonton di bioskop dengan sang bidadari cantiknya.
Menit demi menit berlalu. Akhirnya sang pangeran tampan pun kembali menenggelamkan diri ke dalam alam mimpinya. Sewaktu-waktu bayangan Natsumi Kyoko dan masa-masa manis kebersamaan mereka kemarin malam bisa berkelebat dalam padang sanubari Maxy Junior. Sebagai akibatnya, pagi itu Maxy Junior terlelap dengan segurat senyuman tipis mendekorasi wajahnya yang tampan nirmala.
***
Hari demi hari berlalu. Dan akhirnya tibalah hari pemilihan pangeran White Day yang begitu dinanti-nantikan oleh sebagian besar murid-murid SMA Newton Era.
"Kau bawa mobil sendiri, Natsumi?" tanya Kimberly Phandana melihat Natsumi Kyoko turun dari mobilnya di pelataran parkir sekolah.
"Iya… Aku ingin berangkat lebih awal saja. Aku nggak mau nanti Ciciyo apalagi Bang Shunsuke bertanya yang macam-macam. Jadi kuputuskan hari ini aku bawa mobil sendiri saja." Natsumi Kyoko menyeringai nakal.
"Kau beli apa rupanya buat Maxy Junior?"
"Ada ikat pinggang dan dasi. Aku lihat dasi yang dia pakai cuma beberapa itu. Aku ada belikan tujuh dasi dengan warna-warna biru, hitam dan cokelat kesayangannya. Aku juga ada belikan tiga tali pinggang dengan warna hitam, cokelat gelap dan cokelat yang sedikit terang."
"Wow… Kau teliti benar sampai-sampai kau bisa memperhatikan aksesori yang dikenakannya sehari-hari." Kimberly Phandana meledak dalam tawa renyahnya.
"Kau sendiri belikan apa buat Sean?" tanya Natsumi Kyoko sedikit penasaran.
"Satu keyboard yang ada lampu kerlap-kerlipnya. Dia suka main game, jadi aku belikan dia satu keyboard yang memang untuk main game. Habis itu, aku ada belikan dia beberapa setel celana renang yang seksi, yang model brief."
Natsumi Kyoko tertawa geli mendengar jawaban Kimberly Phandana.
"Kau berharap dia mengajakmu pergi berenang bersama dan dia akan mengenakan celana renang hadiahmu itu?"
"Tentu saja… Aku menanti-nantikan ajakan kencan itu, Natsumi… Ya meskipun aku tidak bisa berenang, setidaknya selama aku berada di dalam kolam renang, aku pasti akan selalu berada dalam pelukan Sean. Dia pasti akan selalu menjaga karena takut aku akan tenggelam," bisik Kimberly Phandana dengan sebersit seringai nakal.
Natsumi Kyoko meledak dalam tawa gelinya lagi.
"Jadi selama ini Maxy Junior pernah ajak kau ke mana saja dalam kencan-kencan kalian, Natsumi?" tanya Kimberly merasa penasaran. Mereka mengobrol ringan sambil berjalan masuk ke dalam sekolah dan naik ke lantai atas.
"Makan di kafe-kafe dan di plaza-plaza sudah pasti ya… Kami sudah pernah ke bioskop. Kami sudah pernah juga ke karaoke bersama. Namun, karena dia kurang tertarik dengan menyanyi, kebanyakan aku yang menyanyi. Dia juga beberapa kali menemani aku ke toko buku bahasa Inggris itu. Kendati dia sendiri lebih tertarik ke buku-buku berbau bisnis dan keuangan, dia sering juga kok menemani aku ke toko buku bahasa Inggris itu."
"Itu namanya dia tenggang rasa dan mau berkorban loh… Kau sendiri sering menemaninya ke toko buku-buku keuangan tidak?"
Natsumi Kyoko mengangguk cepat.
"Tentu saja… Aku juga ingin dong membuktikan aku ini pacar yang pengertian," bisik Natsumi Kyoko sedikit tersipu malu. Kimberly Phandana meledak dalam tawa gelinya.
"Apakah tidak sebaiknya aku membelikannya celana renang juga ya?" Mendadak Natsumi Kyoko mendapat ide yang terilhami dari cerita Kimberly Phandana tadi.
"Kenapa mendadak kau bisa mendapat inspirasi yang demikian? Apakah dari ceritaku?" Kimberly Phandana meledak dalam tawa gelinya.
"Iya… Baru terpikirkan olehku sekarang, Kimberly. Meski Maxy Junior suka sekali berenang, dia sampai sekarang tidak pernah mengajakku pergi berenang bersama, atau bermain ke pantai." Natsumi Kyoko memasang wajah yang sedikit merengut.
"Setidaknya kalian berdua sudah pernah bermain bersama di Bali tempo hari kan?"
"Kan itu terjadi sebelum aku jadian dengannya. Tidak masuk hitungan dong… Lagipula, dalam perjalanan pulang kami, Maxy Junior juga ada berjanji padaku di lain kesempatan dia akan mengajakku main-main ke Bali lagi. Akan kutagih janjinya itu pada tanggal 13 Juli nanti."
"Kau sudah mempersiapkan sesuatu yang khusus untuknya di hari ulang tahunnya itu nanti?"
"Tentu saja… Ku berharap semoga saja dia juga mempersiapkan sesuatu buatku pada tanggal 7 Juni nanti," tukas Natsumi Kyoko dengan harap-harap cemas dan rona merah yang masih mendekorasi wajah cantik jelitanya.
"Kau benaran jatuh cinta, Natsumi… Jangan khawatir… Aku yakin pada tanggal 7 Juni nanti, Maxy Junior telah mengatur sesuatu yang sangat spesial buatmu." Kimberly Phandana mengulum senyumannya.
"Apa kejutan Sean pada Januari lalu, Kimberly?" tanya Natsumi Kyoko lagi.
"Januari lalu kami belum jadian sih… Namun, dia sudah mengajakku menonton di bioskop. Heran dong aku ketika aku masuk ke dalam bioskop dan tak ada orang sama sekali di sana. Ketika filmnya mulai, hanya ada kata-kata selamat ulang tahun dan foto-fotoku terpampang di layar bioskop yang super besar itu. Ternyata dia mem-booking seluruh bioskop pada jam itu hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Merona merah wajahku ini. Tapi terus terang ya, Natsumi… Aku bahagia sekali pada saat itu."