Andi duduk di tepi ranjang, dibawahnya Rina berlutut melakukan oral pada Andi, sebenarnya Rina merasa kemaluan Andi tidaklah terlalu kecil, namun sayangnya tidak mampu bertahan lama, malam ini malam terakhir Rina bersama Andi, besok dia akan kembali ke rumah suami keduanya.
"Bund, enak banget," ucap Andi lirih diliputi birahi, di jambaknya rambut istrinya, suara kecipak ludah Rina seperti sedang menghisap lolipop terdengar erotis, Rina kemudian bangkit, tangannya menuju ke punggungnya, dengan gerakan erotis, Rina melepaskan beha berwarna pink yang dia kenakan.
"Ayah mau ini ?" ujar Rina nakal, tangannya meremas-remas dadanya yang putih mulus, kembali Andi takjub, baru seminggu istrinya di rumah pak Frans, tapi perilakunya sungguh liar seperti ini. Andi menatap payudara indah istrinya dengan puting berwarna pink pucat, kembali dengan tatapan menggoda, Rina meremas remas payudaranya sendiri.
"Yah, ayuk sini," Rina berkata lirih sambil mengarahkan payudaranya ke mulut Andi. "Ahhh sssssssssssssssssssssss enak yah," Rina merasa nikmat, ketika putingnya disedot dalam oleh Andi.
"Terus yahhh, sedot teruss, ohhh enak banget sayang," puting Rina memang sangat sensitif.
Andi lalu menarik tubuh Rina sehingga jatuh ke kasur, di terkamnya Rina yang terlentang, diciuminya mulut Rina dengan penuh napsu. Andi kemudian menjilati sekujur tubuh Rina.
"Ahhhh.. ssssssss." Rina merasa geli bercampur nikmat, tubuh Rina bukanlah seperti dulu, sekarang sentuhan sedikit saja sudah membuat Rina horni, Andi terus menyusuri setiap jengkal kulit mulus istrinya.
Rina menjambak rambut Andi, saat lidah suaminya itu telah tiba di area paling intim dirinya, Rina menggelinjang hebat, tak perlu waktu lama baginya untuk mendapatkan orgasme, kini Rina merasa harus membalas perlakuan suaminya itu.
Rina bangun dan mendorong tubuh Andi hingga terlentang, Rina berdiri diatas lututnya, lalu menungging, tangannya mengambil kemaluan Andi yang telah mengeras sejak tadi, kembali Rina melakukan oral pada suaminya, dengan berbagai gaya yang telah dia praktekan dengan Frans, kini dicobanya dengan Andi.
"Aghhhh..." Andi mengeram hebat sambil menghentak-hentakan pantatnya, Rina tersedak dan terbatuk saat cairan Andi menembak kencang tenggorokannya. Andi lalu menciumi mulut Rina dengan buas, terasa olehnya cairan benihnya sendiri di mulut Rina.
***
Esoknya Jam 7 pag setelah sarapan, kedua pasangan suami-istri itu telah berada di dalam mobil. Andi akan kembali ke Semarang melaksanakan tugasnya sebagai seorang kepala bagian, Rina duduk disampingnya kembali melaksanakan tugasnya sebagai istri dari Frans, suami keduanya.
Andi menatap Rina yang duduk disebelahnya, terlihat sejak bangun pagi tadi, Rina sangat bersemangat, wajahnya terlihat lebih cerah, bagai seorang gadis remaja yang akan berkencan dengan pemuda pujaan hatinya, Andi merasa cemburu melihat perilaku istrinya pagi itu.
"Seneng banget bun!" ujar Andi saat mereka dalam mobil.
"Ya dong yah, pasti ntar malam, bunda bakalan "di hajar" habis-habisan sama mas Frans, hihihi." Ujar Rina tanpa malu. Andi melihat ke arah istrinya, sudah tak terkejut lagi Andi mendengar kata-kata vulgar dari mulut istrinya, Andi melihat Rina menelpon seseorang.
"Pah, udah bangun? Ohhh.. mamah lagi di jalan mau pulang, ya diantar bang Andi, pahh..aku kangennn, ehmmm.. papah kangen aku gak, hiii nakal deh, ya papah sayang..hihihi, jadi papah udah mau berangkat ke kantor, kan masih pagi,"
Andi melihat Rina sedikit merengut, entah apa yang mereka bicarakan.
"Tadinya kirain sempet pagi ini, ihh pura-pura gak tau ya, ahh... itu tuh..kirain mamah, kita masih sempet main seronde dulu hihihi," mendengar itu, Andi menjadi horni, celananya tiba-tiba terasa menyempi, berkali-kali Andi membetulkan letak kemaluannya.
"Ya udah..selamat kerja ya sayang muahhh," ujar Rina mengakhiri pembicaraannya, Rina melirik Andi.
"Yah, minggir bentar." ujar Rina pada Andi, ketika mobil melewati area perkantoran yang masih sepi. Andi melihat dengan pandangan bertanya, Rina menjawab dengan kedipan mata, akhirnya Andi meminggirkan mobilnya.
Rina kemudian membungkukkan badan dibukanya resleting celana Andi, di tariknya kemaluan suaminya, Andi kaget, dia celingukan melihat sekeliling, untung kaca mobil gelap, rasa gelisah takut ada yang liat, dan rasa nikmat yang Andi rasakan bercampur jadi satu di kepala Andi, rasa takut kepergok orang lewat membuat gairahnya menjadi naik cepat, sekitar 10 menit Andi tak tahan melepaskan seluruh cairan benihnya ke mulut Rina.
Rina tersenyum dan mengambil tisu di dashboard, di bersihkannya sisa-sisa sperma suaminya yang berceceran disekitar bibirnya.
"Ahh, kamu gila bun!" ujar Andi sambil merapihkan kembali celananya.
"Ayah suka kan? kan bunda udah janji, walau ayah gak bisa menyetubuhi bunda, tapi bunda akan kasih ayah pelayanan spesial, yaitu pake mulut bunda, hihihi." Jawab Rina mengerling nakal.
"Ohh, Tuhan.." batin Andi.
***