Dua Hari Kemudian
Andi dan Rina kembali berbincang serius, Rina menceritakan tentang rencana promosi Andi seperti yang disampaikan pak Frans wenda. Andi tahu betul bahwa semarang adalah termasuk 5 kota yang bisa mempercepat kariernya, dia merasa ini adalah hal yang sangat langka.
Semua PNS yang berada di departemen ini akan berlomba2 mengisi jabatan di 5 kota ini. loncatan kariernya akan semakin tinggi kedepannya. Bahkan bukan mustahil dia bisa mengisi jabatan kacab kedepannya.
"Tapi ada syaratnya yah, pak Frans wenda ingin bunda melayani dia." Ucap Rina lirih
Andi tau cepat atau lambat ini akan terjadi
"Apakah bunda bersedia? kalau bunda gak mau, ayah juga gak akan mengijinkan, buat apa jabatan." Tukas Andi.
"Ayah gimana sih sudah sejauh ini, masa berhenti, bunda kan dah bilang konsekuensinya pasti akan kaya gini," ujar Rina dengan nada kesal
"Iya bun, ayah juga tau, tapi kan ayah tadi bilang kalo bunda gak mau juga gak apa-apa." Ucap Andi lembut.
"Udah kepalang tanggung ayah, kita harus terus, bunda bicara ama ayah bukan untuk minta ijin ayah soal tidur ama pak Frans wenda." Rina menatap suaminya tajam.
"Maksud bunda?, ayah gak paham." Andi bingung
"Bunda mau terus, dan bersedia tidur dengan pak Frans wenda, tapi bunda gak mau zinah," ucap Rina lugas
Andi terdiam, menunggu sambungan ucapan istrinya ini.
"Bunda bicara ama ayah sekarang ini untuk meminta restu ayah, bunda ingin menikah dengan pak Frans wenda, agar semua ini tidak zinah." Rina tak percaya kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya.
Duarr!!
Kaget bagai tersambar petir Andi mendengar ucapan istrinya ini.
"Bunda udah gila? bunda mau menikah dengan lelaki lain?, gak bisa ini udah kelewatan," Andi bangkit dari kursinya, tangannya mengepal, ditatapnya istrinya tajam.
Andi gusar, emosinya meledak seketika.
"Bunda gila? Lalu siapa yang nyuruh ini, apa bunda yang mau? ayah yang nyuruh bunda melakukan semua ini, sekarang bunda udah menuruti ayah, terus sampai sejauh ini ayah bilang bunda gila? lalu bagaimana pengorbanan bunda, menggoda pak Frans wenda sesuai yang ayah mau, di pegang-pegang agar pak Frans wenda tergila-gila, lalu setelah pak Frans wenda bisa takluk, dan bersedia memenuhi keinganan dan mimpi ayah, segampang itu menghentikan semua ini?? coba ayah jadi bunda gimana perasaan ayah, coba!" Rina juga tak kalah gusar, nada suaranya terdengar histeris, Rina bangkit dari tempat duduknya, dia kemudian masuk kamar sambil menangis, dibantingnya pintu kamar.
Andi hanya tercenung melihat kepergian istrinya, kata-kata istrinya sungguh menusuk hatinya, Andi kembali menghempaskan pantatnya ke kursi, kedua tangannya meremas rambutnya, dia bingung apa yang harus dilakukannya.
Andi merasa bersalah telah menyuruh istrinya berbuat seperti itu, dia istri yang baik, sudah berkorban untuk dirinya, suaminya. Andi sungguh tak tahu harus bagaimana, semalaman suntuk dia berpikir, kemudian dia tertidur disofa.
***
Rina yang pagi itu bangun, sedikit berdosa pada suaminya, sebenarnya tadi malam Rina mengungkit segala pengorbanan dia sebagai seorang istri, karena ingin playing victim.
Sebenarnya dia sudah kesengsem dengan batang besar pak Frans wenda, namun Rina juga mau semuanya bersih tanpa perlu dianggap zinah.
Rina terus membuat Andi merasa bersalah, sehingga dia harap Andi bisa menyetujui pernikahannya dengan pak Frans wenda.
Hari ini kebetulan hari libur, Andi merasa canggung dengan istrinya, dalam pemikiran semalam suntuk dia merasa dia harus bertanggung jawab dengan permainan ini, dia sudah memutuskan sikap.
Andi masuk ke kamar, dia duduk di bangku meja rias istrinya, dipandangi istrinya yang sedang berbaring memainkan hp.
"Bun ayah mau bicara," ucap Andi pelan.
Rina hanya diam sambil terus bermain hp.
"Plis bun, tolong dengerin ayah." Lanjut Andi lagi.
"Ya udah ngomong aja, bunda masih kesel, bunda males liat muka ayah." Jawab Rina dingin.
"Bun ayah izinkan bunda menikahi pak frans wenda." Ucap Andi lirih.
Seketika Rina menghentikan kegiatannya, dia balik badannya dan bangkit duduk dihadapan suaminya yang menunduk.
"Ayah serius?" tanya Rina.
Andi kemudian memandangi wajah istrinya, teringat sepuluh tahun mereka bersama, sekarang Andi yakin bahwa dia sangat mencintai Rina, Andi hanya menganggukan kepala.
"Lalu bagaimana selanjutnya bun? kapan bunda akan menikah, dan bagaimana caranya? ayah bener gak paham." Tanya Andi dengan nada bingung.
"Biarin pak Frans wenda yang mengurus semuanya, kan bunda juga gak mungkin menikah resmi, paling nikah siri, yang penting halal dulu yah," ucap Rina enteng.
"Bunda akan menikah setelah semuanya selesai, ayah sudah dapat SK pengangkatan, baru bunda akan menikah dengan pak Frans wenda." Lanjut Rina.
"Berarti, bunda gak ikut ke semarang?" tanya Andi kemudian.
"Ya gak lah, ayah kan bisa pulang akhir pekan, kalau bunda sudah menikah dengan pak Frans wenda, bunda tinggal di rumah beliau dari senin sampai jumat, lalu bunda akan pulang ke sini sabtu dan minggu, jadi senin dan jumat siang bunda jadi istri pak Frans wenda, jumat malam sampai minggu malam bunda akan jadi istri ayah." Jawab Rina lugas
"Kamu udah sampai mengatur semua itu bun?" tanya Andi.
"Tuh kan mulai lagi." Rina berkata mulai kembali emosi.
"Maaf bun." Ucap Andi lirih.
Tanpa disadari Andi sudah menjadi cuckold yang patuh, dia takut kehilangan istrinya hingga dia mau melakukan apa saja sesuai keinginan istrinya.
***