Chereads / ISTRIKU MENIKAH LAGI / Chapter 8 - TRANSFORMASI RINA

Chapter 8 - TRANSFORMASI RINA

Sejak pagi di kantor , andi tidak bisa konsentrasi, ingin rasanya dia langsung menginterogasi istrinya saat sarapan tadi pagi, namun karena ada rapat penting di kantor andi menunda niatnya itu.

Andi tidak bisa konsentrasi saat rapat, bayangan bayangan yang dia coba reka terus memenuhi benaknya, hari ini terasa berjalan lambat bagi andi.

***

Malamnya

Setelah makan malam, andi kemudian mengajak bicara Rina

"Bun, ayah udah baca chat bunda dengan pak Frans wenda," ucap Andi menatap ke arah istrinya yang sedang membereskan piring di meja makan.

"Ohh, trus gimana menurut ayah," ujar Rina terus membereskan lauk-lauk yang masih tersisa, dan menutupnya dengan tudung saji.

"Kok bunda gak cerita kalau ngundang pak Frans wenda saat ayah ke semarang," tanya Andi.

"Oh itu, maaf yah, bukannya bunda gak mau cerita, kan ayah udah tidur, terus pagi-pagi udah berangkat," Rina kemudian duduk dan melihat ke arah suaminya.

Ditatapnya mata istrinya, andi tidak menemukan kebohongan atau alasan yang dibuat-buat.

"Kan bunda bisa cerita pas ayah pulang," ucap Andi lagi, seprtinya andi merasa kesal

"Tuh kan ayah cemburu, gak asik ah," Rina bangun dari tempat duduknya, dia menuju ke ruang TV

"Gak kok sayang, ayah cuma ingin bunda cerita sejujurnya apa yang terjadi, tanpa ada yang ditutupi," Andi juga mengikuti istrinya ke ruang TV.

"Ya deh, maaf ya yah, oke sekarang ayah mau denger cerita bunda?" tanya Rina kemudian mengambil remote TV.

"Ya dong," jawab Andi singkat sambil mengambil remote Tv yang dipegang Rina, dan meletakkan kembali ke meja.

"Gimana kalau bunda cerita sambil itu," Rina tersenyum nakal ke suaminya.

Hati andi berdebar, rasa gelisah dan kesal, kemudian berganti menjadi berdebar2, Rina bagaikan hidangan lezat saat itu.

"Sambil itu apaan sih maksud bunda?" ujar Andi lirih

"Yuk ikut bunda," Rina menarik tangan suaminya ke kamar, disuruhnya suaminya itu berbaring, lalu kemudian Rina melepaskan celana pendek juga celana dalam suaminya.

"Bunda akan cerita apa yang terjadi siang itu, sambil ngocokin burung ayah, hihihi, ayah suka gak," goda Rina

Rina menggenggam penis andi yang mulai mengeras.

"Loh kok ayah udah berdiri sih, apa jangan-jangan, denger bunda mau cerita jadi berdiri ya," Rina tersenyum menggoda.

Andi hanya diam, agak malu rasanya hatinya, harusnya dia marah, ini malah ngaceng

"Aah, kamu kok jadi nakal bun," wajah Andi bersemu merah.

"Jadi gak mau?" ucap Rina kemudian

"Ah, bunda nih ya, ngeledek terus, masa ayah gak mau, ayuk cerita," ucap Andi.

Rina terkikik geli, malam itu Rina menjelma sebagai pawang sirkus, yang menguasai harimau wannabe seutuhnya.

***

POV RINA

Pak Frans Wenda datang kerumah siang itu, bunda dan pak Frans kan janjian makan siang, menurut bunda, daripada makan diluar, ya mendingan bunda yang masak aja.

Pak Frans Wenda minta bunda pakai daster yang ayah beliin tempo hari itu loh, terus sengaja bunda juga gak pake bra, tau gak puting bunda jadi keras loh yah.

Abis makan kita ngobrol di ruang tamu, bunda duduk disamping pak Frans wenda, dia gak berhenti menatap pundak bunda yang terbuka yah.

Perlahan pak Frans wenda mendekati bunda, rasanya hati bunda mau copot berdebar debar gak karuan. Lalu pak Frans mencium lengan atas bunda, trus tiba tiba dia jilatin, bunda tambah deg-degan dan hanya bisa memejamkan mata.

Tanpa sadar bunda mendesah yah, rasanya geli nikmat, kulit bunda bersentuhan dengan bibir tebalnya, apalagi tangan pak Frans wenda kan berbulu, rasanya gimana gitu.

Lalu pak Frans mencium leher bunda, dia jilatin leher bunda, dia genggam jari bunda dia, trus dia menatap bunda tajam.

Tiba-tiba jari bunda dia hisap, dia bilang jari bunda sangat lentik dan indah, aduhhh rasanya gimana gitu 10 jari tangan bunda dia hisap.

Lidah pak Frans menyusuri tangan bunda. lalu di angkat tangan bunda ke atas kepala. Ternyata dia juga suka kaya ayah, dia jilatin ketiak bunda, bunda rasanya gak kuat gelinya dan ooh nikmat banget.

Lalu dia mencium bibir bunda yah, ganas banget ciumannya, bunda jadi melayang, sampe-sampe air liur pak Frans wenda banyak banget netes dari sela bibir bunda. Trus pak Frans wenda minta bunda menerima ludahnya, bunda juga gak tau, bunda kaya kena hipnotis, bunda hanya membuka mulut, dan pak Frans wenda meludahi mulut bunda yah, bunda malah telen habis liur pak Frans.

Pak Frans sepertinya ketagihan banget ciuman ama bunda, lidah bunda dia hisap, trus pak Frans wenda suruh bunda ludahi mulut dia gantian, kesannya jijik yah, anehnya kok bunda pasrah aja malah bunda menyukai keliaran itu, ada sensasi liar membara di dada bunda.

Pak Frans kemudian mencekik leher bunda, dia menatap tajam bunda, bunda hanya menatap dia dengan pasrah, entahlah seolah-olah dia lah pemilik bunda, oohhh sampai sekarang bunda masih berdebar kalo ingat tatapan mata pak frans.

Tapi hihihi, ada yang lucu loh yah, tiba-tiba dia bisik ke telinga bunda, dek aku pengen nyusu kaya bayi, bunda terkikik geli.

Lalu pak Frans wenda kemudian tiduran di paha bunda, bunda buka daster bunda, lalu bunda pegang buah dada bunda, dan bunda arahkan puting bunda ke mulut pak Frans wenda, ohh dia langsung hisap kencang, bunda hanya mendesah sambil mengelus rambut pak frans.

Andi tambah blingsatan, dia merasakan spermanya sudah ingin berhamburan keluar, tangan halus istrinya begitu cepat mengocok penisnya, dia mencoba bertahan.

Trus bunda gak tahan banget, vagina bunda udah banjir banget, lalu pak Frans bangun dan berjongkok dihadapan bunda, dia membuka celana dalam bunda, gak sadar bunda malah mengangkat pantat bunda, agar dia bisa gampang melepasin celana dalem bunda.

Matanya melotot melihat vagina bunda, dia bilang vagina dek Rina sungguh indah. Bunda kaget sebenernya denger kata kata jorok itu, trus dia tau-tau jilatin vaginabunda, dihisapnya klitoris bunda, dikulum-kulumnya oosss ahhhh, bener bunda gak tahan yah.

Dia lalu juga menggerakkan lidahnya keluar masuk liang bunda, ohhh bener2 terasa geli, nikmat rasanya, apalagi dia juga sambil menjilati lubang pantat bunda.

Gak tahan bunda menggelinjang hebat yah, bunda menjambak rambutnya, dan bunda udah mau menjerit rasanya, tapi takut didenger orang, malu.

Bunda beneran gak tahan, bunda tutup mulut bunda yang rasanya pengen jerit, trus bunda gemeteran, tiba-tiba ada rasa luar biasa menyelimuti seluruh permukaaan leher hingga kepala bunda, bunda orgasme hebat, sampe bunda ngos-ngosan.

Kemudian bunda sekilas liat, pak Frans berusaha membuka celananya, mulutnya tetap mengulum vagina bunda, sepertinya dia mau berlanjut ke arah berikut.

Bunda sadar ohh, bunda tahan kepalanya yang masih menjilati vagina bunda. Bunda berkata lirih sambil tersengal, pak gak boleh pak,,pliss jangan diterusin, aku istri orang, lalu pak Frans wenda melihat kearah bunda.

Ternyata pak Frans Wenda pria gentlement loh yah, dia menghentikan perbuatannya.

Bunda lalu buru-buru memakai semuanya kembali, dia hanya memegang tangan bunda, dia meminta maaf karena sudah kebablasan, dia menatap bunda dengan mesra banget.

Bunda Cuma bisa diam, malu banget, kayaknya dia lihat pipi bunda pasti merah. Lalu pak Frans wenda mengecup kening bunda seolah bunda adalah istrinya, dia bilang gak akan berbuat lebih dari ini kalau bunda tidak mengijinkan, kembali bunda cuma diam.

Kemudian pak Frans wenda pamit pulang, tapi bunda jadi refleks cium tangan dia seolah-olah kaya suami, maaf yah, bunda ga sadar waktu itu."

"Ahhhh crot...bund aku keluar ohhh" andi mengejang air maninya muncrat hingga menembak wajah Rina.

***

Rina kemudian mengelap sperma suaminya yang nempel di hidungnya.

"Ayah kok suka aku cerita kaya gitu," tanya Rina.

"Gak tau bund, ayah juga gak ngerti," jawab andi benar-benar tak tahu apa yang telah terjadi pada dirinya.

Harusnya sebagai suami andi marah mendengar lelaki lain berbuat kurang ajar pada istrinya, ini malah dia merasa bergairah.

Setelah suasana calm down, Andi bertanya pada istrinya tentang malam malam istrinya nelpon pak Frans wenda.

Rina hanya menjawab gak ada yang spesial, Rina bilang hanya temenin pak Frans wenda aja ngobrol, kemudian Rina meninggalkan suaminya tidur.

Andi hanya memandangi istrinya, dia tau istrinya tidak menceritakan dengan jujur saat video call dengan pak Frans wenda, atau mungkin mereka hanya video call saja, tanpa melakukan video call seks?.

Segala macam pikiran berkecamuk di benak andi, dia juga bingung darimana Rina belajar sebinal itu mengocok penisnya.

***