Frans wenda adalah orang Papua asli, dia lahir di distrik Arso, kabupaten keerom papua, ibunya berasal dari maumere, kedua orang tuanya telah tiada saat Frans berusia 5 tahun, kakeknya dari pihak ibu membawanya ke maumere, dia kemudian tinggal bersama kakek dan bersekolah di sana hingga SMA.
Setelah lulus SMA, dia mencoba mendaftar ujian masuk perguruan tinggi negeri, bagi Frans muda, pendidikan adalah pintu keluar dari kemiskinan, dan akhirnya Frans diterima di salah satu universitas negeri di surabaya.
Frans kuliah mengambil jurusan ekonomi, prestasi akademiknya sungguh memuaskan, dia selalu mendapatkan beasiswa dari pemerintah orde baru saat itu.
Kemampuan sosialisasi Frans juga tidak kalah hebatnya, dia sempat menjadi ketua BEM dikampusnya.
Perawakannya yang 180 cm dengan tubuh atletis ditambah wajah eksotis khas papua, membuat Frans mempunyai daya tarik sendiri di kalangan mahasiswi di kampusnya.
Sikapnya yang ramah dan gentlement selalu murah senyum, menambah aura wibawa yang memancar di sosoknya. Bukan hanya sosoknya yang berwibawa yang membuat kaum hawa tertarik padanya, tapi aura manly yang terpancar pada frans, membuat seolah-olah lawan jenis merasa lemah dihadapannya, dan meminta pelukan Frans untuk melindunginya.
Dengan sosoknya yang besar, terkadang dia diminta gabung dengan orang-orang perantauan flores di Surabaya sebagai bagian kelompoknya, namun Frans sedikitpun tak tertarik, bukan karena dia takut, tapi karena dia tahu apa yang orang-orang itu lakukan.
Frans juga sangat jago berkelahi, pernah dia dikeroyok 5 preman karena salah paham, 5 preman itu babak belur di hajar Frans sendiri. Dalam aktivitas olahraga, Frans selalu nomor 1 di kampusnya, dia adalah juara bertahan lari marathon di liga atletik mahasiswa. Banyak prestasi Frans yang dia sumbangkan untuk kampusnya, beberapa piala yang terpajang di lemari kaca Rektor adalah bukti prestasi frans.
Frans bertemu istrinya yang bernama Dewi Ningrum di kampus, istrinya adalah seorang wanita keturunan jawa, asli surabaya. Frans sangat mencintai istrinya, mereka telah berpacaran selama 5 tahun saat Frans sedang menyusun skripsi.
Frans mampu mendapatkan kepercayaan dan restu orang tua Dewi, apalagi waktu itu Frans sudah bekerja sebagai PNS di salah satu departemen.
Usia 1 tahun pernikahan, Frans di berikan kesempatan belajar ke london selama 1 tahun, dewi tak ikut suaminya karena saat itu dewi sedang mengandung, apalagi kondisi kehamilan dewi yang lemah, Frans khawatir tak ada yang menjaga dewi di london.
Dewi sendiri begitu mencintai suaminya, dia begitu puas dengan kemampuan suaminya di ranjang, setiap hari mereka bergumul, seolah Frans tak ada capeknya. Bahkan dewi mengatakan pada Frans kalau dia boleh main dengan wanita lain selama di london ataupun dimana saja, Dewi tahu napsu suaminya sungguh besar, dia ikhlas suaminya menyetubuhi wanita lain, asal dewi tetap menjadi istri sah.
Kehidupan Frans dan Dewi sangat bahagia, kemampuan Frans bersosialisasi membuatnya banyak koneksi, dia tidak mau terlibat masalah suap menyuap berbentuk uang.
Pernah saat dia menjadi auditor di kantor pajak di suatu kota di sulawesi, ada satu pengusaha yang mengajaknya berkongkalikong, dia marahi habis2an.
Namun meski begitu Frans lebih suka menabung budi, para pengusaha koleganya sudah tahu sifatnya seperti itu. Frans bersedia menjadi penghubung antara pengusaha yang bermasalah dan pejabat yang berwenang agar urusan lancar, namun dia tak bersedia menerima fee dari pihak-pihak yang terlibat, Frans menabung hutang budi mereka, untuk dia pergunakan di lain waktu saat perlu.
Begitulah hingga akhirnya, Frans mampu membuat siapapun jadi terlibat hutang budi dengannya.
Saat Frans berusia 46 tahun, istri tercintanya dewi meninggal dunia, Frans sangat terpukul dengan kematian istrinya.
Hari hari sepeninggal istrinya Frans tenggelam dalam pekerjaannya, libidonya bisa dia salurkan kapanpun dia mau.
Frans tidak pernah bersetubuh dengan pelacur, dia sangat tidak menyukai seks yang dibeli, baginya seks adalah suatu seni, take and give.
Seks bagi Frans adalah saat dimana pria adalah pemimpin yang membimbing wanitanya menuju puncak. Wanita yang benar-benar rela menyerahkan dirinya seutuhnya pada frans, namun its just a sex.
Belum ada yang membuat hati Frans bergetar, seperti saat bertemu dewi puluhan tahun lalu, sepeninggal dewi merasa kesepian, anak-anaknya chris dan denny sudah memiliki jalan hidup masing-masing.
Denny anak bungsunya sekarang menjadi warga negara Inggris tinggal bersama istrinya bule cantik. sedangkan Chris, pekerjaannya sebagai ahli IT tak pernah ada tempat menetap, kadang seminggu dia di Korea, kadang seminggu dia di Jepang, Frans seorang diri kesepian.
Saat ini Frans ditugaskan sebagai ka-Cab di Solo, saat tiba di Solo Frans mendapatkan fasilitas sebuah rumah yang megah di salah satu komplek perumahan elite di Solo Baru.
Namun Frans merasa rumah itu terlalu besar buatnya, dia kemudian memilih suite dua kamar di salah satu apartemen, sekaligus juga menjadi hotel di solo, apalagi apartemen itu bersebelahan dengan mall, sehingga Frans merasa gampang kalo cari makan.
Sejak pindah ke solo, dan bertemu Rina pertama kali, hati Frans merasa berdebar-debar, sesuatu yang sama dia rasakan saat bertemu Dewi istrinya pertama kali.
Frans tahu ini salah, dan Frans juga sadar dengan umurnya yang sudah separuh baya ini, apalagi Rina adalah istri bawahannya, namun rasa di hati Frans begitu menggelora, setiap Frans melihat Rina, dia begitu berhasrat, dan ingin sekali memanjakan wanita itu.
Frans tak ingin merebut istri orang begitu saja, dia tak mau membuat rumah tangga Andi menjadi rusak, belakangan Frans dibuat bingung dengan sikap istri bawahannya itu, Namun sebagai pemburu kelas dunia dia tau, dia hanya perlu bersabar membidik rusa betina cantik bernama Rina ini.
***